<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d6496619\x26blogName\x3d-::+L+O+V+E+will+S+E+T+you+F+R+E+E::\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://tinneke.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://tinneke.blogspot.com/\x26vt\x3d-6149671454343776068', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Tuesday, December 27, 2011

Sinyal yang Lemah 

Setiap Natal aku selalu bertanya kepada Tuhan mau merayakan Natal di mana ya, tahun ini.

Kali ini, aku juga belum bisa memutuskan mau Natalan di mana. Bahkan, sampai Jumat malam, aku masih belum bisa memastikan. Tidak ada tanda-tanda saya harus ke mana di malam Natal ini.

Sabtu pagi, saat akan berangkat kerja, aku  bertemu dengan seorang Tante yang setiap hari aku temui. 

"Nanti misa Natal di mana?" kata dia.

"Saya belum tahu, mungkin di sini...."

Saya melihat ada kilatan kegembiraan di mata tuanya. Saking kecilnya, saya bicara lagi untuk memastikan itu.

"Saya sih maunya di sini, biar dekat, tapi...." 

Kilatan kegembiraan di mata Tante itu muncul lagi dan lebih terang. Dia juga tersenyum hingga giginya kelihatan.

Hati saya bergetar pelan dan aku langsung bicara, "Aku Natalan di sini. Nanti malam kita misa sama-sama ya."

Tante itu benar-benar tersenyum memamerkan giginya. Matanya itu, penuh kegembiraan.

Sampai akhirnya kami berdua misa di malam Natal. Kami duduk terpisah karena begitu banyak umat yang datang. Tapi, sesekali saya melihat dia mengusap air matanya.

Selesai misa, aku  menunggu umat pulang karena Tante yang malam itu mengenakan baju kembang-kembang merah muda, ingin berdoa bersama Bunda Maria.

Dalam perjalanan ke tempat doa, aku  melihat ada bekas air mata di pipinya.

"Haiiii di malam bayi Yesus lahir kok menangis," aku mengatakan itu untuk menggodanya.

Matanya makin berkaca. "Ini hari saya punya ulang tahun," kata Tante.

Aku langsung memeluk dan menciumnya. Saat itu, aku melihat beberapa suster yang sering aku temui. 

"Suster, Tante ini ulang tahuuuunnn," kataku.

Suster-suster langsung mendekatinya. Ada yang mengucapkan selamat ulang tahun dengan menjabat tangannya. Ada beberapa yang memeluk dan menciumnya.

"Kamu bikin saya malu  sajaaa," kata Tante  tertawa, tapi tersipu juga.

Entah kenapa, aku  merasa Tante banyak  merayakan ulang tahunnya sendirian. Tidak banyak orang luar yang menyalami ketika Tante merayakan hari kelahirannya. Karena itu, aku  seperti ingin bilang pada semua orang untuk memberi Tante ucapan selamat ulang tahun.

Kemudian, aku meninggalkan Tante berdoa sendirian. Saat itu, aku bertemu seorang teman  dan kami bercerita.

Selesai Tante berdoa, temanku mengucapkan selamat ulang tahun pada Tanteku dan menggodanya. Kami bertemu lagi dengan beberapa suster dan Romo di luar. Dan, lagi-lagi, aku  bilang pada mereka bahwa Tante ulang tahun. Tante terlihat gembira meski malu karena beberapa Romo dan banyak suster yang menyapa dia dengan hangat di hari ultahnya.

Akhirnya aku  dan temanku mengantarkan Tante  pulang baru kemudian kami keluar untuk makan malam.

Memang, selalu ada sesuatu yang indah saat Natal. Aku  hampir saja melewatkan kegembiraan Natal andai  tidak mendengar getaran lembut di hatiku pagi itu.

Di Sabtu itu, aku belajar satu: lebih peka lagi pada suara kecil di hatiku. Lebih mendengar sinyal dari dalam hatiku, meski begitu lemah. Sebab, senyum, celotehan, tawa, dan gerak tubuh Tante malam itu membuat aku  benar-benar bisa merasakan kegembiraan dalam diri Tante.

