<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d6496619\x26blogName\x3d-::+L+O+V+E+will+S+E+T+you+F+R+E+E::\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://tinneke.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://tinneke.blogspot.com/\x26vt\x3d-6149671454343776068', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Monday, May 24, 2004
Suara Tuhan

Seorang pria muda tengah mengikuti studi Alkitab pada Rabu malam. Pendeta sedang membagikan pengalaman tentang mendengarkan Allah dan mematuhi suara Tuhan.

Pria muda itu tidak tahan namun berpikir, "Apa Tuhan masih berbicara pada orang-orang?" Setelah acara selesai, ia pergi keluar bersama beberapa teman untuk ngopi dan makan kue dan mendiskusikan pengalaman pendeta tadi. Beberapa teman lain berbicara tentang bagaimana Tuhan memimpin mereka dengan cara yang berbeda.

Kira-kira jam 22.00, ketika pria muda itu mulai mengendarai mobilnya untuk pulang. Sambil duduk di jok mobilnya, ia mulai berdoa, "Tuhan... jika Engkau masih berbicara pada orang-orang, bicaralah padaku, aku akan mendengarkan. Aku akan lakukan yang terbaik untuk mematuhinya".

Sementara ia mengendarai ke jalan raya di kota, tiba-tiba ia mempunyai pikiran yang sangat aneh untuk berhenti dan membeli segalon susu. Ia menggelengkan kepalanya dan berkata lantang, "Tuhan, Engkaukah itu?" Ia tidak mendapat jawaban dan mulai meneruskan perjalanan pulang. Tapi sekali lagi dipikirannya, beli satu galon susu. Pria muda itu berpikir tentang Samuel dan bagaimana ia tidak mengenali suara Tuhan, dan bagaimana ia berlari mendapati Eli.

"Baik Tuhan, seandainya itu Engkau, saya akan beli susunya"

Sepertinya tidak sulit untuk sebuah ujian kepatuhan, karena ia selalu dapat memakai susu itu. Iapun berhenti dan membeli segalon susu dan meneruskan perjalanan pulang. Sementara ia menelusuri persimpangan jalan Seventh, ia kembali merasa ada keinginan besar di hatinya, "Belok ke jalan itu".

Ini gila pikirnya. Ia terus mengendarai melewati persimpangan itu. Kemudian, ia merasa bahwa ia harus belok ke Jalan Seventh. Di persimpangan berikutnya, ia berputar kembali dan menuju ke Jalan Seventh.

Setengah bergurau, ia berkata dengan lantang, "Baik Tuhan, akan kulakukan".

Ia melewati beberapa blok, ketika tiba-tiba, ia merasa harus berhenti. Ia mendekati pinggiran jalan dan melihat sekeliling. Ia berada di kota semi area perdagangan. Bukan lingkungan yang terbaik, tapi juga bukan yang terburuk. Aktivitas bisnis sudah tutup dan sebagian besar rumah terlihat gelap dan sepertinya orang-orang sudah tidur.

Kemudian, ia merasa sesuatu, "Pergi dan berikan susu itu pada orang di rumah seberang jalan". Pria muda itu menatap rumah tersebut. Gelap dan sepertinya orang-orang sedang pergi atau sudah tidur. Ia mulai membuka pintu tapi duduk kembali di jok mobilnya.

"Tuhan, ini gila. Orang-orang itu sedang tidur dan jika aku membangunkannya, mereka akan marah dan aku kelihatan bodoh". Lagi, ia merasa seperti harus pergi dan memberikan susu itu.

Akhirnya, ia membuka pintu, "Baik Tuhan, jika ini Engkau, aku akan pergi ke pintu dan aku akan memberikan susu itu pada mereka. Jika Engkau ingin aku kelihatan seperti orang gila, baiklah. Kupikir dalam beberapa kali jika mereka tidak langsung menjawab, aku pergi dari sini.

Ia menyeberangi jalan dan membunyikan bel. Ia dapat mendengar beberapa suara di dalam. Sebuah suara laki-laki berteriak, "Siapa itu? Apa maumu?" Lalu pintu dibuka sebelum pria muda itu dapat pergi.

Laki-laki itu berdiri di situ berpakaian jin dan kaos. Ia keliatan baru saja turun dari tempat tidur. Ada keanehan pada mukanya dan ia tidak keliatan sangat senang mendapati tamu sedang berdiri di muka pintunya.

"Apa ini?"

Pria muda itu menyorongkan galon susunya, "Ini, kubawa untukmu"

Laki-laki itu mengambil susu itu, dan berlari ke dalam rumah. Dan dari dalam rumah keluar seorang wanita membawa susunya ke dapur. Laki-laki itu mengikutinya menggendong seorang bayi. Bayi itu menangis. Air mata jatuh dari wajah laki-laki itu. Laki-laki itu mulai berkata dan setengah menangis, "Kami baru saja berdoa. Kami punya utang banyak bulan ini dan kami kehabisan uang. Kami tidak punya susu untuk bayi kami. Aku baru saja berdoa dan minta Tuhan tunjukkan aku bagaimana mendapatkan susu".

