Selasa Seru
Kemarin aku seperti bermain papan jungkat-jangkit. Naik. Turun. Degdegan. Sempat takut karena ketinggian. Nyaris jatuh. Degdegan. Plak. Ada yang usil melempariku kulit pisang. Menangis. Main lagi. Tertawa.
Sejak pagi Lisa, sahabatku, memastikan aku sehat walafiat. Sabtu kemarin, aku hampir pingsan saat balik dari rumahnya. Mungkin aku shock melihat Mamanya jatuh. Mungkin juga kegirangan menerima kalung-kalung pemberiannya. "Pake kalung ini dengan baju yang cerah! Makan yang banyak!" Iya, Oma :)
Agak siang seseorang yang aku sayangi bilang dia mau di-PHK selesai Desember. Duhhhhhh. Pada saat bersamaan aku sedang chatting dengan Wulan di Bogor. Keponakanku ini bilang menyukasi Bush. "Bush datang, Wulan libur," kata dia. Padahal, aku sibuk memantau berita Bush yang nggak stop sampai keluar kantor. Moses sakit.
Dalam perjalanan pulang aku menerima sms dari Omku di Kupang. Pesannya mengingatkan aku pada Bapaku. Beberapa lama setelah turun kendaraan, Omku yang lain menelepon. Omku sakit. Sepertinya di rumah sakit. Duhhhh.
Selesai makan mi goreng aku dan Me langsung ke rumah. Saat chatting siang tadi, Neni adikku bilang asam lambungnya kumat. Tapi, berkali-kali dia bilang nggak mau makan. Aneh.
Saat di rumah, Neni kelihatan baik-baik saja. Aku dan Neni bergantian bicara dengan Moses, dan Nera di telepon. Kami memakai pengeras suara. Di saat amburadul begini kami sangat membutuhkan mereka. Kami menutup telepon dengan terus tertawa.
Mau tahu kenapa?
Begini. Moses kecilku sakit karena kesalahannya sendiri. Jadi, aku minta Neni--yang sedang bicara di telepon--menyuruh Moses menjewer kupingnya. "Hmmm, sebentar ya, Neni," kata Moses. Beberapa detik kemudian. "Oke, bilangin Ne, sudah!"
Kemarin aku seperti bermain papan jungkat-jangkit. Naik. Turun. Degdegan. Sempat takut karena ketinggian. Nyaris jatuh. Degdegan. Plak. Ada yang usil melempariku kulit pisang. Menangis. Main lagi. Tertawa.
Sejak pagi Lisa, sahabatku, memastikan aku sehat walafiat. Sabtu kemarin, aku hampir pingsan saat balik dari rumahnya. Mungkin aku shock melihat Mamanya jatuh. Mungkin juga kegirangan menerima kalung-kalung pemberiannya. "Pake kalung ini dengan baju yang cerah! Makan yang banyak!" Iya, Oma :)
Agak siang seseorang yang aku sayangi bilang dia mau di-PHK selesai Desember. Duhhhhhh. Pada saat bersamaan aku sedang chatting dengan Wulan di Bogor. Keponakanku ini bilang menyukasi Bush. "Bush datang, Wulan libur," kata dia. Padahal, aku sibuk memantau berita Bush yang nggak stop sampai keluar kantor. Moses sakit.
Dalam perjalanan pulang aku menerima sms dari Omku di Kupang. Pesannya mengingatkan aku pada Bapaku. Beberapa lama setelah turun kendaraan, Omku yang lain menelepon. Omku sakit. Sepertinya di rumah sakit. Duhhhh.
Selesai makan mi goreng aku dan Me langsung ke rumah. Saat chatting siang tadi, Neni adikku bilang asam lambungnya kumat. Tapi, berkali-kali dia bilang nggak mau makan. Aneh.
Saat di rumah, Neni kelihatan baik-baik saja. Aku dan Neni bergantian bicara dengan Moses, dan Nera di telepon. Kami memakai pengeras suara. Di saat amburadul begini kami sangat membutuhkan mereka. Kami menutup telepon dengan terus tertawa.
Mau tahu kenapa?
Begini. Moses kecilku sakit karena kesalahannya sendiri. Jadi, aku minta Neni--yang sedang bicara di telepon--menyuruh Moses menjewer kupingnya. "Hmmm, sebentar ya, Neni," kata Moses. Beberapa detik kemudian. "Oke, bilangin Ne, sudah!"