Natal tahun ini begitu sederhana, seperti kandang Yesus di Bethlehem, tapi hatiku benar-benar hangat oleh kasih dan damai.

Labels:


Thursday, December 22, 2011

Mulut untuk Memuji 

"Hari ini tanggal berapa ya," kata Romo saat mau memulai misa.

Serentak umat--yang kebanyakan suster dan tidak sampai lima orang awam, termasuk aku--menjawab, "tanggal 22."

"Hari ini Hari Ibu, ya," kata Romo lagi.

Oh, iya ya, aku baru ingat sekarang Hari Ibu.... Selamat Hari Ibu! :-)

"Nggak kebetulan bacaan hari ini tentang Maria dan Hana," kata Romo lagi.

Romo bilang tidak mau berkotbah panjang tentang mereka berdua. Dan pagi tadi, Romo mengingatkan aku supaya seperti Maria, ibu Tuhan Yesus. "Yang menggunakan mulutnya untuk memuji Tuhan."

Lalu kata Maria:

"Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.
Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.

Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya;

Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah;

Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;

Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya,
seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." (Lukas 1:46-56)

Wednesday, December 21, 2011

Seganjil Hati 

"Apa saja yang kamu kerjakan, kerjakanlah dengan segenap hati, seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 23:3)

Tadi pagi aku dan seorang teman bersaat teduh bareng. Hari ini kami merenungkan tentang Firman dalam Kolose 23:3.

Satu hal yang menarik kami renungkan hari ini adalah kata "segenap hati".


"Apa yang membuat aku tidak bisa bekerja segenap hati, seperti untuk Tuhan?" kata temanku.

"Apa yang membuat aku nggak bisa segenap hati?" dia berkata lagi.

Kita saling melihat dan tertawa bareng.

"Aku sering lo lagi doa terus minta izin sama Tuhan, maaf Bapa, nyuci dulu, nanti baru aku lanjut doa lagi...," kataku.

"Ha ha ha ha. Aku juga sering lagi doa, terus berhenti, motong kuku dan kadang-kadang tinggalin doa untuk nyuci juga," kata temanku.

Walah-walahhhhhhh. Mana bisa bekerja sepenuh hati seperti untuk Tuhan kalau begini....

"Ternyata selama ini aku selalu bekerja seganjil hati..." kataku lagi.

Temanku tertawa lagi. Aku juga ikut tertawa.

"Iya, ya, selama ini aku banyak bekerja dengan seganjil hati terus.... yang bekerja dengan segenap hati untukku itu malah Tuhan...."

Kami berdua sama-sama terdiam! Nggak ada yang lucu!

Sunday, December 18, 2011

Corona Adven IV 

Musim silih berganti, kita kembali memandang tanda sederhana lilin pada mahkota atau Corona Adven. Tanda ini mengingatkan kita semua akan janji Tuhan kepada dunia: Kristus, Cahaya dan Pengharapan kita akan datang. Dialah yang memenuhi nubuat Nabi Yesaya.

“Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar, mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapanMu, seperti sukacita di wkatu panen (Yes 9:1-9).

Sebagaimana cahaya menyala dari lilin Corona ini, semoga berkat Allah menaungi keluarga kita menerangi jalan dan menuntun kita kepada kebenaran Kristus.

(Hening sejenak menyampaikan intensi........)

Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Maharahim, kasih-Mu sungguh luar biasa bagi kami
dan Engkau menyalakan semangat persaudaraan sejati Keluarga Kudus dari Nazaret
dalam hati keluarga-keluarga Kristiani di manapun mereka berada.
Semoga dalam masa Adven yang penuh rahmat ini,
Engkau menguatkan keluarga-keluarga Kristiani
dengan Sakramen Ekaristi yang merupakan sumber
dan puncak iman dan Gereja kudus.
Bimbinglah kami untuk senantiasa menghadiri perayaan Ekaristi
serta menyambut tubuh dan darah Putera-Mu, Yesus Kristus,
yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus,
Allah sepanjang segala masa.Amin.

