Menunggu Finis
Urusan dalam negeriku hampir rampung. Sampai sekarang aku belum tahu ujungnya. Penasaran melihat finis. Tapi, tetap kalem dong, mau sabar menunggu hingga harinya.
Aku seperti sedang menunggu pesanan es krim di kedai es krim yang paling enak. Cukup lama aku mencari kedai es krim, dan akhirnya berhenti di sini. Di sekitarku begitu banyak es krim dengan rasa dan bentuk yang menggoda. Aku bisa menunjuk, bisa minta mas dan mbak mencampur rasa. Tapi, ternyata tidak semua yang ada di daftar menu dan di etalase tersedia. Hiks.
Akhirnya aku bosan dan mulai siap-siap keluar dari kedai es krim itu. Tapi, saat akan beranjak, penjaga kedai itu mencegat. Dia menawarkan es krim lain. Aku menolak dan bergegas. Akhirnya si pemilik kedai turun sendiri menahanku.
Dia bicara dengan pelan dan lembut. "Aku akan memberi es krim dengan rasa cokelat dan strawberi sesuai keinginanmu. Tapi selebihnya aku yang atur." Aku terdiam. Setuju. Duduk kembali.
Aku mulai merenung. Aku cuma ingin es krim rasa cokelat dan strawberi. Tidak ada kacang nggak apa-apa. Kemasan nggak penting. Lagipula aku berada di tangan yang ahli.
"Jika es krim itu sudah dihidangkan, nikmatilah. Kamu pasti menyukai," kata pemilik kedai.
Aku belum menjawab. Tapi, aku yakin akan tergila-gila pada es krim itu. Aku masih menunggu es krim itu terhidang...
Urusan dalam negeriku hampir rampung. Sampai sekarang aku belum tahu ujungnya. Penasaran melihat finis. Tapi, tetap kalem dong, mau sabar menunggu hingga harinya.
Aku seperti sedang menunggu pesanan es krim di kedai es krim yang paling enak. Cukup lama aku mencari kedai es krim, dan akhirnya berhenti di sini. Di sekitarku begitu banyak es krim dengan rasa dan bentuk yang menggoda. Aku bisa menunjuk, bisa minta mas dan mbak mencampur rasa. Tapi, ternyata tidak semua yang ada di daftar menu dan di etalase tersedia. Hiks.
Akhirnya aku bosan dan mulai siap-siap keluar dari kedai es krim itu. Tapi, saat akan beranjak, penjaga kedai itu mencegat. Dia menawarkan es krim lain. Aku menolak dan bergegas. Akhirnya si pemilik kedai turun sendiri menahanku.
Dia bicara dengan pelan dan lembut. "Aku akan memberi es krim dengan rasa cokelat dan strawberi sesuai keinginanmu. Tapi selebihnya aku yang atur." Aku terdiam. Setuju. Duduk kembali.
Aku mulai merenung. Aku cuma ingin es krim rasa cokelat dan strawberi. Tidak ada kacang nggak apa-apa. Kemasan nggak penting. Lagipula aku berada di tangan yang ahli.
"Jika es krim itu sudah dihidangkan, nikmatilah. Kamu pasti menyukai," kata pemilik kedai.
Aku belum menjawab. Tapi, aku yakin akan tergila-gila pada es krim itu. Aku masih menunggu es krim itu terhidang...
2 Comments :
Mbak,
semoga saja es krimnya cepat terhidang ya. saat es krim itu terhidang, aku yakin kalo es krim itu nggak akan kalah manisnya dengan tulisan2 mbak di blog, yang selalu bisa membawa senyum bagi semua orang. GBU! ^_^
# by Stephie Daydream, at 4:35 PM
--------------------He he begitu ya, Fani. Jadi pengen makan es krim sekarang :) nyam nyam nyam.
--------------------