<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d6496619\x26blogName\x3d-::+L+O+V+E+will+S+E+T+you+F+R+E+E::\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://tinneke.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://tinneke.blogspot.com/\x26vt\x3d-6149671454343776068', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Monday, November 27, 2006
TEN RULES FOR A BLESSED DAY

1. TODAY I WILL NOT STRIKE BACK . . .
If someone is rude, if someone is impatient, if someone is unkind,
I Will not respond in a like manner.

2. TODAY I WILL ASK GOD TO BLESS MY 'ENEMY'
If I come across someone who treats me harshly or unfairly, I will
Quietly ask God to bless that individual. I understand "enemy" could be
A family member, neighbor, co-worker or stranger.

3. TODAY I WILL BE CAREFUL ABOUT WHAT I SAY . . .
I will carefully choose and guard my words being certain that I do not
Spread gossip.

4. TODAY I WILL GO THE EXTRA MILE . . .
I will find ways to help share the burden of another person.

5. TODAY I WILL FORGIVE . . .
I will forgive any hurts or injuries that come my way.

6. TODAY I WILL DO SOMETHING KIND FOR SOMEONE, (BUT I WILL DO IT IN SECRET . . . )
I will reach out anonymously and bless the life of another.

7. TODAY I WILL TREAT OTHERS THE WAY I WISH TO BE TREATED . . .
I will practice the golden rule. "Do Unto others as I would have them do Unto me"- with EVERYONE I encounter.

8. TODAY I WILL RAISE THE SPIRITS OF SOMEONE WHO IS DISCOURAGED . . .
My smile, my words, my expression of support, can make the difference to Someone who is wrestling with life.

9. TODAY I WILL NURTURE MY BODY . . .
I will eat less . . . I will eat only healthy foods. I will thank God For my body.

10. TODAY I WILL GROW SPIRITUALLY . . .
I will spend a little more time in prayer today. I will begin reading Something spiritual or inspirational; I will find a quiet place (at some Point during this day) and listen to God's voice.

Luke 10:27
He answered: " 'Love the Lord your God with all your heart and with all
Your soul and with all your strength and with all your mind'; and, 'Love
Your neighbor as yourself.'"

Luke 10:27
We learn three principles about loving our neighbor: (1) lack of love is
Often easy to justify, even though it is never right; (2) our neighbor
Is anyone of any race, creed, or social background who is in need; and
(3) love means acting to meet the person's needs.
Wherever you live, there are needy people close by. There is no good
Reason for refusing to help.

Remember, today is a gift from God so treat it preciously

--Author Unknown--

Saturday, November 25, 2006
Sesama Dilarang Saling

Aku selalu geleng-geleng kepala melihat mereka yang gemar olahraga petualang. Berdecak kagum. Tapi juga dalam hati bilang: "Gila!"

Seperti juga saat menulis tentang para petualang dalam gua. Memang sih, dari foto-foto dan video, pemandangan di bawah tanah benar-benar cantik. Bayangkan ada kanopi dalam gua. Staklatit dan stalagmit. Sumber air dalam gua. Mengagumkan.

Aku jadi ingat melihat foto-foto alam di Manggarai, Flores. Pemandangan yang dibidik dengan kamera wide angle ini benar-benar indah. Terus terang aku cuma berhenti pada mengagumi. Cukup melihat foto saja. Untuk sampai pada lokasi fotografer mengambil gambar, hmmm, maaf-maaf saja.

Tapi, itulah yang membuat aku angkat topi buat mereka yang suka berpetualang. Kalau bisa, aku ingin meminjam semua indra mereka agar dapat minimal membayangkan sedikit pengalaman mereka. Itu sudah cukup. Tak perlu mengalami bersusah-susah (apa bersenang-senang ya???) untuk menikmati keindahan.

Aku juga tidak habis mengerti mendengar pengakuan seorang penelusur gua. "Saat gelap abadi, aku merenung tentang kehidupan. Mentok-mentoknya ingat Tuhan." Dalam pikiranku, ingat Tuhan kok jauh-jauh amat, sampai dalam perut bumi. Gelap. Geleng-geleng kepala.

