Wow Moments
Ada begitu banyak kesempatan yang membuat aku bilang wow. Tapi, aku cuma mau cerita dua wow moments-ku di sini.
Wow
Mengerti bahwa sahabat tidak harus selalu ada saat sahabatnya sedang dalam masalah dan merasa sangat membutuhkan kehadirannya. “Ini peperanganmu sendiri, kamu yang harus maju mengatasi itu,” kata Lisa sahabatku. Ya, dia benar 2000 persen. Meski saat mendengar kata-kata itu aku hampir tidak percaya. Kok bisa-bisanya? Tapi, wow, itu yang membuat persahabatan kita awet ayu. Karena masing-masing membiarkan sahabatnya menjadi pemenang dalam pertempuran pribadinya.
Wow Wow
Ditantang meminta maaf pada orang yang memusuhiku. Wow.
“Nggak salah kok minta maaf,” kataku tak percaya.
“Buat Yesus tersenyum dengan minta maaf duluan, meski kamu ga salah,’ kata Wenny, mentor rohaniku. Wow.
Setelah tiga bulan, akhirnya saat itu datang juga. Kita duduk berhadapan dan aku bilang dua kata itu.
“Tina ga salah kok,” kata dia.
“Aku tetap minta maaf karena merasa ada yang salah dalam hubungan kita,” kataku. Kita berjabat tangan. Pembicaraan selesai. Sim salah emang salah bim nih. Aku masih merasa nggak ada damai saat itu.
Ternyata, komunikasi dan interaksi kita membaik dan benar-benar pulih setelah dua pekan lewat. Aku menjadi damai, tenang, dan bisa tertawa lepas tanpa khawatir ada yang kesal melihat gembiraku.
Meminta maaf dahulu itu ternyata membuat perubahan besar. Aku sampai heran sendiri, “Kok dia jadi kelewatan baik begini, ya????? Wow wow.