Tiga Belas
Menunggu Tuhan menjawab doa itu mudah-mudah sukar.
Saya memang sengaja menggunakan kata mudah dua kali baru menyusul kata gampang. Sebab, bagi Tuhan, doaku, dalam hal ini permintaan atau permohonanku pasti perkara mudah. Dengan iman, mustinya saya juga yakin meminta pada Tuhan itu mudah. Tinggal bilang, percaya dan menunggu. Mudah bukan?
Nah, yang sukar itu adalah ketika saya nggak memakai iman. Saya nggak melihat jawaban doa saya dengan iman. Apalagi, sering juga setelah doa terjawab, saya masih bertanya lagi, benarkah ini jawaban doa. Jadi, tampak sukar kan?
Di hari ketigabelas ini, doa saya terjawab. Tapi, tidak persis seperti yang saya minta. Ibaratnya, saya minta mawar putih, tapi Tuhan mengirimkanku mawar tanpa warna. Saya jadi merenung, tanpa warna putih, apakah mawar nggak lantas menjadi bunga. Di sisi lain, ternyata mawar tetap mawar, apa pun warnanya. Saya juga berpikir lagi, saya kan suka warna biru. Kenapa meminta warna putih untuk mawar, padahal tahu ada mawar biru. Aneh kan.
Hari ini aku makin tambah pintar dalam satu hal. Hati-hati dengan permintaanku. Kadang-kadang, saya mendapati diri belum siap dengan jawaban doa yang datang. Bahkan, sering saya takjub karena meminta sedikit tapi menerima banyak sekali. Tak jarang, saya meminta sedikit dalam waktu yang lama, namun nggak juga menerima jawaban ya atau tidak :-)
Tapi, nggak masalahlah dengan jawaban doa. Bukan perkara pelik juga jika nggak semua doaku belum dijawab. Sebab, ketika doa saya terjawab, ketika jawaban doa tak sesuai dengan yang saya minta, dan ketika menunggu jawaban doa, saya tetap percaya. Saya tetap percaya hanya Tuhan yang sanggup menjawab. Hatiku tetap percaya, doaku menjadi doa Yesus kepada Bapa-Nya yang juga Bapaku juga :-)
Labels: Doa