Mungkin dia bilang pikiranku yang "gila" heheheh. Dia melihat hidupku seperti mengulang lagu la la la la dengan notasi fa mi re do. Ya, mungkin benar. Kalau begitu, sesama "gila" dilarang saling mendahului...

Thursday, November 23, 2006
There is a terrible hunger for love. We all experience that in our lives--the pain, the loneliness. We must have the courage to recognize it. The poor you may have right in your own family. Find them. Love them. (Mother Teresa)

Tuesday, November 21, 2006
Selasa Seru

Kemarin aku seperti bermain papan jungkat-jangkit. Naik. Turun. Degdegan. Sempat takut karena ketinggian. Nyaris jatuh. Degdegan. Plak. Ada yang usil melempariku kulit pisang. Menangis. Main lagi. Tertawa.

Sejak pagi Lisa, sahabatku, memastikan aku sehat walafiat. Sabtu kemarin, aku hampir pingsan saat balik dari rumahnya. Mungkin aku shock melihat Mamanya jatuh. Mungkin juga kegirangan menerima kalung-kalung pemberiannya. "Pake kalung ini dengan baju yang cerah! Makan yang banyak!" Iya, Oma :)

Agak siang seseorang yang aku sayangi bilang dia mau di-PHK selesai Desember. Duhhhhhh. Pada saat bersamaan aku sedang chatting dengan Wulan di Bogor. Keponakanku ini bilang menyukasi Bush. "Bush datang, Wulan libur," kata dia. Padahal, aku sibuk memantau berita Bush yang nggak stop sampai keluar kantor. Moses sakit.

Dalam perjalanan pulang aku menerima sms dari Omku di Kupang. Pesannya mengingatkan aku pada Bapaku. Beberapa lama setelah turun kendaraan, Omku yang lain menelepon. Omku sakit. Sepertinya di rumah sakit. Duhhhh.

Selesai makan mi goreng aku dan Me langsung ke rumah. Saat chatting siang tadi, Neni adikku bilang asam lambungnya kumat. Tapi, berkali-kali dia bilang nggak mau makan. Aneh.

Saat di rumah, Neni kelihatan baik-baik saja. Aku dan Neni bergantian bicara dengan Moses, dan Nera di telepon. Kami memakai pengeras suara. Di saat amburadul begini kami sangat membutuhkan mereka. Kami menutup telepon dengan terus tertawa.

Mau tahu kenapa?

Begini. Moses kecilku sakit karena kesalahannya sendiri. Jadi, aku minta Neni--yang sedang bicara di telepon--menyuruh Moses menjewer kupingnya. "Hmmm, sebentar ya, Neni," kata Moses. Beberapa detik kemudian. "Oke, bilangin Ne, sudah!"

Wednesday, November 15, 2006
Come On, Jump!

Kemarin, setengah jam sebelum jam 00.00 teng, aku sudah duduk manis di sudut kamar. HP sengaja aku taruh jauh dari kamar. Aku mau berdua-duaan dengan BAPA-ku. Hening.

Aku bangun ketika jam hampir pukul 06.00 WIB. Tanggal 15 sekarang. Bunyi lonceng gereja membuat aku berdoa Angelus. Ini kali pertama aku berdoa Angelus di rumah, biasanya di gereja.

Salah satu yang indah saat ulang tahun adalah menerima ucapan selamat. Mamaku membuat rekor. "Mama, jam 9 malam di sini, ini juga masih 14 November." "Besok Mama sibuk, daripada lupa!" Wow. Mama berubah! Gue banget hahahahaha. Hidup Mama!

Pagi itu mendapat sms dari Judith, Hein, Boyke, Ita, Is, dan Bento. Trims ya. I love you all :) Abangku tersayang Boyke malah meneleponku lagi masih dengan suara mengantuk.

