Menyanyi di Telepon
Minggu memang selalu istimewa. Cerah.
Begitu sampai di rumah, aku langsung menelepon Mamaku. Saat rapat di lantai 12, Mamaku menelepon. Itu artinya aku harus menelepon balik.
Seperti biasa bicara dengan Mama selalu panjang. Apalagi mendengar Mama bersemangat di ujung telepon. Setelah pesan satu, dua, sampai lima, Mama tiba-tiba ingin menyanyi. Dan, Mamaku menyanyi dong di telepon.
Aku pikir cuma untuk memperkenalkan lagu yang Mama suka. Ternyata tidak. "Mama nanti aja, aku telepon agak malam jadi bisa lama." Mama terus menyanyi. Suaranya makin lama makin tinggi. Aku dan Neni tidak berhenti tertawa.
Untunglah Jojo, keponakanku yang di rumah Kupang tidak ikut-ikutan menyanyi. Aku memang sering meminta Jojo bernyanyi dan dia selalu bernyanyi satu lagu penuh. Dia selalu menyanyikan lagu-lagu pop mulai dari Peterpan sampai Raja. Ungu dan Ratu juga.
Moses, Wulan, dan Nera juga sering bernyanyi di telepon. Nera selalu dengan lagu kesayangannya Domba Kecil. Sedangkan Wulan dan Moses sering bergantian menyanyi lagu Bapa Yang Kekal. Tapi hanya Moses yang meminta aku bernyanyi di telepon atau saat kami berdua saja. "Moses suka Ne nyanyiin lagu yang ada tetes airmatanya." Aku pun menyanyi "Tuhan Yesus Setia" dengan semangat.
Tuhan Yesus setia,
Yesus sahabat Moses...
Yesus mengerti bahasa
Tetesan air mata...
Mama menyanyikan lagu Ambon yang intinya bilang tentang ibu yang "tikam lutut" atawa bertelut mendoakan anak-anaknya yang merantau. Selesai menyanyi Mama juga tertawa. Aku tahu pasti orang-orang di rumah juga tertawa.
Aku tidak ingat lagu yang Mama bawakan tadi. Tapi, suara Mama benar-benar meninabobokan aku. I love you Mama.
Mingguku memang selalu istimewa. Cerah.
Minggu memang selalu istimewa. Cerah.
Begitu sampai di rumah, aku langsung menelepon Mamaku. Saat rapat di lantai 12, Mamaku menelepon. Itu artinya aku harus menelepon balik.
Seperti biasa bicara dengan Mama selalu panjang. Apalagi mendengar Mama bersemangat di ujung telepon. Setelah pesan satu, dua, sampai lima, Mama tiba-tiba ingin menyanyi. Dan, Mamaku menyanyi dong di telepon.
Aku pikir cuma untuk memperkenalkan lagu yang Mama suka. Ternyata tidak. "Mama nanti aja, aku telepon agak malam jadi bisa lama." Mama terus menyanyi. Suaranya makin lama makin tinggi. Aku dan Neni tidak berhenti tertawa.
Untunglah Jojo, keponakanku yang di rumah Kupang tidak ikut-ikutan menyanyi. Aku memang sering meminta Jojo bernyanyi dan dia selalu bernyanyi satu lagu penuh. Dia selalu menyanyikan lagu-lagu pop mulai dari Peterpan sampai Raja. Ungu dan Ratu juga.
Moses, Wulan, dan Nera juga sering bernyanyi di telepon. Nera selalu dengan lagu kesayangannya Domba Kecil. Sedangkan Wulan dan Moses sering bergantian menyanyi lagu Bapa Yang Kekal. Tapi hanya Moses yang meminta aku bernyanyi di telepon atau saat kami berdua saja. "Moses suka Ne nyanyiin lagu yang ada tetes airmatanya." Aku pun menyanyi "Tuhan Yesus Setia" dengan semangat.
Tuhan Yesus setia,
Yesus sahabat Moses...
Yesus mengerti bahasa
Tetesan air mata...
Mama menyanyikan lagu Ambon yang intinya bilang tentang ibu yang "tikam lutut" atawa bertelut mendoakan anak-anaknya yang merantau. Selesai menyanyi Mama juga tertawa. Aku tahu pasti orang-orang di rumah juga tertawa.
Aku tidak ingat lagu yang Mama bawakan tadi. Tapi, suara Mama benar-benar meninabobokan aku. I love you Mama.
Mingguku memang selalu istimewa. Cerah.
1 Comments :
Hahaha, ya seperti biasa Yoya. Kemarin pas telepon, Ibu masih nyanyi lagi hahaha.
--------------------