Istrinya dari dalam dapur berteriak, "Aku minta Dia kirimkan seorang malaikat membawakannya. Apakah kamu seorang malaikat?"

Pria muda itu menggapai dompetnya dan mengeluarkan semua uang yang ada padanya dan menaruhnya dalam tangan laki-laki itu. Ia membalikkan badan berjalan ke mobilnya dan air mata mengalir di wajahnya.

Ia tahu bahwa Tuhan masih menjawab doa-doa.

Ini benar-benar nyata. Kadang-kadang hal yang paling sederhana Tuhan minta kita lakuka. Jika kita patuh pada apa yang Dia minta, kita dimampukan untuk mendengar. SuaraNya lebih jelas dari waktu ke waktu. Dengarkan dan patuh! Kau (dan dunia) akan diberkati. (Fil 4:13: Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku)

Hidupku bukannya aku lagi tapi Yesus hidup dalamku ... (Anonim)


Sunday, May 23, 2004
The Holy Alphabet

Although things are not perfect
Because of trial or pain
Continue in thanksgiving
Do not begin to blame
Even when the times are hard
Fierce winds are bound to blow
God is forever able
Hold on to what you know
Imagine life without His love
Joy would cease to be
Keep thanking Him for all the things
Love imparts to thee
Move out of "Camp Complaining"
No weapon that is known
On earth can yield the power
Praise can do alone
Quit looking at the future
Redeem the time at hand
Start every day with worship
To "thank" is a command
Until we see Him coming
Victorious in the sky
We'll run the race with gratitude
Xalting God most high
Yes, there'll be good times and yes some will be bad, but...
Zion waits in glory....where none are ever sad!

"I AM too blessed to be stressed!" The shortest distance between a problem and a solution is the distance between your knees and the floor. The one who kneels to the Lord can stand up to anything. Love and peace be with you forever, Amen.(Author Unknown)


Wednesday, May 19, 2004
Batu Besar

Seorang pakar berbicara di dalam sebuah grup mahasiswa bisnis. Dia sengaja memakai ilustrasi untuk menjelaskan poin utama agar para mahasiswa tidak pernah lupa. Di depan kelompok orang-orang berprestasi dengan tanggung jawab berat, dia mengeluarkan sebuah guci bening lebar dengan yang mempunyai tutup dan mengaturnya di meja di depannya. Kemudian dia memasukkan belasan batu ukuran kepalan tangan dan dengan hati-hati memasukkannya sekaligus ke dalam guci tersebut. Ketika guci penuh dengan batu dari bawah hingga atas, sehingga tidak bisa memasukkan batu lain, dia bertanya, "Apakah guci ini penuh?"

"Ya", jawab setiap orang dalam kelas.

"Benar?" kata dia bertanya.

Kemudian dia mengambil ember berisi kerikil di bawah meja. Dia memasukkan kerikil-kerikil itu ke dalam guci dan menggoyang-goyangkan guci tersebut. Kerikil-kerikil itu mengisi tempat-tempat yang lowong di antara batu-batu tersebut. Sekali lagi dia bertanya pada grup, "Apakah guci ini penuh?" Kali ini semua menatap padanya.

"Mungkin tidak," jawab seorang di antara mereka.

"Bagus!" pakar itu menjawab. Dia menunduk ke bawah meja dan mengeluarkan sebuah ember berisi pasir. Dia mulai memasukkan pasir ke dalam guci hingga memunuhi ruangan di antara batu-batu dan kerikil-kerikil. Lagi-lagi dia bertanya, "Apakah guci ini penuh?"

Mereka berteriak, "Tidak!"

Sekali lagi, instruktur mengatakan, "Bagus." Kali ini dia mengambil sebuah teko air dan mulai menuangkan air ke dalam guci. Ketika guci sudah penuh air, dia menatap kelas dan bertanya, "Apa inti dari ilustrasi ini?"

Dengan bersemangat salah seorang mahasiswa mengangkat tangan dan menjawab, "Sepadat-padatnya jadwal, kamu selalu bisa mencoba mengisi hal-hal lain di sana."

"Tidak," kata sang instruktur lantang. "Itu bukan inti ilustrasi. Sebenarnya, ilustrasi itu mengajarkan kita tentang satu hal: jika bukan batu-batu besar itu yang terlebih dahulu Anda masukkan, Anda tidak bisa mengisi benda-benda lain."