Minggu Adven IV:
Semoga dengan terang Lilin Adven ke-4 ini kami dapat meneladani Bunda Maria dengan berani mengatakan, “Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu.” Ajarlah kami memiliki semangat penyerahan yang utuh kepada-Mu supaya kami dapat menyongsong kehadiran Yesus Putra-Mu, Amin.

Bapa Kami
Salam Maria 3 x
Kemuliaan

Doa Penutup
Ya, Bapa, yang Maha Pengasih terima kasih
atas rahmat dan karunia yang Kau limpahkan
dalam diri kami bersama keluarga selama masa Adven ini.
Kiranya kehadiranMu dalam Perayaan Ekaristi menjadikan hidup kami
lebih berarti dan menjadi saluran cinta kasih dan berkat
bagi bagi sesama, khususnya dalam keluarga kami.
Mampukan kami untuk menyampaikan kabar suka cita-Mu
kepada sesama sehingga mereka memperoleh keselamatan.
Semuanya ini kami panjatkan
dengan perantaraan Kristus Tuhan dan Juru Selamat kami.
Amin.

Doa Keluarga
Ya Bapa, bersama dengan Keluarga Kudus-Mu di Nazaret,
kami ingin berdoa kepada-Mu:
Jadikanlah kami seperti mereka yang setia
dalam tugas hidup berkeluarga.
Jadikanlah kami seperti mereka yang sabar
dalam mengatasi cobaan-cobaan hidup berkeluarga.
Jadikan kami seperti mereka yang tekun
dalam iman akan Engkau yang menyelamatkan.
Jadikanlah kami seperti mereka yang tekun
dalam iman akan Engkau yang menyelamatkan.
Jadikanlah kami seperti mereka yang tekun berharap
akan keselamatan yang Kau janjikan.
Jadikanlah kami seperti mereka yang tekun
dalam cinta kasih kepada-Mu dan sesama.

(Hening sejenak.....)

Yesus, Maria, Yosef,
semoga kami dapat seperti-Mu
yang setia, sabar, dan bertekun dalam iman, harapan dan kasih.
Dampingilah dan doakan kami.
Terpujilah nama Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan Santo Yosef
sekarang dan selama-lamanya. Amin.

Doa Tahun Ekaristi
Karena roti adalah satu, maka kita yang banyak ini merupakan satu Tubuh; sebab kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu. (1 Kor 10:17)

Ya, Bapa, melalui perayaan Ekaristi,
kami Kau satukan dengan Kristus dan sesama.
Semoga Roh-Mu memperdalam iman kami.
Iman akan Kristus yang hadir dalam perayaan ekaristi.
Semoga kami dapat meyiapkan hati dan pikiran juga penampilan kami.
Allah Bapa kami, kami pun diteguhkan untuk semakin bersaudara dengan sesama,
khususnya pada saat bertugas sebagai pelayan altar-Mu,
menjadi petugas tatib, koor, dan petugas-petugas lain dalam ekaristi.
Allah Bapa kami, utuslah kami agar dapat membantu sesama
dengan pelayanan kasih yang total tanpa pamrih.
Bunda Maria, Bunda kaum beriman doakanlah kami.
Amin

Selamat memasuki masa Adven menyambut kedatangan Sang Immanuel. Semoga sesuai dengan Tema Adven 2011: Ekaristi Sumber Berkat Dalam Keluarga, kita semakin mencintai Keluarga dan Ekaristi. Terima kasih untuk partisipasi Anda mendukung Perayaan Natal Tahun 2011. (Sie Liturgi Dekenat Jakarta Pusat)

Labels:


Sunday, December 11, 2011

Corona Adven III 

Musim silih berganti, kita kembali memandang tanda sederhana lilin pada mahkota atau Corona Adven. Tanda ini mengingatkan kita semua akan janji Tuhan kepada dunia: Kristus, Cahaya dan Pengharapan kita akan datang. Dialah yang memenuhi nubuat Nabi Yesaya.

“Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar, mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapanMu, seperti sukacita di wkatu panen (Yes 9:1-9).

