Monlight Shadow
Berkumpul dengan Moses, Wulan, dan Nera selalu menyenangkan. Satu pekan aku menghabiskan waktu bersama mereka. Tidur bergilir dua hari dengan masing-masing mereka. Benar-benar rahmat yang luar biasa :)
Aku ke Bogor, karena terbujuk air mata buaya Moses. Dia datang ke tempatku dengan abangku dengan dalih menemani Bapanya. Abangku setiap Kamis menginap di tempatku karena dia mengajar siang di Jakarta dan ada kelas lagi Jumat siang.
Saat mau pulang, dia mulai beraksi. Pasang muka jelek dan air matanya yang sebesar biji jagung nggak berhenti mengalir. Dia marah karena aku nggak mau ke Bogor dan juga nggak sempat membawa dia ke toko buku.
"Ya, iyalah, panas begini!"
Tapi, akhirnya aku luluh juga. Kasihan banget melihat mukanya saat menangis. Selagi ada waktu :)
Dalam perjalanan dia bercerita tentang permainan PS-nya yang baru. "Ne pasti suka karena ada dance-nya. Mama aja suka setiap hari main PS itu," kata Moses.
Karena nggak ada bayangan, aku mendengarkan saja.
"Ne tahu lagu Moonlight Shadow?"
"Never Ending Story, B4U, Japan," Moses bicara terus.
Rasanya aku tahu setelah Moses berusaha menyanyikan lagu-lagu itu. Namun, tetap saja aku masih penasaran permainan apa yang dia maksud.
Sebenarnya yang aku rindukan dari berbagai kegiatan selama bersama malaikat-malaikatku ini adalah saat berdoa bersama. Wulan dan Moses selalu berebut menjadi pemimpin doa rosario. Nera kebagian memilih lagu.
Tapi, selama satu pekan di sana, hanya Wulan dan Nera yang menemaniku berdoa. Moses terlalu manja dan tidak mau Nera ikut berdoa. Padahal, my mexican baby ini yang selalu ada di kamar saat berdoa. Meski kadang-kadang dia nggak ikut berdoa malah asyik menggambar atau main boneka.
Setelah beberapa hari di sana barulah aku mengerti permainan yang Moses maksudkan. Itu lo, permainan dance seperti di Timezone.
Benar kata Moses. Ne sampai lupa sudah berapa kalori yang keluar karena asyik bergerak dan jump jump mengikuti arah panah.
Seru!
Sampai waktunya aku harus pulang.
"Waktu untuk main-main selesai Non!"
Aku dan Hani, mamanya Moses, pulang di tengah gerimis. Sampai di stasiun aku menghirup dalam-dalam udara Jakarta. Kangen hehehehe.
Kemarin, salah satu temanku sms. Dia menanyakan sesuatu karena sudah lewat deadline. Sorry Kris sayang, catatan ibu-ibu arisan nggak jelas terbang ke pohon mana :)
Hari ini juga, seseorang yang aku hormati menanyakan janjiku. Sorry Mo, hiks :) Ibu-ibu arisan yang satu ini rada malas jalan kalau siang hehehe. Tapi, hari ini aku harus menyelesaikan semua persoalan itu. Benar, Mo, maap, janjiku tidak seperti fajar pagi hari :) Peace!
Tapi, sebenarnya, saat ini aku sedang membayangkan berada di tikar plastik dengan empat panah. Kakiku mulai menekan tulisan select, kemudian start dan mulai berdansa sambil menyanyi Never Ending Story a a a a aaaaaaaaa
Berkumpul dengan Moses, Wulan, dan Nera selalu menyenangkan. Satu pekan aku menghabiskan waktu bersama mereka. Tidur bergilir dua hari dengan masing-masing mereka. Benar-benar rahmat yang luar biasa :)
Aku ke Bogor, karena terbujuk air mata buaya Moses. Dia datang ke tempatku dengan abangku dengan dalih menemani Bapanya. Abangku setiap Kamis menginap di tempatku karena dia mengajar siang di Jakarta dan ada kelas lagi Jumat siang.
Saat mau pulang, dia mulai beraksi. Pasang muka jelek dan air matanya yang sebesar biji jagung nggak berhenti mengalir. Dia marah karena aku nggak mau ke Bogor dan juga nggak sempat membawa dia ke toko buku.
"Ya, iyalah, panas begini!"
Tapi, akhirnya aku luluh juga. Kasihan banget melihat mukanya saat menangis. Selagi ada waktu :)
Dalam perjalanan dia bercerita tentang permainan PS-nya yang baru. "Ne pasti suka karena ada dance-nya. Mama aja suka setiap hari main PS itu," kata Moses.
Karena nggak ada bayangan, aku mendengarkan saja.
"Ne tahu lagu Moonlight Shadow?"
"Never Ending Story, B4U, Japan," Moses bicara terus.
Rasanya aku tahu setelah Moses berusaha menyanyikan lagu-lagu itu. Namun, tetap saja aku masih penasaran permainan apa yang dia maksud.
Sebenarnya yang aku rindukan dari berbagai kegiatan selama bersama malaikat-malaikatku ini adalah saat berdoa bersama. Wulan dan Moses selalu berebut menjadi pemimpin doa rosario. Nera kebagian memilih lagu.
Tapi, selama satu pekan di sana, hanya Wulan dan Nera yang menemaniku berdoa. Moses terlalu manja dan tidak mau Nera ikut berdoa. Padahal, my mexican baby ini yang selalu ada di kamar saat berdoa. Meski kadang-kadang dia nggak ikut berdoa malah asyik menggambar atau main boneka.
Setelah beberapa hari di sana barulah aku mengerti permainan yang Moses maksudkan. Itu lo, permainan dance seperti di Timezone.
Benar kata Moses. Ne sampai lupa sudah berapa kalori yang keluar karena asyik bergerak dan jump jump mengikuti arah panah.
Seru!
Sampai waktunya aku harus pulang.
"Waktu untuk main-main selesai Non!"
Aku dan Hani, mamanya Moses, pulang di tengah gerimis. Sampai di stasiun aku menghirup dalam-dalam udara Jakarta. Kangen hehehehe.
Kemarin, salah satu temanku sms. Dia menanyakan sesuatu karena sudah lewat deadline. Sorry Kris sayang, catatan ibu-ibu arisan nggak jelas terbang ke pohon mana :)
Hari ini juga, seseorang yang aku hormati menanyakan janjiku. Sorry Mo, hiks :) Ibu-ibu arisan yang satu ini rada malas jalan kalau siang hehehe. Tapi, hari ini aku harus menyelesaikan semua persoalan itu. Benar, Mo, maap, janjiku tidak seperti fajar pagi hari :) Peace!
Tapi, sebenarnya, saat ini aku sedang membayangkan berada di tikar plastik dengan empat panah. Kakiku mulai menekan tulisan select, kemudian start dan mulai berdansa sambil menyanyi Never Ending Story a a a a aaaaaaaaa
1 Comments :
Neeee!
Kangen d dah lama ga liat2 blognya Ne! ^_^
Dulu aku jg sempet punya tw, PS yang dance2 gt ... sampe skarang ga bisa2! huhuhu ...
Gimana kabarnya kucing2 Ne? ^_^ Ne masih ke Gereja Katedral?
Hehe, kapan2 knalan ya sama kucing2nya Ne!
# by Stephie Daydream, at 8:34 PM
--------------------