Aku mendapat telepon dari Romo funky :) Wow. Hmmm benarnya, telepon Romo membuat aku benar-benar meninggalkan tempat tidur. Rasanya kami bicara cukup lama sampai aku khawatir Romo bangkrut hehehe. "Ini kado," kata Romo.

Ini kali pertama aku ditelepon Romo saat ulang tahun. See, Tuhan mengirimkan seorang Romo untuk ngucapin ulang tahun buat Ne. Sahabat-sahabat kecilku harus tahu ini. Sungguh istimewa. Trims ya, Mo :)

Ini juga kali pertama aku ulang tahun tanpa Bapaku. Bapa ulang tahun 18 November nanti. Biasanya pesta ultah kami bareng. Makanya, rencana makan-makan dengan "kucing-kucing="ku, Sabtu mendatang.

Aku tahu Bapa melihat aku dari Surga. Dia nggak tahan melihat aku menangis. Tapi, aku juga nggak bisa menghentikan air mata. Dalam sms, adikku cerita dia bermimpi mencium Bapa. Duhhhhh.

Cukup. Aku nggak mau ke kantor dengan mata bengkak. Aku membutuhkan Sydney Mohede sekarang. Aku mendengar dia berteriak: "Come on every body jump!" Aku bernyanyi bersama dia. Lagu Magnify Him. I will lift my feet and jump for joy
As Your praises flow and dance within my soul
...

Hariku jadi bertenaga. Kak Ida dan Lilis mendoakanku. Kak Ida bahkan akan membuatkan nasi kuning buatku saat kita berdoa bersama nanti. Makasih ya, Kak :)

Aku baru saja menerima paket dari Judith. "Aku mencari sesuatu yang berwarna pelangi..., tapi keberuntungan belum bersamaku," dia menulis di kartu ucapannya.

Heiiiiii Jeng :) aku nggak butuh "sesuatu" tapi "seseorang" yang menjadi warna dalam pelangiku. Thanks, Judith, dan siapa saja yang telah menjadi warna dalam pelangiku di hari ulang tahunku ini.

Tuesday, November 14, 2006
Itu Sudaaah

Pukul 16.30 WIB. Aku harus bangun. Hmmmm, masih mengantuk.

Ada beberapa pesan di HP. Mulailah aku membaca-baca pesan singkat. Aku mengirim pesan ke Neni. Ternyata pesan ke Neni terkirim juga ke nomor lain. Aduhhhh. Maap. "Nggak ada misa hari ini kk, waktu pengumuman di gereja pikiran lo ke mana," Neni membalas. Ihhhh!

Yaaa, sudah telanjur sadar nih. Pesan masuk dari Me. Yess! Jadwal pemutaran film di salah satu bioskop. Aku bisa nonton hemat nih. Denias Senandung Di Atas Awan, here we come!

Terus terang aku nggak suka nonton film di bioskop. Gelap. Tapi, aku penasaran menonton film dengan latar alam Papua ini. Salah satu temanku yang menonton tayangan perdananya memuji-muji setinggi langit. Dia berkali-kali menekankan agar aku menonton. Kata dia nggak rugi.

Benar kata dia. Ceritanya tentang perjuangan anak bernama Denias. Dibuka dengan kisah Jacob dan kacang polong. Gurunya bilang seperti Jacob, Denias yang lebih pintar di banding teman-temannya jug bisa menaiki pohon kacang polong hingga ke awan dan melihat dunia. Aku lupa persis kata-katanya. Lagian ini bukan resensi :)

Denias mati-matian sekolah demi Mama dan Maleo. Mamanya bilang suanggi takut sama anak yang sekolah. Maleo bilang dia bisa sekolah yang ada di balik bukit.

Aku menikmati betul pemandangan Papua. Saat Denias duduk di atas awan. Sendirian di atas pohon dengan awan di atas dan air di bawah. Saat ayahnya menggendong dia turun dari pohon. Ada salju abadi yang mirip es krim dengan cup batu. Masih banyak lagi. Aha, ada beberapa pelangi. Gambar-gambarnya sangat cantik. Musiknya indah. Sungguh. Itu sudaaaah.

