Bintang untuk Kerendahan Hati
Ini memang aneh bin ajaib. Tidak biasa-biasanya aku menerima sms berisi kata-kata yang tidak menyenangkan. Meski membuat telingaku panas dan hatiku berdebar kencang, pesan-pesan itu tidak menghilangkan senyum di bibirku. Aku bahkan membalasnya dengan begitu lembut dan rasanya tanpa emosi.
"Maafkan jika saya terlalu kasar...." begitu penggalan pesan itu.
"Saya tidak tersinggung. Saya trims malah..." aku menjawab.
Aku punya banyak alasan untuk menjawab atau membela diri. Tapi, tidak satu pun yang aku keluarkan. Memang aku tidak butuh apa-apa untuk membalas. Kata-kata buruk itu tidak tidak berarti apa-apa. Aku berharga.
Kata-kata buruk tidak akan berlama-lama mengisi hariku. Jam-jamku harus penuh dengan kata-kata berkat, pengampunan, kasih, kelembutan, kebaikan. Aku mau hari ini penuh dengan semua yang harum, yang sedap, yang patut dipuji, yang membuat tersenyum.
Sudah lama aku belajar untuk tidak menuliskan hal-hal buruk lewat sms, meski semarah atau sesakit apa pun. Lagipula, kalau pun aku menuliskan hal-hal yang kasar dan terkirim, sering sekali HP-ku bereaksi dengan: message sending failed.
Tak usah pasang muka tak percaya begitu dong :-) Aku awalnya juga begitu kok.
"Maafkan jika saya terlalu kasar...." begitu penggalan pesan itu.
"Saya tidak tersinggung. Saya trims malah..." aku menjawab.
Aku punya banyak alasan untuk menjawab atau membela diri. Tapi, tidak satu pun yang aku keluarkan. Memang aku tidak butuh apa-apa untuk membalas. Kata-kata buruk itu tidak tidak berarti apa-apa. Aku berharga.
Kata-kata buruk tidak akan berlama-lama mengisi hariku. Jam-jamku harus penuh dengan kata-kata berkat, pengampunan, kasih, kelembutan, kebaikan. Aku mau hari ini penuh dengan semua yang harum, yang sedap, yang patut dipuji, yang membuat tersenyum.
Sudah lama aku belajar untuk tidak menuliskan hal-hal buruk lewat sms, meski semarah atau sesakit apa pun. Lagipula, kalau pun aku menuliskan hal-hal yang kasar dan terkirim, sering sekali HP-ku bereaksi dengan: message sending failed.
Tak usah pasang muka tak percaya begitu dong :-) Aku awalnya juga begitu kok.
Saking seringnya kejadian pesan marahku berujung message sending failed, aku jadi tahu bahwa malaikatku sedang menjagaku. Malaikatku tidak mau melihat pesanku menyakiti atau melukai seseorang di luar sana.
Setelah mengganti beberapa kata atau menulis ulang pesan dengan kata-kata yang baik, pesan itu pasti terkirim. Awalnya aku sempat heran. Tapi, aku jadi ingat, ternyata itu adalah jawaban dari doa yang saban pagi aku ucapkan: "Tuhan Yesus ada di mulutku dan dalam ucapan-ucapanku." Amin!
Hari ini juga aku merasakan hanya kasih Tuhan saja yang bisa membuat hatiku begitu lembut di saat mataku membaca kata-kata buruk. Aku juga berterima kasih dan berdoa agar Tuhan memberkati si pengirim pesan itu. Tanpa dia, aku tidak bisa melewati ujian kerendahan hati hari ini. Karena dia juga hari ini aku bisa bersorak, "Horeeeeeeee aku dapat satu bintang kerendahan hati hari ini!"
Labels: Kerendahan Hati