Sebagaimana cahaya menyala dari lilin Corona ini, semoga berkat Allah menaungi keluarga kita menerangi jalan dan menuntun kita kepada kebenaran Kristus.

(Hening sejenak menyampaikan intensi........)

Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Maharahim, kasih-Mu sungguh luar biasa bagi kami
dan Engkau menyalakan semangat persaudaraan sejati Keluarga Kudus dari Nazaret
dalam hati keluarga-keluarga Kristiani di manapun mereka berada.
Semoga dalam masa Adven yang penuh rahmat ini,
Engkau menguatkan keluarga-keluarga Kristiani
dengan Sakramen Ekaristi yang merupakan sumber
dan puncak iman dan Gereja kudus.
Bimbinglah kami untuk senantiasa menghadiri perayaan Ekaristi
serta menyambut tubuh dan darah Putera-Mu, Yesus Kristus,
yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus,
Allah sepanjang segala masa.Amin.

Minggu Adven III
Semoga dengan terang Lilin Adven ketiga ini, kami menyadari bahwa Engkaulah terang dunia yang memampukan kami untuk menjadi saksi Kristus sehingga semua orang menjadi percaya. Amin.

Bapa Kami
Salam Maria 3 x
Kemuliaan

Doa Penutup
Ya, Bapa, yang Maha Pengasih terima kasih
atas rahmat dan karunia yang Kau limpahkan
dalam diri kami bersama keluarga selama masa Adven ini.
Kiranya kehadiranMu dalam Perayaan Ekaristi menjadikan hidup kami
lebih berarti dan menjadi saluran cinta kasih dan berkat
bagi bagi sesama, khususnya dalam keluarga kami.
Mampukan kami untuk menyampaikan kabar suka cita-Mu
kepada sesama sehingga mereka memperoleh keselamatan.
Semuanya ini kami panjatkan
dengan perantaraan Kristus Tuhan dan Juru Selamat kami.
Amin.

Doa Keluarga
Ya Bapa, bersama dengan Keluarga Kudus-Mu di Nazaret,
kami ingin berdoa kepada-Mu:
Jadikanlah kami seperti mereka yang setia
dalam tugas hidup berkeluarga.
Jadikanlah kami seperti mereka yang sabar
dalam mengatasi cobaan-cobaan hidup berkeluarga.
Jadikan kami seperti mereka yang tekun
dalam iman akan Engkau yang menyelamatkan.
Jadikanlah kami seperti mereka yang tekun
dalam iman akan Engkau yang menyelamatkan.
Jadikanlah kami seperti mereka yang tekun berharap
akan keselamatan yang Kau janjikan.
Jadikanlah kami seperti mereka yang tekun
dalam cinta kasih kepada-Mu dan sesama.

(Hening sejenak.....)

Yesus, Maria, Yosef,
semoga kami dapat seperti-Mu
yang setia, sabar, dan bertekun dalam iman, harapan dan kasih.
Dampingilah dan doakan kami.
Terpujilah nama Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan Santo Yosef
sekarang dan selama-lamanya. Amin.

Doa Tahun Ekaristi
Karena roti adalah satu, maka kita yang banyak ini merupakan satu Tubuh; sebab kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu. (1 Kor 10:17)

Ya, Bapa, melalui perayaan Ekaristi,
kami Kau satukan dengan Kristus dan sesama.
Semoga Roh-Mu memperdalam iman kami.
Iman akan Kristus yang hadir dalam perayaan ekaristi.
Semoga kami dapat meyiapkan hati dan pikiran juga penampilan kami.
Allah Bapa kami, kami pun diteguhkan untuk semakin bersaudara dengan sesama,
khususnya pada saat bertugas sebagai pelayan altar-Mu,
menjadi petugas tatib, koor, dan petugas-petugas lain dalam ekaristi.
Allah Bapa kami, utuslah kami agar dapat membantu sesama
dengan pelayanan kasih yang total tanpa pamrih.
Bunda Maria, Bunda kaum beriman doakanlah kami.
Amin

