Satu yang Hilang
Injil Matius 18:12-14 yang dibacakan Romo saat misa pagi tadi menyodokku. Perikop berjudul "Perumpamaan tentang domba yang hilang" ini membuat hatiku meleleh. Ditambah lagi dengan kotbah Romo yang intinya menegaskan bahwa Bapa di surga akan selalu mencari anak-anaknya yang hilang. Kata " mencari satu yang hilang" inilah yang benar-benar menyentuhku.
Hari Minggu kemarin, Nera kehilangan handphone-nya di sebuah mal. HP putihnya, hadiah dari Is--adik perempuanku yang cantik dan imut--ini baru saja diberi chasing warna biru navy. Tak jelas hilang di mana. Yang pasti kita baru menyadari HP nakal itu lenyap setelah Nera kembali dari toilet.
Nera, gadis kecil yang mandiri dan pemberani ini turun sendiri ke lantai bawah menemui Pak Satpam untuk mengadukan dia kehilangan HP. Nera kembali dengan bibir kering dan air mata penuh di kelopak matanya yang sebulat purnama.
"Nggak ada Ne," kata dia menangis.
Aku mencoba menelepon nomor Nera, tapi suara di ujung telepon berkata "nomor yang Anda panggil sedang dialihkan." Wulan menelepon dan terdengar suara pria yang menjawab "halo" kemudian menutup telepon.
Aku mencoba menenangkan Nera supaya merelakan HP-nya itu. "Nggak apa-apa ya, lupain aja ya. Kalau sudah hilang mau diapain lagi." Nera diam, memegang tanganku kencang, dan menangis lagi.
Aku memutuskan untuk segera keluar dari mal. Tapi, sebelum pulang, aku sempat mengatakan kehilangan ini pada seorang Mba SPG. Dia mengingatkan kami bahwa dari tadi petugas informasi sudah berkali-kali mengumukan soal penemuan HP.
Aku, Wulan, Moses dan Nera turun ke lantai bawah dan menemui Satpam yang berdiri bersama seorang petugas berkemeja putih lengan pendek. Lagi-lagi Nerataga, gadis kecil yang pemberani ini maju duluan mendekati Satpam yang sama yang dia temui tadi. Aku mengikutinya dan memberi penjelasan. Dari pertanyaan-pertanyaan Satpam, aku kok curiga....
Satpam meninggalkan pria berbaju putih itu. Kami mengekor Pak Satpan. Sekitar 50 meter dari pria berkemeja putih itu Pak Satpam menanyakan HP itu hilang di mana. Kami semua--kecuali Nera--serentak menjawab "di lantai 2."
'Tadi katanya hilang di toilet," kata Pak Satpam melihat Nera sambil memegang handy talkie buku catatan, dan pulpen.
"Kami baru sadar HP itu hilang setelah dia kembali dari toilet Pak," aku menjelaskan.
Pak Satpam kembali menuju pria berbaju putih setelah mencatat nomor Nera dan meminta aku menelepon nomor Nera. Aku pun menelepon nomor Nera kemudian mendekati Pak Satpam.
Nera yang sudah lebih dulu mengikuti Pak Satpam mencolek aku dan berkali-kali bilang "Itu HP Nera. Tuh kan, itu HP Nera!" dengan pandangan yang tidak lepas dari tangan pria berkemeja putih yang ternyata memegang HP putih dengan chasing biru navy.
Nera yang sudah lebih dulu mengikuti Pak Satpam mencolek aku dan berkali-kali bilang "Itu HP Nera. Tuh kan, itu HP Nera!" dengan pandangan yang tidak lepas dari tangan pria berkemeja putih yang ternyata memegang HP putih dengan chasing biru navy.
"Tuh ada uang Rp2.000 di dalam chasing," kata Nera. Pria itu refleks memperhatikan chasing dan memang kelihatan ada selipan uang kertas di situ. Nera kembali memastikan itu HP-nya dengan menyebut ciri aksesori gantungan HP-nya. Dan, kembali pria itu memperhatikan gantungan HP berwarna biru.
Singkat kata, akhirnya HP Nera balik ke tangan Nera. Kami juga tidak mau bertanya di mana HP itu ditemukan.
Kata "mencari satu yang hilang" yang aku dengar dalam Injil dan kotbah Romo pagi ini menjadi "sesuatu banget". Sehari sebelumnya, aku, Wulan, Moses, dan Nera mengalami betapa penjagaan Tuhan sungguh luar biasa atas kami sehingga HP Nera yang hilang di keramaian bisa kembali tanpa usaha yang terlalu keras. Meski ada air mata, kesal, dan putus asa.
Kemarin siang kami berempat merasakan bahwa Tuhan Yesus sendiri yang mencari HP Nera yang hilang itu. Betapa luar biasanya berada dalam penjagaan Tuhan Yesus!
Aku juga tersadar betapa aku kerap menyepelekan sesuatu yang hilang dan kurang peka untuk "mencari satu yang hilang" di kitaran hidupku. Aku sering kurang peduli dan tidak bersemangat ikut mencari atau minimal menemani orang-orang di sekelilingku yang mungkin sedang kehilangan: sukacita, tenaga, harapan, teman, cinta, dan kehilangan iman... apalagi jika cuma satu....
Aku tersenyum lebar, betapa Papa-ku di sorga, Gembalaku yang Baik selalu ada untuk mencari aku yang sering "hilang" dan kadang-kadang membiarkan aku mengalami "kehilangan"....
Ternyata, pagi ini aku merasakan bahwa aku malah tidak kehilangan apa pun. Karena sesuatu yang aku pikir hilang itu memang cuma Papa di Surga yang tahu di mana menemukannya :-) Papaku di sorga bahagia menemukan satu yang hilang itu....
Kadang-kadang aku juga nggak sadar aku sering tersesat atau dengan sadar berlalu dari Terang Tuhan Yesus dan tak ngeh bahwa Tuhan pasti akan mencariku, tak peduli aku mau atau tidak.
Kata Yesus "And if he finds it, I tell the truth he is happier about that ones sheep than about the ninety-nine that did not wander off. In the same way your Father in heaven is not willing that any of these little ones should be lost.”