Kur Aj
Aku sering bicara dengan menyingkat kata. Misalnya, saat mengantuk, aku bilang lagi m=mengantuk. Pul dul artinya pulang dulu dan masih banyak kata yang aku pangkas. Aku tidak menyangka kebiasaanku ini juga menurun pada Wulan, Moses, dan Nera.
Aku memang suka bermain dengan kata. Waktu Wulan dan Moses lagi belajar membaca, aku selalu bicara dengan gaya mengeja. Bilang PE U EL A N G untuk pulang dan seterusnya. Sampai sekarang aku masih sering bicara dengan gaya ini untuk menguji kecepatan Wulan dan Moses, sekalian untuk memacu Nera yang paling malas belajar membaca. Kebiasaan ini juga aku bawa ke kantor dan saat bicara dengan teman-teman dekat.
Adikku Jenny cerita beberapa hari lalu. Saat menginap dengan tiga malaikatku di Bogor, dia melihat lagi Wulan dan Moses mempraktikkan kebiasaanku.
Mereka berdua sedang bertengkar di tangga.
"Moses kamu jangan kur aj deh!" kata Wulan. Urat di lehernya menyembul.
"Kamu yang kur aj Wulan!" ujar Moses dengan mata melotot.
Neni--panggilan sayang Jenny--tertawa keras. Mama Hani juga heran melihat Neni terbahak. Wulan dan Moses diam dan menatap Neni. Heran. Neni tak bisa menahan tawa karena di saat marah-marah pun, Moses dan Wulan sempat-sempatnya menyingkat kata. Wulan dan Moses juga berhenti bertengkar melihat Neni sakit perut karena geli melihat ulah mereka.
Cara mereka mengucapkan kur aj sepintas mirip bahasa India. Hmmm aku jadi ingat, tadi batal nonton film India di bioskop dekat kantor, karena Martabak tiba-tiba ada kerjaan, yeeeee. Iya, Martabak memang kur aj. Tahu kan apa itu kur aj? Iya, kujar ajar eh kurang ajar.
Aku sering bicara dengan menyingkat kata. Misalnya, saat mengantuk, aku bilang lagi m=mengantuk. Pul dul artinya pulang dulu dan masih banyak kata yang aku pangkas. Aku tidak menyangka kebiasaanku ini juga menurun pada Wulan, Moses, dan Nera.
Aku memang suka bermain dengan kata. Waktu Wulan dan Moses lagi belajar membaca, aku selalu bicara dengan gaya mengeja. Bilang PE U EL A N G untuk pulang dan seterusnya. Sampai sekarang aku masih sering bicara dengan gaya ini untuk menguji kecepatan Wulan dan Moses, sekalian untuk memacu Nera yang paling malas belajar membaca. Kebiasaan ini juga aku bawa ke kantor dan saat bicara dengan teman-teman dekat.
Adikku Jenny cerita beberapa hari lalu. Saat menginap dengan tiga malaikatku di Bogor, dia melihat lagi Wulan dan Moses mempraktikkan kebiasaanku.
Mereka berdua sedang bertengkar di tangga.
"Moses kamu jangan kur aj deh!" kata Wulan. Urat di lehernya menyembul.
"Kamu yang kur aj Wulan!" ujar Moses dengan mata melotot.
Neni--panggilan sayang Jenny--tertawa keras. Mama Hani juga heran melihat Neni terbahak. Wulan dan Moses diam dan menatap Neni. Heran. Neni tak bisa menahan tawa karena di saat marah-marah pun, Moses dan Wulan sempat-sempatnya menyingkat kata. Wulan dan Moses juga berhenti bertengkar melihat Neni sakit perut karena geli melihat ulah mereka.
Cara mereka mengucapkan kur aj sepintas mirip bahasa India. Hmmm aku jadi ingat, tadi batal nonton film India di bioskop dekat kantor, karena Martabak tiba-tiba ada kerjaan, yeeeee. Iya, Martabak memang kur aj. Tahu kan apa itu kur aj? Iya, kujar ajar eh kurang ajar.
2 Comments :
Akhirnya....fans ketemu juga dgn artisnya...aku benar2 menikmati saat kita bersama Tin dan aku terharu oleh perhatianmu....Cuma ada yg terlupa,aku belum ngenalin Bang Maleku ke Bang Malemu ya hahaha....Thx for everything..Salam untuk tiga malaikatmu yg manis2...GBU!
# by 4:56 PM
-------------------- , atYeee gitu amat Jeng :) Aku juga bilang trims berat, senang akhirnya ketemu juga ama Judith yang ayu :) Bang Male kita udah kenalan lagi, duduk di samping kita, hehehe. Salam sayang juga buat Lexy :)
--------------------