Selamat memasuki masa Adven menyambut kedatangan Sang Immanuel. Semoga sesuai dengan Tema Adven 2011: Ekaristi Sumber Berkat Dalam Keluarga, kita semakin mencintai Keluarga dan Ekaristi. Terima kasih untuk partisipasi Anda mendukung Perayaan Natal Tahun 2011. (Sie Liturgi Dekenat Jakarta Pusat)

Labels:


Tuesday, December 06, 2011

Satu yang Hilang 

Injil Matius 18:12-14 yang dibacakan Romo saat misa pagi tadi menyodokku. Perikop berjudul "Perumpamaan tentang domba yang hilang" ini membuat hatiku meleleh. Ditambah lagi dengan kotbah Romo yang intinya menegaskan bahwa Bapa di surga akan selalu mencari anak-anaknya yang hilang. Kata " mencari satu yang hilang" inilah yang benar-benar menyentuhku.

Hari Minggu kemarin, Nera kehilangan handphone-nya di sebuah mal. HP putihnya, hadiah dari Is--adik perempuanku yang cantik dan imut--ini baru saja diberi chasing warna biru navy. Tak jelas hilang di mana. Yang pasti kita baru menyadari HP nakal itu lenyap setelah Nera kembali dari toilet.

Nera, gadis kecil yang mandiri dan pemberani ini turun sendiri ke lantai bawah menemui Pak Satpam untuk mengadukan dia kehilangan HP. Nera kembali dengan bibir kering dan air mata penuh di kelopak matanya yang sebulat purnama.

"Nggak ada Ne," kata dia menangis.

Aku mencoba menelepon nomor Nera, tapi suara di ujung telepon berkata "nomor yang Anda panggil sedang dialihkan." Wulan menelepon dan terdengar suara pria yang menjawab "halo" kemudian menutup telepon.

Aku mencoba menenangkan Nera supaya merelakan HP-nya itu. "Nggak apa-apa ya, lupain aja ya. Kalau sudah hilang mau diapain lagi." Nera diam, memegang tanganku kencang, dan menangis lagi.

Aku memutuskan untuk segera keluar dari mal. Tapi, sebelum pulang, aku sempat mengatakan kehilangan ini pada seorang Mba SPG. Dia mengingatkan kami bahwa dari tadi petugas informasi sudah berkali-kali mengumukan soal penemuan HP.

Aku, Wulan, Moses dan Nera turun ke lantai bawah dan menemui Satpam yang berdiri bersama seorang petugas berkemeja putih lengan pendek. Lagi-lagi Nerataga, gadis kecil yang pemberani ini maju duluan mendekati Satpam yang sama yang dia temui tadi. Aku mengikutinya dan memberi penjelasan. Dari pertanyaan-pertanyaan Satpam, aku kok curiga....

Satpam meninggalkan pria berbaju putih itu. Kami mengekor Pak Satpan. Sekitar 50 meter dari pria berkemeja putih itu Pak Satpam menanyakan HP itu hilang di mana. Kami semua--kecuali Nera--serentak menjawab "di lantai 2."

'Tadi katanya hilang di toilet," kata Pak Satpam melihat Nera sambil memegang handy talkie buku catatan, dan pulpen.

"Kami baru sadar HP itu hilang setelah dia kembali dari toilet Pak," aku menjelaskan.

Pak Satpam kembali menuju pria berbaju putih setelah mencatat nomor Nera dan meminta aku menelepon nomor Nera. Aku pun menelepon nomor Nera kemudian mendekati Pak Satpam.

Nera yang sudah lebih dulu mengikuti Pak Satpam mencolek aku dan berkali-kali bilang "Itu HP Nera. Tuh kan, itu HP Nera!" dengan pandangan yang tidak lepas dari tangan pria berkemeja putih yang ternyata memegang HP putih dengan chasing biru navy.

"Tuh ada uang Rp2.000 di dalam chasing," kata Nera. Pria itu refleks memperhatikan chasing dan memang kelihatan ada selipan uang kertas di situ. Nera kembali memastikan itu HP-nya dengan menyebut ciri aksesori gantungan HP-nya. Dan, kembali pria itu memperhatikan gantungan HP berwarna biru.

