Em A Em A
Banyak yang ulang tahun Mei ini. Temanku Quando (he he he) ulang tahun 3 Mei. Om Pius, 5 Mei. Mama Ben ultah 16 Mei. Siapa lagi ya, aduhh, penyakit nggak ingat kumat lagi nih... Selamat deh, buat semua yang ulang tahun di bulan kelima 2006. Amin, untuk semua doa dan keinginan. Amin.
Mamaku ulang tahu ke-61 hari ini. Mama masih centil saat aku telepon mengucapkan selamat ulang tahun. Mama bilang ada dua kupu-kupu yang seharian bermain di rumah kami beberapa hari sebelumnya. Artinya akan ada tamu di rumah. Kupu-kupu yang besar dengan motif cantik, warna terang, hinggap cukup lama di foto Mama dan Bapaku. Mudah-mudahan tamu yang datang membawa sukacita permanen buat orang tuaku, amin.
Waktu aku liburan Paskah kemarin, aku lihat Mama dan Bapaku menangis berdua. Mamaku duduk di samping Bapaku. Mereka membaca bukuku. Mama membacakan dengan suara keras Pak Polisi. Suaranya lama-lama tenggelam. Ternyata mereka berdua menangis.
Terus di hari lain, Mamaku tersenyum lebar melihat aku keluar dari kamar. Aku baru bangun. Kesiangan dong, libur geto lo.
"Nona, Mama masih menikmati Pagi Manis (judul di bukuku yang bercerita tentang kebiasaan manis Mamaku)!"
"Yang nyanyi itu Dolly Parton. Mama masih bangun pagi, dengar lagu dan berhenti setelah semua bangun...," kata Mama dengan senyum centil. Iya, beneran, centil.
Mama selalu menemaniku di saat-saat genting. Saat pentingku itu selalu berhubungan dengan urusan pelajaran entah ujian atau lomba sampai urusan menulis. Pernah sekali aku marah sama Mama karena tak tahan mendengar omelannya.
Waktu itu aku dan Mama sendirian di kamar makan. Besok batas terakhir pengiriman naskah untuk salah satu lomba penulisan ilmiah gitu deh. Aku mendikte, Mama mengetik. Tapi, aku mendikte dari kepala bukan catatan. Mana mengetik dengan mesin tik lagi, jadi harus sempurna, nggak boleh salah. Jika kata-kata yang keluar macet dan butuh waktu untuk merangkai kalimat, Mamaku mengomel.
Kesal diomeli sering menunda dan meremehkan pekerjaan, aku bilang, "Ya sudah tak usah ikut lomba." (Kujar ajar banget ya, udah dibantuin, marah-marah). Mamaku diam tapi terus mengetik. Naskah berlembar-lembar itu selesai juga pagi. Mamaku ke kantor dan aku ke sekolah untuk menyerahkan naskah setelah dijilid dengan cover hijau (warna kesayangan Mama).
Beberapa hari kemudian aku mendapat amplop pengumuman hasil lomba. Aku tidak berani membukanya, biar Mama saja. "Mama bilang apa, coba kita kerjakan hari-hari sebelumnya. Cukup sudah menunda pekerjaan," kata Mamaku setelah membaca hasilnya. Waktu itu aku juara dua. Aku lupa lari ke mana duit hadiah. Jangan-jangan Mama nggak kebagian..., hiks.
Mama juga sempat mengeluh waktu aku telepon. Seperti biasa aku cuma mendengar. Aku dan Mamaku tidak ada rahasia. Kita seperti sahabat. Yang membuat Mamaku istimewa adalah kemampuannya menerima kritik dan saran. "Iya, ya, Nona, Mama mau coba perbaiki, terima kasih." Padahal, siapa aku? Anak kemarin sore, sok tahu, kepala batu, suka protes ini itu...
Mamaku berkali-kali minta maaf pada kami karena tidak bisa memberi lebih. Padahal, kasih Mamaku berlimpah dalam hidup kami, dalam hidupku. Aku selalu bersyukur punya mama seperti Mamaku yang tidak saja mengajar anaknya tapi juga mau menerima saran anaknya. Dengan cinta dan sayang, Selamat Ulang Tahun Em A Em A.
Banyak yang ulang tahun Mei ini. Temanku Quando (he he he) ulang tahun 3 Mei. Om Pius, 5 Mei. Mama Ben ultah 16 Mei. Siapa lagi ya, aduhh, penyakit nggak ingat kumat lagi nih... Selamat deh, buat semua yang ulang tahun di bulan kelima 2006. Amin, untuk semua doa dan keinginan. Amin.