Sunday, November 12, 2006
Wendying

Kami kedatangan tamu. Wendying (meniru cara seorang Oma memanggil dia). Dia bersama kami empat hari. Aku sendiri tidak menghitung berapa lama kami bersama. Sebab, rasanya sebentar. Padahal, kami belum banyak bercerita.

Saat bercerita aku berkali-kali mengingatkan dia. Gemas melihat dia sering minder dengan profesinya. "Aku kan cuma pembantu," kata cewek yang sudah lima tahun lebih menjadi pekerja rumah tangga di Singapura. Padahal, itu pekerjaan halal. Dia bekerja keras untuk mengumpulkan dolar Singapura. Tidak menipu siapapun. Tidak mencuri uang siapapun. Uangnya juga yang membuat beberapa rumah di kampungnya mendapatkan listrik.

Hanya beberapa jam aku mendengar banyak hal. Dia tahu persis betapa buruk kehidupan pembantu di Negeri Singa. Salah satu yang selalu dia kenang, saban Rabu, dia harus membersihkan kaca apartemen di lantai 20. Tapi, imannya justru bertumbuh pesat di saat-saat penuh air mata itu.

Dia bercerita ketika menolong majikannya saat mengalami pendarahan hebat. "Mam, kita berdoa ya, supaya pendarahannya berhenti dan kita bisa ke rumah sakit."

"Coba kita lihat apa yang Tuhanmu bisa lakukan," kata Mam yang lemas kekurangan darah."

Lima menit kemudian pendarahan berhenti dan mereka ke rumah sakit. Selama di rumah sakit, praktis Wendying yang menjaga dan merawat majikan perempuannya. "Kenapa kamu begitu baik pada saya. Padahal, saya jahat sama kamu." Wendying sempat mengingat betapa sakit hati melihat Alkitabnya dibuang di tempat sampah. "Saya menganggap Mam seperti Mama saya sendiri," kata dia kemudian.

Setelah itu Mam dan keluarganya memperlakukan dia dengan baik. Sangat baik. Dia makan satu meja. Diajak berlibur bersama keluarga besarnya. Dia tidak boleh menolak. Sebab, majikannya berkali-kali menegaskan bahwa Wendying adalah saudaranya.

Namun, penyakit majikannya memang parah. Dia harus menjalani perawatan di rumah sakit. Selama di rumah sakit, setiap hari, Wendying mendoakan dan membacakan Alkitab buat Mamnya. Setelah menerima Yesus, Mam meminta Wendying mendoakan agar anak perempuan dan ibunya juga menjadi orang percaya. Majikannya meninggal dunia setelah meminta Wendying membacakakan Alkitab dan mendoakan dia. "Berdoa pakai bahasamu saja, Tuhan tahu," kata Mam sebelum melepas ajal. Bukan cuma Mam saja yang percaya. Keluarga besarnya juga menerima Yesus.

Wendying yang lebih leluasa keluar rumah belakangan punya kegiatan baru. Dia yang mengirimkan uang teman-temannya ke kampung. Jika ada pembantu yang disiksa, dia akan menelepon polisi. Dia juga yang membantu para TKW untuk mengurus paspor dan visa ke petugas resmi bukan calo. "Aku punya semua nomor penting embassy dan polisi," dia tersenyum memamarkan deretan gigi putihnya. Dia juga membuat banyak TKW bertobat. Dia memang sudah memutuskan untuk menjadi pelayan bagi para TKW.

Kemarin Wendying pulang. Selesai melepas Wendying di jalan depan rumah, aku bertemu tetanggaku. Rumahnya persis di depanku. Dia menanyakan tamu yang baru datang. Pertanyaan basi yang sering mampir. Aku tahu bahwa tetanggaku ini sangat memperhatikan kami. Dia curiga karena ada orang asing di rumah. Tenang saja :)

Sebaliknya, aku malah sedang memikirkan untuk membuat kunci duplikat lebih. Jadi, kami tidak punya alasan untuk tidak menerima tamu dengan alasan tidak ada kunci. Wendying juga sempat kaget mendapati rumah kami kosong. Dia hanya duduk di ruang tamu tanpa berani ke mana-mana. Padahal, dia memegang kunci rumah. "Kak nggak takut ya, tinggalin kunci," kata dia. Aku cuma tertawa. Kita saling kenal dari kecil.