Apa "batu-batu karang" dalam hidupmu? Anak-anak, seseorang yang Anda cintai, pendidikan, mimpi-mimpimu, keyakinanmu, perbuatan baik, mengajari atau menuntun orang lain, melakukan berbagai hal yang Anda sukai, waktu untuk diri sendiri, dan kesehatanmu. Ingatlah untuk meletakkan BATU BESAR terlebih dahulu atau kamu sama sekali tidak bisa memasukkan semuanya. Jika Anda lebih memusingkan persoalan-persoalan kecil seperti kerikil dan pasir, sama saja dengan membiarkan persoalan-persoalan sepele mengisi hidupmu selamanya. Anda tidak mempunyai waktu yang cukup untuk hal yang besar, masalah-masalah penting, seperti batu-batu karang besar itu.

Jadi, ketika kamu membaca cerita pendek ini, tanyakan pada diri: Apa "batu-batu besar" dalam hidupmu? Lalu, pertama-tama taruhlah batu besar itu di guci Anda.


Friday, May 14, 2004
A Scorpion Moment

There was this Hindu who saw a scorpion floundering around in the water. He decided to save it by stretching out his finger, but the scorpion stung him. The man still tried to get the scorpion out of the water, but the scorpion stung him again.

A man nearby told him to stop saving the scorpion that kept stinging him.

But the Hindu said: "It is the nature of the scorpion to sting. It is my nature to love. Why should I give up my nature to love just because it is the nature of the scorpion to sting?"

Don't give up loving.
Don't give up your goodness.
Even if people around you sting.


A Friend...

(A)ccepts you as you are
(B)elieves in "you"
(C)alls you just to say "HI"
(D)oesn't give up on you
(E)nvisions the whole of you (even the unfinished parts)
(F)orgives your mistakes
(G)ives unconditionally
(H)elps you
(I)nvites you over
(J)ust "be" with you
(K)eeps you close at heart
(L)oves you for who you are
(M)akes a difference in your life
(N)ever Judges
(O)ffer support
(P)icks you up
(Q)uiets your fears
(R)aises your spirits
(S)ays nice things about you
(T)ells you the truth when you need to hear it
(U)nderstands you
(V)alues you
(W)alks beside you
(X)-plains thing you don't understand
(Y)ells when you won't listen and
(Z)aps you back to reality


Do You Feel There is No Hope

In your times of deep despair,
Do you feel there is no hope?
As the darkness closes in on you,
Do you feel you cannot cope?

As you struggle on through every trial,
Do you say "When will it end"?
As you cry yourself to sleep at night,
Do you wish you had a friend?

When your body's racked with aches and pains,
Do you feel you are alone?
When you think about the future,
Do you fear the great unknown?

There is someone who really cares,
And He hears your every cry.
His arms are reaching out to you,
And on Him you can rely.

When things close in around you,
He sees your fear and doubt -
He wants to hold you in His arms,
And He will never cast you out.

As you stumble through the darkness,
He will be your guiding light.
He wants to wipe away your tears,
For you are precious in His sight.

Reach out right now to Jesus,
And let Him take complete control -
He'll take that heavy burden,
And He'll touch and make you whole.

He's reaching out His arms to you,
And He wants to be your friend.
Let Him take you in His loving arms,
For His love will never end.


Tak Ada Waktu

Pagi hari, Aku menunggumu berbicara kepadaKu,
namun kamu bangun terlambat dan cepat-cepat berangkat untuk menyelesaikan tugasmu.
Tak ada waktu!

Ketika kamu sibuk di tempat kerjamu hingga waktu makan pun kamu tampak cepat-cepat, Aku menunggumu dan berharap kamu memanggil namaKu.
Tak ada waktu!

Malam hari, Aku menunggumu di dalam gereja,
namun kamu tidak datang ke gereja di mana Aku menunggumu. Malahan Aku melihat kamu bersama-sama temanmu bercanda ria, kadangkala bermalas-malasan.
Tak ada waktu!

Saat hari ketika pintu surga terbuka bagi orang kudus.
Aku melihatmu, giliranmu untuk masuk.

Sampai di pintu, Aku bertanya:
"Siapa namamu?"

Aku mencari-cari namamu sampai pada halaman terakhir buku catatanKu.
"Kamu tidak bisa masuk!"

Kamupun berkata:
"Tuhan, mengapa namaku tidak Kau catat?"

Tapi Kujawab:
"Maaf anakKu!
Tak ada waktu, untuk menuliskan namamu!"



home

my book
It's my first book!
messages
Name :
Web URL :
Message :


archives
February 2004
March 2004
April 2004
May 2004
June 2004
July 2004
August 2004
September 2004
October 2004
November 2004
December 2004
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
November 2006
December 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
December 2007
January 2008
February 2008
May 2008
July 2008
August 2008
November 2008
January 2009
February 2009
March 2009
August 2009
October 2009
April 2011
June 2011
July 2011
November 2011
December 2011
April 2012
June 2012
November 2013
December 2014

links
Detik
Desa-Pelangi
Tempo
Kompas
Liputan6
Journey
Christian Women

resources
Tagboard
Blogger
Google
SXC
HTML
Haloscan
Gettyimages

hit counter
Free Web Counter

BlogFam Community