Mamaku ulang tahu ke-61 hari ini. Mama masih centil saat aku telepon mengucapkan selamat ulang tahun. Mama bilang ada dua kupu-kupu yang seharian bermain di rumah kami beberapa hari sebelumnya. Artinya akan ada tamu di rumah. Kupu-kupu yang besar dengan motif cantik, warna terang, hinggap cukup lama di foto Mama dan Bapaku. Mudah-mudahan tamu yang datang membawa sukacita permanen buat orang tuaku, amin.
Waktu aku liburan Paskah kemarin, aku lihat Mama dan Bapaku menangis berdua. Mamaku duduk di samping Bapaku. Mereka membaca bukuku. Mama membacakan dengan suara keras Pak Polisi. Suaranya lama-lama tenggelam. Ternyata mereka berdua menangis.
Terus di hari lain, Mamaku tersenyum lebar melihat aku keluar dari kamar. Aku baru bangun. Kesiangan dong, libur geto lo.
"Nona, Mama masih menikmati Pagi Manis (judul di bukuku yang bercerita tentang kebiasaan manis Mamaku)!"
"Yang nyanyi itu Dolly Parton. Mama masih bangun pagi, dengar lagu dan berhenti setelah semua bangun...," kata Mama dengan senyum centil. Iya, beneran, centil.
Mama selalu menemaniku di saat-saat genting. Saat pentingku itu selalu berhubungan dengan urusan pelajaran entah ujian atau lomba sampai urusan menulis. Pernah sekali aku marah sama Mama karena tak tahan mendengar omelannya.
Waktu itu aku dan Mama sendirian di kamar makan. Besok batas terakhir pengiriman naskah untuk salah satu lomba penulisan ilmiah gitu deh. Aku mendikte, Mama mengetik. Tapi, aku mendikte dari kepala bukan catatan. Mana mengetik dengan mesin tik lagi, jadi harus sempurna, nggak boleh salah. Jika kata-kata yang keluar macet dan butuh waktu untuk merangkai kalimat, Mamaku mengomel.
Kesal diomeli sering menunda dan meremehkan pekerjaan, aku bilang, "Ya sudah tak usah ikut lomba." (Kujar ajar banget ya, udah dibantuin, marah-marah). Mamaku diam tapi terus mengetik. Naskah berlembar-lembar itu selesai juga pagi. Mamaku ke kantor dan aku ke sekolah untuk menyerahkan naskah setelah dijilid dengan cover hijau (warna kesayangan Mama).
Beberapa hari kemudian aku mendapat amplop pengumuman hasil lomba. Aku tidak berani membukanya, biar Mama saja. "Mama bilang apa, coba kita kerjakan hari-hari sebelumnya. Cukup sudah menunda pekerjaan," kata Mamaku setelah membaca hasilnya. Waktu itu aku juara dua. Aku lupa lari ke mana duit hadiah. Jangan-jangan Mama nggak kebagian..., hiks.
Mama juga sempat mengeluh waktu aku telepon. Seperti biasa aku cuma mendengar. Aku dan Mamaku tidak ada rahasia. Kita seperti sahabat. Yang membuat Mamaku istimewa adalah kemampuannya menerima kritik dan saran. "Iya, ya, Nona, Mama mau coba perbaiki, terima kasih." Padahal, siapa aku? Anak kemarin sore, sok tahu, kepala batu, suka protes ini itu...
Mamaku berkali-kali minta maaf pada kami karena tidak bisa memberi lebih. Padahal, kasih Mamaku berlimpah dalam hidup kami, dalam hidupku. Aku selalu bersyukur punya mama seperti Mamaku yang tidak saja mengajar anaknya tapi juga mau menerima saran anaknya. Dengan cinta dan sayang, Selamat Ulang Tahun Em A Em A.
2 Comments :
Selamat Ulang Tahun untuk Mama Tinneke, semoga selalu diberi kesehatan, Panjang Umur,berbahagia bersama keluarga dan Tuhan selalu memberkati...emm...Ne, bulan Mei ini ternyata orang2 yang dekat denganku juga banyak yg ultah..Banyak kado, banyak Doa hehe....
# by 10:52 AM
-------------------- , atTrims Judith :) Nanti aku sampaikan ke Mama. Yang aku tulis ini yang aku ingat ulang tahunnya aja, mungkin ada yang kelewatan hehehe. Salam sayang buat Lexi ya dari aku dan Moses heheh..
--------------------