<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d6496619\x26blogName\x3d-::+L+O+V+E+will+S+E+T+you+F+R+E+E::\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://tinneke.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://tinneke.blogspot.com/\x26vt\x3d-6149671454343776068', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Tuesday, December 27, 2011

Sinyal yang Lemah 

Setiap Natal aku selalu bertanya kepada Tuhan mau merayakan Natal di mana ya, tahun ini.

Kali ini, aku juga belum bisa memutuskan mau Natalan di mana. Bahkan, sampai Jumat malam, aku masih belum bisa memastikan. Tidak ada tanda-tanda saya harus ke mana di malam Natal ini.

Sabtu pagi, saat akan berangkat kerja, aku  bertemu dengan seorang Tante yang setiap hari aku temui. 

"Nanti misa Natal di mana?" kata dia.

"Saya belum tahu, mungkin di sini...."

Saya melihat ada kilatan kegembiraan di mata tuanya. Saking kecilnya, saya bicara lagi untuk memastikan itu.

"Saya sih maunya di sini, biar dekat, tapi...." 

Kilatan kegembiraan di mata Tante itu muncul lagi dan lebih terang. Dia juga tersenyum hingga giginya kelihatan.

Hati saya bergetar pelan dan aku langsung bicara, "Aku Natalan di sini. Nanti malam kita misa sama-sama ya."

Tante itu benar-benar tersenyum memamerkan giginya. Matanya itu, penuh kegembiraan.

Sampai akhirnya kami berdua misa di malam Natal. Kami duduk terpisah karena begitu banyak umat yang datang. Tapi, sesekali saya melihat dia mengusap air matanya.

Selesai misa, aku  menunggu umat pulang karena Tante yang malam itu mengenakan baju kembang-kembang merah muda, ingin berdoa bersama Bunda Maria.

Dalam perjalanan ke tempat doa, aku  melihat ada bekas air mata di pipinya.

"Haiiii di malam bayi Yesus lahir kok menangis," aku mengatakan itu untuk menggodanya.

Matanya makin berkaca. "Ini hari saya punya ulang tahun," kata Tante.

Aku langsung memeluk dan menciumnya. Saat itu, aku melihat beberapa suster yang sering aku temui. 

"Suster, Tante ini ulang tahuuuunnn," kataku.

Suster-suster langsung mendekatinya. Ada yang mengucapkan selamat ulang tahun dengan menjabat tangannya. Ada beberapa yang memeluk dan menciumnya.

"Kamu bikin saya malu  sajaaa," kata Tante  tertawa, tapi tersipu juga.

Entah kenapa, aku  merasa Tante banyak  merayakan ulang tahunnya sendirian. Tidak banyak orang luar yang menyalami ketika Tante merayakan hari kelahirannya. Karena itu, aku  seperti ingin bilang pada semua orang untuk memberi Tante ucapan selamat ulang tahun.

Kemudian, aku meninggalkan Tante berdoa sendirian. Saat itu, aku bertemu seorang teman  dan kami bercerita.

Selesai Tante berdoa, temanku mengucapkan selamat ulang tahun pada Tanteku dan menggodanya. Kami bertemu lagi dengan beberapa suster dan Romo di luar. Dan, lagi-lagi, aku  bilang pada mereka bahwa Tante ulang tahun. Tante terlihat gembira meski malu karena beberapa Romo dan banyak suster yang menyapa dia dengan hangat di hari ultahnya.

Akhirnya aku  dan temanku mengantarkan Tante  pulang baru kemudian kami keluar untuk makan malam.

Memang, selalu ada sesuatu yang indah saat Natal. Aku  hampir saja melewatkan kegembiraan Natal andai  tidak mendengar getaran lembut di hatiku pagi itu.

Di Sabtu itu, aku belajar satu: lebih peka lagi pada suara kecil di hatiku. Lebih mendengar sinyal dari dalam hatiku, meski begitu lemah. Sebab, senyum, celotehan, tawa, dan gerak tubuh Tante malam itu membuat aku  benar-benar bisa merasakan kegembiraan dalam diri Tante.

Natal tahun ini begitu sederhana, seperti kandang Yesus di Bethlehem, tapi hatiku benar-benar hangat oleh kasih dan damai.

Labels:


0 Comments :

Post a Comment

home

my book
It's my first book!
messages
Name :
Web URL :
Message :


archives
February 2004
March 2004
April 2004
May 2004
June 2004
July 2004
August 2004
September 2004
October 2004
November 2004
December 2004
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
November 2006
December 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
December 2007
January 2008
February 2008
May 2008
July 2008
August 2008
November 2008
January 2009
February 2009
March 2009
August 2009
October 2009
April 2011
June 2011
July 2011
November 2011
December 2011
April 2012
June 2012
November 2013
December 2014

links
Detik
Desa-Pelangi
Tempo
Kompas
Liputan6
Journey
Christian Women

resources
Tagboard
Blogger
Google
SXC
HTML
Haloscan
Gettyimages

hit counter
Free Web Counter

BlogFam Community