Terima Kasih
Ini hari kedua aku menelepon Moses beberapa menit setelah bangun tidur. Pembicaraan masih berkisar tentang buku Blog Tinneke Carmen (BeTeKa).
Moses adalah salah satu pembaca pertama BeTeKa. Keponakanku yang pada 20 Mei nanti berumur tujuh tahun ini sudah menggenal bukuku saat masih dalam bentuk draf. Dia sangat antusias dan ingin bikin buku juga. Tapi, setiap aku tanya sudah berapa
banyak tulisannya, dia punya banyak jawaban. Masih sibuk main sepedalah, nggak ada pensil, atau masih berpikir. Yang pasti tulisannya di komputerku membuat sahabatku Lisa yang mantan editor sebuah penerbitan itu terkaget-kaget. Ah, aku bukan mau cerita Moses di sini, lain kali saja :).
"Ne, ternyata Putri Masako itu ada," dia berkata sebelum aku mengucapkan selamat pagi.
"Memang iya."
"Moses baru baca di Bobo, Putri Masako benar orang Jepang."
"Ya, iyalah," aku menirukan cara dia menjawab sesuatu yang pasti.
"Moses pikir Putri Masako di buku Ne, cuma karangan."
Kemarin aku juga menelepon Moses untuk membahas bukuku. Hmmm terus terang aku malu membicarakan ini dengan orang lain. Lebih nyaman bicara BeTeKa dengan Moses kecilku yang kutu buku dan selalu bicara dengan bahasa Indonesia yang baik itu.
Dia bilang senang membaca judul "Bersih-bersih" dan "Meniru Moses. Iyalah, itu kan cerita tentang dirinya. Tapi, dia penasaran dan suka membaca "Lima Huruf." (Aku lupa judul-judul ini ada di halaman berapa. Sampai sekarang aku belum baca BeTeKa. Aneh ya? Iya, emang, hiks)
"Kenapa suka Lima Huruf"?
"Karena pasangan?"
"Ne nggak mengerti, maksudnya apa?
"Maksud Moses, seperti kau di sebelah kiri, aku di sebelah kanan, jadi pasangan Neee."
Tapi, setelah bicara panjang lebar, aku tahu alasan dia menyukai "Lima Huruf."
"Lima huruf itu kan M O S E S, kan," kata dia.
Terserah deh. Atur saja. Tiap orang boleh bicara apa saja tentang BeTeKa. Aku terima nasib saja. Pasrah bongkok. Terima kasih banyak untuk semua komentar tentang buku Blog Tinneke Carmen. Terlebih terima kasih TUHAN untuk BeTeKa.
Ini hari kedua aku menelepon Moses beberapa menit setelah bangun tidur. Pembicaraan masih berkisar tentang buku Blog Tinneke Carmen (BeTeKa).
Moses adalah salah satu pembaca pertama BeTeKa. Keponakanku yang pada 20 Mei nanti berumur tujuh tahun ini sudah menggenal bukuku saat masih dalam bentuk draf. Dia sangat antusias dan ingin bikin buku juga. Tapi, setiap aku tanya sudah berapa
banyak tulisannya, dia punya banyak jawaban. Masih sibuk main sepedalah, nggak ada pensil, atau masih berpikir. Yang pasti tulisannya di komputerku membuat sahabatku Lisa yang mantan editor sebuah penerbitan itu terkaget-kaget. Ah, aku bukan mau cerita Moses di sini, lain kali saja :).
"Ne, ternyata Putri Masako itu ada," dia berkata sebelum aku mengucapkan selamat pagi.
"Memang iya."
"Moses baru baca di Bobo, Putri Masako benar orang Jepang."
"Ya, iyalah," aku menirukan cara dia menjawab sesuatu yang pasti.
"Moses pikir Putri Masako di buku Ne, cuma karangan."
Kemarin aku juga menelepon Moses untuk membahas bukuku. Hmmm terus terang aku malu membicarakan ini dengan orang lain. Lebih nyaman bicara BeTeKa dengan Moses kecilku yang kutu buku dan selalu bicara dengan bahasa Indonesia yang baik itu.
