Gagal Maning
Wekerku bunyi tepat pukul 11.55 WIB. Artinya aku harus siap-siap untuk berdoa tepat jam 12 siang. Doanya sangat pendek. Nggak makan waktu banyak, hampir tiga menit.
Aku memang sedang mendoakan sesuatu. Ada beberapa orang yang mendukung aku dalam doa ini. Jadi ingat waktu itu, aku dan beberapa orang yang selalu mendukungku dalam doa tertawa mendengar kata-kata Mama Ezra--sebut saja begitu--dari ujung telepon. Aku diminta berdoa tiap jam 12 siang. Aturannya aku berdoa 9 x 3 atau 27 hari.
Wah! Jam 12 siang. Plis deh. Mana bisa. Itu kan jam tayang Liputan 6 Siang. Aku nggak bisa menolak. "Kalau jam 12 malam nanti kamu ketiduran lagi," kata Mama Ezra. Uhhhhhhhhh.
Minggu pertama benar terbata-bata. Susah banget ternyata berdoa di jam begitu. Belum sampai tiga hari aku sudah lupa dong. Weker berbunyi. Aku bingung. "Siapa yang nyalain weker," kataku. Begitu terus sampai hampir dua bulan sekarang.
Pekan ini aku coba lagi. Senin sukses. Manis banget.
Hari ini. Weker bunyi. Aku siap-siap. Hmmm masih ada beberapa menit lagi. Ada tiga tulisan. Dan, kejadian terulang. Gagal maning, gagal maning.
Kok bisa ya. Adikku bilang aku gagal lagi dan lagi karena nggak serius, sama persis dengan omongan Mama Ezra. Uhhhhhh, aku seriusssssss. Mau seriusssss. Sedang berusaha seriussssss. Eh, kok kelihatan nggak serius ya. Duuuuh.
Sebenarnya apa yang aku doakan sudah mulai tersingkap. Aku memang tetap berdoa namun tidak pada waktu yang sama. Saat ini aku sedang menunggu ending dari doaku.
Tapi, aku sedih. Doa dua menit di jam 12 siang ternyata jadi perkara besar bagiku. Aku nggak setia, hiks. Dan, Tuhan tetap menjawab aku...
Wekerku bunyi tepat pukul 11.55 WIB. Artinya aku harus siap-siap untuk berdoa tepat jam 12 siang. Doanya sangat pendek. Nggak makan waktu banyak, hampir tiga menit.
Aku memang sedang mendoakan sesuatu. Ada beberapa orang yang mendukung aku dalam doa ini. Jadi ingat waktu itu, aku dan beberapa orang yang selalu mendukungku dalam doa tertawa mendengar kata-kata Mama Ezra--sebut saja begitu--dari ujung telepon. Aku diminta berdoa tiap jam 12 siang. Aturannya aku berdoa 9 x 3 atau 27 hari.
Wah! Jam 12 siang. Plis deh. Mana bisa. Itu kan jam tayang Liputan 6 Siang. Aku nggak bisa menolak. "Kalau jam 12 malam nanti kamu ketiduran lagi," kata Mama Ezra. Uhhhhhhhhh.
Minggu pertama benar terbata-bata. Susah banget ternyata berdoa di jam begitu. Belum sampai tiga hari aku sudah lupa dong. Weker berbunyi. Aku bingung. "Siapa yang nyalain weker," kataku. Begitu terus sampai hampir dua bulan sekarang.
Pekan ini aku coba lagi. Senin sukses. Manis banget.
Hari ini. Weker bunyi. Aku siap-siap. Hmmm masih ada beberapa menit lagi. Ada tiga tulisan. Dan, kejadian terulang. Gagal maning, gagal maning.
Kok bisa ya. Adikku bilang aku gagal lagi dan lagi karena nggak serius, sama persis dengan omongan Mama Ezra. Uhhhhhh, aku seriusssssss. Mau seriusssss. Sedang berusaha seriussssss. Eh, kok kelihatan nggak serius ya. Duuuuh.
Sebenarnya apa yang aku doakan sudah mulai tersingkap. Aku memang tetap berdoa namun tidak pada waktu yang sama. Saat ini aku sedang menunggu ending dari doaku.
Tapi, aku sedih. Doa dua menit di jam 12 siang ternyata jadi perkara besar bagiku. Aku nggak setia, hiks. Dan, Tuhan tetap menjawab aku...
2 Comments :
iya, benar banget Tante Juni, trims :)
--------------------Tina, aku sendiri slalu lupa kalo disuruh doa yg patokan waktunya macem jam 6,12 atau 18 itu.Sering kelewatan hehe...so, aku berdoa kapanpun aku mau,dimanapun aku berada.kadang lagi di mobil,diatas kasur dlsb.karna aku betah melek mlm maka waktu yg hening adalah pukul 24.00.itupun tak slalu bisa pas jam 24.00,bisa sebelumnya atau sesudahnya.Ah,Tuhan tau hati kita yg sebenarnya,hhehehe....
# by 5:12 PM
-------------------- , at