Singkat kata, akhirnya HP Nera balik ke tangan Nera. Kami juga tidak mau bertanya di mana HP itu ditemukan.

Kata "mencari satu yang hilang" yang aku dengar dalam Injil dan kotbah Romo pagi ini menjadi "sesuatu banget". Sehari sebelumnya, aku, Wulan, Moses, dan Nera mengalami betapa penjagaan Tuhan sungguh luar biasa atas kami sehingga HP Nera yang hilang di keramaian bisa kembali tanpa usaha yang terlalu keras. Meski ada air mata, kesal, dan putus asa.

Kemarin siang kami berempat merasakan bahwa Tuhan Yesus sendiri yang mencari HP Nera yang hilang itu. Betapa luar biasanya berada dalam penjagaan Tuhan Yesus!

Aku juga tersadar betapa aku kerap menyepelekan sesuatu yang hilang dan kurang peka untuk "mencari satu yang hilang" di kitaran hidupku. Aku sering kurang peduli dan tidak bersemangat ikut mencari atau minimal menemani orang-orang di sekelilingku yang mungkin sedang kehilangan: sukacita, tenaga, harapan, teman, cinta, dan kehilangan iman... apalagi jika cuma satu....

Aku tersenyum lebar, betapa Papa-ku di sorga, Gembalaku yang Baik selalu ada untuk mencari aku yang sering "hilang" dan kadang-kadang membiarkan aku mengalami "kehilangan"....

Ternyata, pagi ini aku merasakan bahwa aku malah tidak kehilangan apa pun. Karena sesuatu yang aku pikir hilang itu memang cuma Papa di Surga yang tahu di mana menemukannya :-) Papaku di sorga bahagia menemukan satu yang hilang itu....

Kadang-kadang aku juga nggak sadar aku sering tersesat atau dengan sadar berlalu dari Terang Tuhan Yesus dan tak ngeh bahwa Tuhan pasti akan mencariku, tak peduli aku mau atau tidak.

Kata Yesus "And if he finds it, I tell the truth he is happier about that ones sheep than about the ninety-nine that did not wander off. In the same way your Father in heaven is not willing that any of these little ones should be lost.”

Sunday, December 04, 2011

Corona Adven II 

Musim silih berganti, kita kembali memandang tanda sederhana lilin pada mahkota atau Corona Adven. Tanda ini mengingatkan kita semua akan janji Tuhan kepada dunia: Kristus, Cahaya dan Pengharapan kita akan datang. Dialah yang memenuhi nubuat Nabi Yesaya.

“Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar, mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapanMu, seperti sukacita di wkatu panen (Yes 9:1-9).

Sebagaimana cahaya menyala dari lilin Corona ini, semoga berkat Allah menaungi keluarga kita menerangi jalan dan menuntun kita kepada kebenaran Kristus.

(Hening sejenak menyampaikan intensi........)
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Maharahim, kasih-Mu sungguh luar biasa bagi kami
dan Engkau menyalakan semangat persaudaraan sejati Keluarga Kudus dari Nazaret
dalam hati keluarga-keluarga Kristiani di manapun mereka berada.
Semoga dalam masa Adven yang penuh rahmat ini,
Engkau menguatkan keluarga-keluarga Kristiani
dengan Sakramen Ekaristi yang merupakan sumber
dan puncak iman dan Gereja kudus.
Bimbinglah kami untuk senantiasa menghadiri perayaan Ekaristi
serta menyambut tubuh dan darah Putera-Mu, Yesus Kristus,
yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus,
Allah sepanjang segala masa.Amin.

Minggu Adven II
Semoga dengan terang Lilin Adven kedua ini, kami dapat mempersiapkan jalan untuk sesama yang mendambakan keselatan. Bukalah hati kami agar bertobat dan mengakui dosa kami supaya layak menyambut kedatangan Tuhan kami, Yesus Kristus, Amin.