Lagipula, aku, Neni, dan Ronny memang sudah sepakat untuk membiarkan pintu kami terbuka buat siapa saja. Kami berusaha melayani siapapun yang datang dalam segala keterbatasan. Dalam Ibrani 12:2, Rasul Paulus bilang: "Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat. Dan, seperti Wendying, tamu-tamu kami adalah malaikat.

Wednesday, November 08, 2006
Baraan

"Aku sekarang di Kyrgyzstan." Temanku cerita saat kami chatting tadi sore.

Sejak chatting dengan dia aku mulai belajar sedikit-sedikit tentang negara-negara dengan tiga kata belakang stan. Negara-negara bekas jajahan Soviet yang berada di Asia Tengah.

Menyenangkan sekali mendengar dia bertutur tentang perjalanan nekat ke desa-desa di negara-negara yang tidak pernah aku perhatikan di peta. Simak sendiri kisah petualangannya di sini.

Aku nggak habis pikir ada juga orang "aneh" yang mau menghabiskan waktu di jalanan. Jauh dari orang tua dan keluarga. Nomaden. Jadi orang asing. Beberapa kali jadi bulan-bulanan penjahat.

Aku pernah bertanya: "Apa yang kamu cari?"

"Kepuasan," dia berkata.

Dia bercerita tentang banyak anak Tajikistan yang idiot. Anak-anak malang ini rata-rata berusia antara sembilan sampai 11 tahun. Di lihat dari umur, bocah-boacah ini memulai hidup di puncak krisis perang pada 1992-1997.

Di Tajikistan, kata dia, barang-barang serba mahal. Gaji kecil. Pendapatan pilot cuma US$ 30 per bulan. Artinya gaji pilot tidak sampe Rp 300 ribu sebulan.

Tapi dia justru iri pada warga di negara yang berseberangan sungai dengan Afghanistan. Mereka seperti hidup di surga. Tidak ada beban. Dunia selalu indah di mata mereka. Ketawaaaaa terus seharian. "Pokoknya aku jadi belajar banyak tentang bersyukur deh selepas hidup di Tajikistan," kata dia.

Aku juga belajar. Banyak.

Di luar hujan. Baraan, bahasa Farsi--bahasa yang dipakai di Iran, Tajikistan, dan Afghanistan--artinya hujan.

Dingin.

Saturday, November 04, 2006
"I like going from one lighted room to another, such is my brain to me;
lighted rooms." (Virginia Woolf)

Wednesday, November 01, 2006
Sampai Memutih Rambutku
Tommy Widodo & Bobby OW

Kau slalu hadir
Saat aku rindukanMU
Kau yang slalu setia
Menopangku dengan kasih setia

Memberi aku kekuatan
Di tengan badai
Yang menakutkan

Sampai memutih rambutku
Kau putuskan aku menutup usiaku
Ku 'kan slalu menyembahMu
Oh Yesus Tuhanku
Kumilikmu
Slamanya bagiMu

home

my book
It's my first book!
messages
Name :
Web URL :
Message :


archives
February 2004
March 2004
April 2004
May 2004
June 2004
July 2004
August 2004
September 2004
October 2004
November 2004
December 2004
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
November 2006
December 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
December 2007
January 2008
February 2008
May 2008
July 2008
August 2008
November 2008
January 2009
February 2009
March 2009
August 2009
October 2009
April 2011
June 2011
July 2011
November 2011
December 2011
April 2012
June 2012
November 2013
December 2014

links
Detik
Desa-Pelangi
Tempo
Kompas
Liputan6
Journey
Christian Women

resources
Tagboard
Blogger
Google
SXC
HTML
Haloscan
Gettyimages

hit counter
Free Web Counter

BlogFam Community