Itu Sudaaah
Pukul 16.30 WIB. Aku harus bangun. Hmmmm, masih mengantuk.
Ada beberapa pesan di HP. Mulailah aku membaca-baca pesan singkat. Aku mengirim pesan ke Neni. Ternyata pesan ke Neni terkirim juga ke nomor lain. Aduhhhh. Maap. "Nggak ada misa hari ini kk, waktu pengumuman di gereja pikiran lo ke mana," Neni membalas. Ihhhh!
Yaaa, sudah telanjur sadar nih. Pesan masuk dari Me. Yess! Jadwal pemutaran film di salah satu bioskop. Aku bisa nonton hemat nih. Denias Senandung Di Atas Awan, here we come!
Terus terang aku nggak suka nonton film di bioskop. Gelap. Tapi, aku penasaran menonton film dengan latar alam Papua ini. Salah satu temanku yang menonton tayangan perdananya memuji-muji setinggi langit. Dia berkali-kali menekankan agar aku menonton. Kata dia nggak rugi.
Benar kata dia. Ceritanya tentang perjuangan anak bernama Denias. Dibuka dengan kisah Jacob dan kacang polong. Gurunya bilang seperti Jacob, Denias yang lebih pintar di banding teman-temannya jug bisa menaiki pohon kacang polong hingga ke awan dan melihat dunia. Aku lupa persis kata-katanya. Lagian ini bukan resensi :)
Denias mati-matian sekolah demi Mama dan Maleo. Mamanya bilang suanggi takut sama anak yang sekolah. Maleo bilang dia bisa sekolah yang ada di balik bukit.
Aku menikmati betul pemandangan Papua. Saat Denias duduk di atas awan. Sendirian di atas pohon dengan awan di atas dan air di bawah. Saat ayahnya menggendong dia turun dari pohon. Ada salju abadi yang mirip es krim dengan cup batu. Masih banyak lagi. Aha, ada beberapa pelangi. Gambar-gambarnya sangat cantik. Musiknya indah. Sungguh. Itu sudaaaah.
Pukul 16.30 WIB. Aku harus bangun. Hmmmm, masih mengantuk.
Ada beberapa pesan di HP. Mulailah aku membaca-baca pesan singkat. Aku mengirim pesan ke Neni. Ternyata pesan ke Neni terkirim juga ke nomor lain. Aduhhhh. Maap. "Nggak ada misa hari ini kk, waktu pengumuman di gereja pikiran lo ke mana," Neni membalas. Ihhhh!
Yaaa, sudah telanjur sadar nih. Pesan masuk dari Me. Yess! Jadwal pemutaran film di salah satu bioskop. Aku bisa nonton hemat nih. Denias Senandung Di Atas Awan, here we come!
Terus terang aku nggak suka nonton film di bioskop. Gelap. Tapi, aku penasaran menonton film dengan latar alam Papua ini. Salah satu temanku yang menonton tayangan perdananya memuji-muji setinggi langit. Dia berkali-kali menekankan agar aku menonton. Kata dia nggak rugi.
Benar kata dia. Ceritanya tentang perjuangan anak bernama Denias. Dibuka dengan kisah Jacob dan kacang polong. Gurunya bilang seperti Jacob, Denias yang lebih pintar di banding teman-temannya jug bisa menaiki pohon kacang polong hingga ke awan dan melihat dunia. Aku lupa persis kata-katanya. Lagian ini bukan resensi :)
Denias mati-matian sekolah demi Mama dan Maleo. Mamanya bilang suanggi takut sama anak yang sekolah. Maleo bilang dia bisa sekolah yang ada di balik bukit.
Aku menikmati betul pemandangan Papua. Saat Denias duduk di atas awan. Sendirian di atas pohon dengan awan di atas dan air di bawah. Saat ayahnya menggendong dia turun dari pohon. Ada salju abadi yang mirip es krim dengan cup batu. Masih banyak lagi. Aha, ada beberapa pelangi. Gambar-gambarnya sangat cantik. Musiknya indah. Sungguh. Itu sudaaaah.