Senin
Aku selalu menyebut Senin hari baru. Sebab hari pertama dalam kalender ini kerap membawa suasana berbeda. Entah berita-berita baru, informasi baru, atau kesibukan baru.
Kalau lagi kerja malam seperti sekarang, Senin pekan pertama selalu menyenangkan. Aku punya waktu libur lebih panjang dari Sabtu sampai Senin malam. Sabtu kemarin aku menemani adikku Jeny masak. Adikku ini memang benar-benar good girl :)
Setelah makan kenyang aku pergi ke Depok ke rumah sahabatku Merry. Ada urusan. Kami memang sering ketemu tapi aku sudah lama sekali tidak ke rumah orang tuanya. Dahulu waktu kuliah aku sering menginap di sana. Orang tuanya sudah seperti ayah dan ibuku. Mereka baik banget.
Rumah mereka kosong ketika aku ke sana. Merry harus naik ojek dari rumahnya ke tempat orang tuanya. Dahulu aku sering jadi tukang facial buat Merry dan Lisa di rumah ini. Sekarang kita cerita banyak banget. Nggak sempat nonton televisi. Kayaknya cerita nggak ada habis-habisnya. Anak Merry sampai bilang Tante Tina cerewet ha ha ha ha ha. "Gangguin Kevin mulu," kata dia. Iya deh, maaf ya Kevin sayang.
Nggak terasa sudah jam sepuluh malam, aku harus pulang meski Merry dan orang tuanya sudah menahanku agar menginap. Tenang saja, pasti aku akan menginap lagi. Aku sampai di rumah jam 23.00 WIB lebih.
Minggunya aku kembali menemani adikku memasak. Dia menggoreng pisang kipas tapi gagal. Aku yang menghabiskan semua pisang gorengnya itu. Setelah kenyang dan cukup
tidur, aku menengok Omku yang sakit di RS Polri. Aku baru menengok setelah Omku lima hari di rumah sakit. Omku sudah lumayan cuma butuh istirahat panjang.
Hari ini, aku bercerita cukup lama dengan tetanggaku. Kami bercerita di ruangan atas. Dia berdiri di depan pintu kamarnya dan membelakangi jemuran. Tetanggaku ini mahasiswi teologi. Dia mau pindah kos. Lucu aja, kita bisa bercerita cukup panjang setelah dia mau pindah.
Aku baca novel Sydney Sheldon setelah beres-beres rumah dan mencuci pakaian. Novelnya belum selesai tinggal beberapa puluhan halaman lagi. Bibir Jenny yang baru pulang kantor langsung merengut lihat aku asyik membaca. Aku sudah lama nggak membaca. Dahulu orang-orang rumah paling benci kalau aku sudah memegang buku. Karena aku nggak akan peduli dengan apa yang terjadi. Aku lihat Moses kecilku juga suka begitu. Nggak peduli dengan apapun selama ada buku di tangan atau sedang duduk di depan komputer.
Aku benar-benar berhenti membaca karena ditantang pembimbingku untuk membaca seluruh Alkitab baru melirik buku-buku lain. Aku belum selesai baca Alkitab dong, tapi aku mulai baca lagi, he he. Tapi, sudah tidak serakus dahulu, sekarang aku bisa berhenti meski belum selesai baca. Aku juga tidak jor-joran lagi beli buku, masih ingat orang lain :)
Di Senin pertama kerja pagi, tulisan banyak banget. Pegal-pegal pasti. Makan tertunda. Tapi, begitulah, Senin pertama kerja pagi terbayar pas Senin pertama malam. Aku senang Senin yang bertenaga. Sebab, aku punya waktu untuk memupuk kekuatan di hari sebelumnya, Minggu.
Aku selalu menyebut Senin hari baru. Sebab hari pertama dalam kalender ini kerap membawa suasana berbeda. Entah berita-berita baru, informasi baru, atau kesibukan baru.
Kalau lagi kerja malam seperti sekarang, Senin pekan pertama selalu menyenangkan. Aku punya waktu libur lebih panjang dari Sabtu sampai Senin malam. Sabtu kemarin aku menemani adikku Jeny masak. Adikku ini memang benar-benar good girl :)
Setelah makan kenyang aku pergi ke Depok ke rumah sahabatku Merry. Ada urusan. Kami memang sering ketemu tapi aku sudah lama sekali tidak ke rumah orang tuanya. Dahulu waktu kuliah aku sering menginap di sana. Orang tuanya sudah seperti ayah dan ibuku. Mereka baik banget.
Rumah mereka kosong ketika aku ke sana. Merry harus naik ojek dari rumahnya ke tempat orang tuanya. Dahulu aku sering jadi tukang facial buat Merry dan Lisa di rumah ini. Sekarang kita cerita banyak banget. Nggak sempat nonton televisi. Kayaknya cerita nggak ada habis-habisnya. Anak Merry sampai bilang Tante Tina cerewet ha ha ha ha ha. "Gangguin Kevin mulu," kata dia. Iya deh, maaf ya Kevin sayang.
Nggak terasa sudah jam sepuluh malam, aku harus pulang meski Merry dan orang tuanya sudah menahanku agar menginap. Tenang saja, pasti aku akan menginap lagi. Aku sampai di rumah jam 23.00 WIB lebih.
Minggunya aku kembali menemani adikku memasak. Dia menggoreng pisang kipas tapi gagal. Aku yang menghabiskan semua pisang gorengnya itu. Setelah kenyang dan cukup
tidur, aku menengok Omku yang sakit di RS Polri. Aku baru menengok setelah Omku lima hari di rumah sakit. Omku sudah lumayan cuma butuh istirahat panjang.
Hari ini, aku bercerita cukup lama dengan tetanggaku. Kami bercerita di ruangan atas. Dia berdiri di depan pintu kamarnya dan membelakangi jemuran. Tetanggaku ini mahasiswi teologi. Dia mau pindah kos. Lucu aja, kita bisa bercerita cukup panjang setelah dia mau pindah.
Aku baca novel Sydney Sheldon setelah beres-beres rumah dan mencuci pakaian. Novelnya belum selesai tinggal beberapa puluhan halaman lagi. Bibir Jenny yang baru pulang kantor langsung merengut lihat aku asyik membaca. Aku sudah lama nggak membaca. Dahulu orang-orang rumah paling benci kalau aku sudah memegang buku. Karena aku nggak akan peduli dengan apa yang terjadi. Aku lihat Moses kecilku juga suka begitu. Nggak peduli dengan apapun selama ada buku di tangan atau sedang duduk di depan komputer.
Aku benar-benar berhenti membaca karena ditantang pembimbingku untuk membaca seluruh Alkitab baru melirik buku-buku lain. Aku belum selesai baca Alkitab dong, tapi aku mulai baca lagi, he he. Tapi, sudah tidak serakus dahulu, sekarang aku bisa berhenti meski belum selesai baca. Aku juga tidak jor-joran lagi beli buku, masih ingat orang lain :)
Di Senin pertama kerja pagi, tulisan banyak banget. Pegal-pegal pasti. Makan tertunda. Tapi, begitulah, Senin pertama kerja pagi terbayar pas Senin pertama malam. Aku senang Senin yang bertenaga. Sebab, aku punya waktu untuk memupuk kekuatan di hari sebelumnya, Minggu.