Bapa Kami
Salam Maria 3 x
Kemuliaan

Doa Penutup
Ya, Bapa, yang Maha Pengasih terima kasih
atas rahmat dan karunia yang Kau limpahkan
dalam diri kami bersama keluarga selama masa Adven ini.
Kiranya kehadiranMu dalam Perayaan Ekaristi menjadikan hidup kami
lebih berarti dan menjadi saluran cinta kasih dan berkat
bagi bagi sesama, khususnya dalam keluarga kami.
Mampukan kami untuk menyampaikan kabar suka cita-Mu
kepada sesama sehingga mereka memperoleh keselamatan.
Semuanya ini kami panjatkan
dengan perantaraan Kristus Tuhan dan Juru Selamat kami.
Amin.

Doa Keluarga
Ya Bapa, bersama dengan Keluarga Kudus-Mu di Nazaret,
kami ingin berdoa kepada-Mu:
Jadikanlah kami seperti mereka yang setia
dalam tugas hidup berkeluarga.
Jadikanlah kami seperti mereka yang sabar
dalam mengatasi cobaan-cobaan hidup berkeluarga.
Jadikan kami seperti mereka yang tekun
dalam iman akan Engkau yang menyelamatkan.
Jadikanlah kami seperti mereka yang tekun
dalam iman akan Engkau yang menyelamatkan.
Jadikanlah kami seperti mereka yang tekun berharap
akan keselamatan yang Kau janjikan.
Jadikanlah kami seperti mereka yang tekun
dalam cinta kasih kepada-Mu dan sesama.

(Hening sejenak.....)

Yesus, Maria, Yosef,
semoga kami dapat seperti-Mu
yang setia, sabar, dan bertekun dalam iman, harapan dan kasih.
Dampingilah dan doakan kami.
Terpujilah nama Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan Santo Yosef
sekarang dan selama-lamanya. Amin.

Doa Tahun Ekaristi
Karena roti adalah satu, maka kita yang banyak ini merupakan satu Tubuh; sebab kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu. (1 Kor 10:17)

Ya, Bapa, melalui perayaan Ekaristi,
kami Kau satukan dengan Kristus dan sesama.
Semoga Roh-Mu memperdalam iman kami.
Iman akan Kristus yang hadir dalam perayaan ekaristi.
Semoga kami dapat meyiapkan hati dan pikiran juga penampilan kami.
Allah Bapa kami, kami pun diteguhkan untuk semakin bersaudara dengan sesama,
khususnya pada saat bertugas sebagai pelayan altar-Mu,
menjadi petugas tatib, koor, dan petugas-petugas lain dalam ekaristi.
Allah Bapa kami, utuslah kami agar dapat membantu sesama
dengan pelayanan kasih yang total tanpa pamrih.
Bunda Maria, Bunda kaum beriman doakanlah kami.
Amin

Selamat memasuki masa Adven menyambut kedatangan Sang Immanuel. Semoga sesuai dengan Tema Adven 2011: Ekaristi Sumber Berkat Dalam Keluarga, kita semakin mencintai Keluarga dan Ekaristi. Terima kasih untuk partisipasi Anda mendukung Perayaan Natal Tahun 2011 (Sie Liturgi Dekenat Jakarta Pusat)

Labels:


home

my book
It's my first book!
messages
Name :
Web URL :
Message :


archives
February 2004
March 2004
April 2004
May 2004
June 2004
July 2004
August 2004
September 2004
October 2004
November 2004
December 2004
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
November 2006
December 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
December 2007
January 2008
February 2008
May 2008
July 2008
August 2008
November 2008
January 2009
February 2009
March 2009
August 2009
October 2009
April 2011
June 2011
July 2011
November 2011
December 2011
April 2012
June 2012
November 2013
December 2014

links
Detik
Desa-Pelangi
Tempo
Kompas
Liputan6
Journey
Christian Women

resources
Tagboard
Blogger
Google
SXC
HTML
Haloscan
Gettyimages

hit counter
Free Web Counter

BlogFam Community