You Before Me
Aku berjanji mau menulis lagi setiap hari. Belum lagi sehari, aku rada-rada gagap menulis. Padahal, ada begitu banyak cerita. Ada beragan tulisan di kepala. Apa berbagai kisah yang selalu punya sesuatu bagiku. Atau karena kelewat banyak aku jadi kebingungan menentukan mana yang harus jalan duluan?
Hari ini, aku berjanji bertemu seorang teman yang cantik dan selalu energik. Kami sudah janjian dari dua atau tiga hari sebelumnya, Tapi, ternyata oh ternyata, di tengah hari rencana berubah. Ada sesuatu yang mengganjal langkahku.
Sementara di daerah yang berbeda, temanku yang cantik dan energik ini sudah meluncur....
Akhirnya, kami tidak jadi bertemu. Temanku yang cantik dan selalu energik ini terpaksa kembali ke rumahnya. Benar-benar nggak enak rasanya. Membayangkan temanku yang cantik dan energik ini bela-belain datang untuk bertemu dan kembali begitu saja.
"Lain waktu," kata dia.
Dua kata yang menyedihkan. Keduanya begitu dekat dengan bibirku. Sering sekali aku membombardir orang dengan dua kata itu. Sungguh teganya, teganya, teganya 100 kali.
Tapi, dua kata itu tidak bakalan jadi penghambatku untuk menulis lagi. Karena janjiku dengan temanku pasti kutepati. Janjiku untuk menulis juga pasti kulunasi. Tak peduli bagaimana caranya.
Sebab, janji-janji di masa laluku yang tidak ditepati sudah aku taruh ke pojok paling belakang. Saking jauhnya, menoleh pun aku tidak akan bisa melihat dia kembali. Yang aku lihat hanya yang di depanku...
Seperti kata Darlene Zschech dalam lagu Kiss of Heaven
...
I'm singing a new song
In the presence of the King
Giving You my heart
That is all that I can bring
You lit a fire inside of me
That I thought would never burn again
...
I thank You, my Father
For all You've done and all
You are going to do
My past behind me and
You before me I press on for more
My Jesus, dream maker
My Jesus, life giver
I'm living under the kiss of heaven
And I'll never, ever be the same again