Sembilan ke Lima
Ini hari pertama aku kerja dengan jadwal "normal". Masuk pagi jam sembilan dan balik pukul lima sore teng. Ternyata tidak seindah yang aku bayangkan.
Pekan ini aku mulai bekerja dengan jadwal tiga sif. Aku masih bingung sih. Kemarin aku pikir kerja pagi dari jam 02.00 WIB sampai 09.00 WIB. Seperti biasa aku ke kantor jam sepuluh malam lebih. Dan, sampai di kantor baru sadar, aku salah. Padahal, sudah telanjur absen. Duh.
Mulai deh melihat-lihat hal positif. Aku bisa membalas dan mem-forward e-mail. Kalau balik jalanan lengang. Aku bisa makan pecel ayam di warung di pinggir jalan di dekat rumah. Aku bisa nonton film lagi dan lagi. Apalagi ya...
Ketika balik, mas-mas pecel ayam sudah berbenah, jualan mereka laris rupanya. Baguslah. Aku juga nggak lapar-lapar amat. Tidur deh.
Sekarang aku menunggu jam pulang. Bukannya minta yang sulit-sulit, tapi kok hari ini seperti nggak ada tantangan, ya. Hiks.
Ini hari pertama aku kerja dengan jadwal "normal". Masuk pagi jam sembilan dan balik pukul lima sore teng. Ternyata tidak seindah yang aku bayangkan.
Pekan ini aku mulai bekerja dengan jadwal tiga sif. Aku masih bingung sih. Kemarin aku pikir kerja pagi dari jam 02.00 WIB sampai 09.00 WIB. Seperti biasa aku ke kantor jam sepuluh malam lebih. Dan, sampai di kantor baru sadar, aku salah. Padahal, sudah telanjur absen. Duh.
Mulai deh melihat-lihat hal positif. Aku bisa membalas dan mem-forward e-mail. Kalau balik jalanan lengang. Aku bisa makan pecel ayam di warung di pinggir jalan di dekat rumah. Aku bisa nonton film lagi dan lagi. Apalagi ya...
Ketika balik, mas-mas pecel ayam sudah berbenah, jualan mereka laris rupanya. Baguslah. Aku juga nggak lapar-lapar amat. Tidur deh.
Sekarang aku menunggu jam pulang. Bukannya minta yang sulit-sulit, tapi kok hari ini seperti nggak ada tantangan, ya. Hiks.