Traktir
"Kita makan apa malam ini, Ne," Ronny, adikku, bertanya dengan senyum lebar.
Kita? Benar-benar nggak biasa nih.
"Kenapa mau traktiiiir?" aku menggoda.
"Iya, aku pengen traktir Ne," dia menjawab mantap. Wow.
Keesokan hari, selesai bersih-bersih, aku bergumam: "Enak banget nih kalo minum teh botol dingin." Ronny menyambar, "Beneran, aku beliin ya. Aku pengen traktir Ne," dia mengulang kata-katanya kemarin. Wow.
Sebenarnya traktir-menraktir itu urusan biasa. Tapi, aku sering terpana melihat wajah-wajah orang yang menawarkan diri untuk menraktir aku. Ronny begitu senang melihat aku makan makanan yang dia beli dari duitnya sendiri. Dia juga begitu bersemangat membelikan aku teh botol. Dan wajahnya itu lo. Benar-benar.
Wulan, Moses, dan Nera juga sering menraktirku atau membelikan aku sesuatu dengan uang mereka sendiri. Mulai dari es krim hingga jepitan rambut. Bahkan, Moses sering memberikan aku dan Neni, adikku, uang. Benar!
Pernah sekali dia mendapat Rp 100 ribu dari Budenya saat Lebaran. Dengan bangga dia memamerkan uangnya. "Aku mau traktir Ne," dia berkata, tersenyum.
"Ne mau uangnya semua," kataku.
"Yaaaa, kok cuma Ne aja yang ditawarin," Neni, adikku, menyela.
"Ne sama Neni bagi, ya," kata Moses memberikan uangnya padaku.
Aku dan Neni saling mengedipkan mata. "Ntar dimarahin Mama dan Bapa lo," kataku. "Nggak apa-apa, itu uang Moses," kata dia. Gaya benar.
Waktu itu kami sepakat Moses cuma kebagian Rp 20 ribu. Terus, aku masih lagi meminta dia membelikan es krim. Moses datang dengan es krim dan memberikan pada aku dan Neni dengan wajah bangga. Moses kecilku.
Terus terang aku sering sekali mengerjai Wulan, Moses, dan Nera. Meminta makanan yang ada di tangan mereka hanya untuk menguji. Moses selalu memberi apa yang dia punya, begitu juga dengan Wulan. Kalau Nera agak kurang mau berbagi soal makanan dan kalaupun mau dia lebih cenderung memberi Moses--yang paling sering memusihi dia. Dari Nera aku mendapat anting dan jepitan :)
Beberapa kali kita makan di luar, Nera selalu berbisik di telingaku. "Ne, kalau Nera udah gedeeeee, uang banyaaaaaaaaaaak, Nera mau traktir Neeeee," dia berkata dengan senyum dan mata berbinar-binar. Aku selalu menjawab dengan kata-kata yang sama. "Ne tetap saaaaayaaaaang Nera meski nggak ditraktiiiiiiiirrrrrr." Dan, wajah Ronny saat menraktirku ini persis seperti muka Nera, Moses, Wulan, saat memberikanku sesuatu. Membuat aku merasa benar-benar dikasihi.
"Kita makan apa malam ini, Ne," Ronny, adikku, bertanya dengan senyum lebar.
Kita? Benar-benar nggak biasa nih.
"Kenapa mau traktiiiir?" aku menggoda.
"Iya, aku pengen traktir Ne," dia menjawab mantap. Wow.
Keesokan hari, selesai bersih-bersih, aku bergumam: "Enak banget nih kalo minum teh botol dingin." Ronny menyambar, "Beneran, aku beliin ya. Aku pengen traktir Ne," dia mengulang kata-katanya kemarin. Wow.
Sebenarnya traktir-menraktir itu urusan biasa. Tapi, aku sering terpana melihat wajah-wajah orang yang menawarkan diri untuk menraktir aku. Ronny begitu senang melihat aku makan makanan yang dia beli dari duitnya sendiri. Dia juga begitu bersemangat membelikan aku teh botol. Dan wajahnya itu lo. Benar-benar.
Wulan, Moses, dan Nera juga sering menraktirku atau membelikan aku sesuatu dengan uang mereka sendiri. Mulai dari es krim hingga jepitan rambut. Bahkan, Moses sering memberikan aku dan Neni, adikku, uang. Benar!
Pernah sekali dia mendapat Rp 100 ribu dari Budenya saat Lebaran. Dengan bangga dia memamerkan uangnya. "Aku mau traktir Ne," dia berkata, tersenyum.
"Ne mau uangnya semua," kataku.
"Yaaaa, kok cuma Ne aja yang ditawarin," Neni, adikku, menyela.
"Ne sama Neni bagi, ya," kata Moses memberikan uangnya padaku.
Aku dan Neni saling mengedipkan mata. "Ntar dimarahin Mama dan Bapa lo," kataku. "Nggak apa-apa, itu uang Moses," kata dia. Gaya benar.
Waktu itu kami sepakat Moses cuma kebagian Rp 20 ribu. Terus, aku masih lagi meminta dia membelikan es krim. Moses datang dengan es krim dan memberikan pada aku dan Neni dengan wajah bangga. Moses kecilku.
Terus terang aku sering sekali mengerjai Wulan, Moses, dan Nera. Meminta makanan yang ada di tangan mereka hanya untuk menguji. Moses selalu memberi apa yang dia punya, begitu juga dengan Wulan. Kalau Nera agak kurang mau berbagi soal makanan dan kalaupun mau dia lebih cenderung memberi Moses--yang paling sering memusihi dia. Dari Nera aku mendapat anting dan jepitan :)
Beberapa kali kita makan di luar, Nera selalu berbisik di telingaku. "Ne, kalau Nera udah gedeeeee, uang banyaaaaaaaaaaak, Nera mau traktir Neeeee," dia berkata dengan senyum dan mata berbinar-binar. Aku selalu menjawab dengan kata-kata yang sama. "Ne tetap saaaaayaaaaang Nera meski nggak ditraktiiiiiiiirrrrrr." Dan, wajah Ronny saat menraktirku ini persis seperti muka Nera, Moses, Wulan, saat memberikanku sesuatu. Membuat aku merasa benar-benar dikasihi.
2 Comments :
Ne.. gw traktir yukkkk. :)
beneran lho, gw emang mengasihi elo. *hugs*
# by 2:43 PM
-------------------- , atDewiiii, i love you too. Kapan2 ketemuan ya. Tapi g ga janji lo hehehe. Mudah-mudahan ada acara blogfam lagi hehehe
--------------------