Meriang
Aku masih meriang. Badan hangat cenderung panas. Mungkin badanku hangat gara-gara Senin kemarin hujan-hujanan.
Senin, aku janjian ketemu teman di Kalibata Mal jam enam petang. Biasalah ibu-ibu arisan mau bahas majalah baru. Saat tengah hari, Marta telepon mengajak ikut acara yang berhubungan dengan media juga. Ketemu Lee J. Grady, pemimpin redaksi majalah Charisma US. Aku langsung mengiyakan, kapan lagi.
Nggak sia-sia bisa mendengarkan Brother Lee. Inspiring dan membuka banyak hal. Nyam, nyam, nyam.
Saking asyiknya aku melirik jam Marta. Ha? Sudah jam enam. Gawat.
Aku buru-buru ke Mal Ambasador. Macet. Hujan nggak berhenti menyiram. Uangku cuma Rp 15 ribu. Saking semangat aku keluar rumah tanpa memperhatikan dompetku. Ternyata dia berlindung di tas yang lain.
Pak Ojeknya baik. Aku lupa menanyakan namanya. Dia mau mengantarkan aku ke Kalibata Mal dengan biaya cuma Rp 15 ribu. Hujan lagi. Sepanjang jalan dia bertanya-tanya tentang M. Nuh. Itu lo, tersangka pengebom restoran A&W di Plaza Kramatjati Indah, November tahun kemarin.
M. Nuh tingggal di rumah kakak perempuannya yang rumahnya tidak jauh dari rumahku. Terus terang aku belum pernah melihat rumah kakaknya. Tapi, aku banyak mendengar cerita tentang pria yang piawai soal listrik. Bahkan, instalasi listrik di rumah kontrakanku ini juga karya M. Nuh. "Terima kasih ya Neng, mau curhat tentang teroris," kata Pak Ojek. Ha? Wong aku cuma iya, iya, nggak, nggak, aja dari tadi hehehe.
Dua temanku sudah menunggu. Kepalaku berdenyut-denyut pelan. Pembicaraan dengan teman-teman mengalir dan rada terbata-bata ketika jam sudah mendekati pukul sembilan. Kami harus pulang. Kepalaku makin berat.
Sampai di rumah aku langsung tidur. Biasanya penyakit apapun yang menggerogoti tubuhku bakal hengkang setelah aku terlelap.
Saat bangun pagi, kepalaku masih berat. Benar aku sakit, hiks. Batal deh, janjian mau ketemu Ella di sekolahnya. Sakit pas libur, hiks.
Ella mengirimkan sms. "Lagi meriang ya, merindukan kasih sayaaaang hehehhe." Aku tidak bisa menahan tawa. Sebab, memang aku tidak pernah membiarkan diriku sakit kalau di rumah nggak ada orang. Karena ada Mama, aku sakit dong. Sebab, Mama pasti mau menyuapiku hahahaha.
Aku masih meriang. Badan hangat cenderung panas. Mungkin badanku hangat gara-gara Senin kemarin hujan-hujanan.
Senin, aku janjian ketemu teman di Kalibata Mal jam enam petang. Biasalah ibu-ibu arisan mau bahas majalah baru. Saat tengah hari, Marta telepon mengajak ikut acara yang berhubungan dengan media juga. Ketemu Lee J. Grady, pemimpin redaksi majalah Charisma US. Aku langsung mengiyakan, kapan lagi.
Nggak sia-sia bisa mendengarkan Brother Lee. Inspiring dan membuka banyak hal. Nyam, nyam, nyam.
Saking asyiknya aku melirik jam Marta. Ha? Sudah jam enam. Gawat.
Aku buru-buru ke Mal Ambasador. Macet. Hujan nggak berhenti menyiram. Uangku cuma Rp 15 ribu. Saking semangat aku keluar rumah tanpa memperhatikan dompetku. Ternyata dia berlindung di tas yang lain.
Pak Ojeknya baik. Aku lupa menanyakan namanya. Dia mau mengantarkan aku ke Kalibata Mal dengan biaya cuma Rp 15 ribu. Hujan lagi. Sepanjang jalan dia bertanya-tanya tentang M. Nuh. Itu lo, tersangka pengebom restoran A&W di Plaza Kramatjati Indah, November tahun kemarin.
M. Nuh tingggal di rumah kakak perempuannya yang rumahnya tidak jauh dari rumahku. Terus terang aku belum pernah melihat rumah kakaknya. Tapi, aku banyak mendengar cerita tentang pria yang piawai soal listrik. Bahkan, instalasi listrik di rumah kontrakanku ini juga karya M. Nuh. "Terima kasih ya Neng, mau curhat tentang teroris," kata Pak Ojek. Ha? Wong aku cuma iya, iya, nggak, nggak, aja dari tadi hehehe.
Dua temanku sudah menunggu. Kepalaku berdenyut-denyut pelan. Pembicaraan dengan teman-teman mengalir dan rada terbata-bata ketika jam sudah mendekati pukul sembilan. Kami harus pulang. Kepalaku makin berat.
Sampai di rumah aku langsung tidur. Biasanya penyakit apapun yang menggerogoti tubuhku bakal hengkang setelah aku terlelap.
Saat bangun pagi, kepalaku masih berat. Benar aku sakit, hiks. Batal deh, janjian mau ketemu Ella di sekolahnya. Sakit pas libur, hiks.
Ella mengirimkan sms. "Lagi meriang ya, merindukan kasih sayaaaang hehehhe." Aku tidak bisa menahan tawa. Sebab, memang aku tidak pernah membiarkan diriku sakit kalau di rumah nggak ada orang. Karena ada Mama, aku sakit dong. Sebab, Mama pasti mau menyuapiku hahahaha.