<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d6496619\x26blogName\x3d-::+L+O+V+E+will+S+E+T+you+F+R+E+E::\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://tinneke.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://tinneke.blogspot.com/\x26vt\x3d-6149671454343776068', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Saturday, December 09, 2006
Rumput Tetangga

Nggak enak juga mendengar seseorang membandingkan dirinya dengan orang lain.

"Enak ya, kamu!"

"Aku ingin seperti kamu!"

"Kenapa aku nggak seperti kamu?"

Aku sering terjebak dalam kondisi ini. Menganggap orang lain atau dianggap orang lain lebih beruntung. Biasanya aku selalu berkelakar, "Bagaimana kalau kita bertukar tempat saja?"

Baru saja seorang teman mengatakan hal yang sama padaku. Dia merasa terkurung dalam rumah tanpa bisa berbuat apa-apa. Dia ingin punya banyak kegiatan.

Padahal, aku tahu persis bahwa dia bisa berbuat banyak. Tapi, menurutku dia teramat sibuk membuat rencana dan berkhayal. Terus membuat perbandingan. Ketika tersadar dia memandangi tangannya yang melompong. Dia menoleh, berpaling, melongok dan masuk dalam perangkap "ingin seperti orang lain."

Aku akan berpikir rumput tetangga selalu lebih hijau. Jika aku cuma menjadi penonton. Melihat yang kelihatan saja. Memandang yang indah-indah saja. Nggak mau mencari tahu bagaimana si tetangga merawat rumputnya. Ogah membayangkan tangan si tetangga berselimut tanah dan cacing, atau bahkan tertusuk paku berkarat yang ada di antara tanah basah. Nggak mau bersusah melakukan hal yang sama atau bahkan lebih.

Sebenarnya aku ingin berkata terus terang pada temanku agar berhenti membandingkan diri. Sebab, cuma akan membuat rumput di taman sendiri meranggas. Daripada sibuk memikirkan rumput orang lain, lebih baik menatap rumput sendiri. Dia butuh cukup air dan perawatan lebih untuk bisa hijau bahkan lebih menyegarkan dan indah dari kebun sebelah.

Tapi, aku khawatir kata-kataku akan menyakiti dia. Sebab, aku juga sakit hati mendengar kata-kata dia. Susah juga. Bagaimana ya, mengatakan ini tanpa menyakiti?

0 Comments :

Post a Comment

home

my book
It's my first book!
messages
Name :
Web URL :
Message :


archives
February 2004
March 2004
April 2004
May 2004
June 2004
July 2004
August 2004
September 2004
October 2004
November 2004
December 2004
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
November 2006
December 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
December 2007
January 2008
February 2008
May 2008
July 2008
August 2008
November 2008
January 2009
February 2009
March 2009
August 2009
October 2009
April 2011
June 2011
July 2011
November 2011
December 2011
April 2012
June 2012
November 2013
December 2014

links
Detik
Desa-Pelangi
Tempo
Kompas
Liputan6
Journey
Christian Women

resources
Tagboard
Blogger
Google
SXC
HTML
Haloscan
Gettyimages

hit counter
Free Web Counter

BlogFam Community