Dia bilang senang membaca judul "Bersih-bersih" dan "Meniru Moses. Iyalah, itu kan cerita tentang dirinya. Tapi, dia penasaran dan suka membaca "Lima Huruf." (Aku lupa judul-judul ini ada di halaman berapa. Sampai sekarang aku belum baca BeTeKa. Aneh ya? Iya, emang, hiks)
"Kenapa suka Lima Huruf"?
"Karena pasangan?"
"Ne nggak mengerti, maksudnya apa?
"Maksud Moses, seperti kau di sebelah kiri, aku di sebelah kanan, jadi pasangan Neee."
Tapi, setelah bicara panjang lebar, aku tahu alasan dia menyukai "Lima Huruf."
"Lima huruf itu kan M O S E S, kan," kata dia.
Terserah deh. Atur saja. Tiap orang boleh bicara apa saja tentang BeTeKa. Aku terima nasib saja. Pasrah bongkok. Terima kasih banyak untuk semua komentar tentang buku Blog Tinneke Carmen. Terlebih terima kasih TUHAN untuk BeTeKa.
Blog Tinneke Carmen
Judul buku: Blog Tinneke Carmen
Penulis : Albertina S. Calemens
Penerbit : Gradien Books
Buku Blog Tinneke Carmen bisa didapatkan di seluruh toko buku Gramedia dan Gunung Agung serta toko buku lain. Atau bisa pesan langsung lewat e-mailku tinneke_carmen@yahoo.com atau ke e-mail penerbit kairos@ygy.centrin.net.id.
Harga buku: Rp. 30.000 dengan ongkos kirim antara Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu sesuai daerah tujuan. Pembayaran ditransfer via BCA dengan no. rek: 1281119929 a/n Albertina SC KCU: Pasarminggu. Konfirmasi pembayaran ke alamat dua e-mail yang tertulis di atas. Terima kasih banyak.
Endorsment:
"Ceritanya ekspresif, sensitif, sentimentil.... Topiknya ringan tapi tetep ada pesan buat kita untuk lebih MENGERTI, MENSYUKURI. Pas banget buat orang yang nyari bacaan tanpa banyak brainstorming-nya. Success trus buat Tinneke Carmen..."
Mike Indonesia Idol
"Ringan, lugas, dan membangkitkan inspirasi. Itulah hal pertama yang muncul saat saya membaca buku ini. Dominasi kisah yang menceritakan bagaimana sang penulis mensyukuri setiap peristiwa yang dialaminya, sangat menggugah kita untuk merefleksikannya dalam kehidupan kita. Buku ini sangat layak dibaca oleh berbagai usia..."
Ari Atoel
www.atoel.blogspot.com
"Ketika mulai membaca, aku sangat tertarik, selanjutnya aku gak bisa berhenti. Ada sesuatu yang membuat aku ingin tahu lebih banyak mengenai kehidupan Tine. Sampai akhirnya aku hanya bisa berdecak kagum. She's great. Must read, banyak hal yang aku dapat."
Dewi, penulis buku Blog Tristania-Angina.
"Membaca buku ini, saya menangis sendiri, ngakak sendiri, merenung sendiri.... Damai..., seperti bertemu pelukan ibu saat lelah..."
Sarah Marta, penulis skenario.
"Membaca www.tinnekecarmen.tk layaknya diajak berwisata. Tempat-tempat yang dikunjungi, tempat-tempat biasa sih. Tetapi karena si non blogger ini piawai jadi pemandunya, jadilah tempat-tempat itu bermakna dan istimewa. Tahu-tahu selesai."
Ayub Yahya
Penulis buku best seller Ngejomblo Itu Nikmat www.ayubyahya.blogspot.com
"Buku ini berhasil membuat saya tersenyum-senyum, sesekali tertawa terbahak-bahak, kadang juga geleng kepala, karena salut pada kecerdasan penulisnya. Sungguh, buku ringan ini sangat menghibur, menguatkan, dan mencerahkan."
Edy Zaqeus, penulis Buku-buku Best Seller.
"Wow... dari hobi blogging bisa menelurkan buku? Luar biasa!!! Karya yang ada di tangan Anda ini sekaligus mematahkan rumor sebagian orang yang meragukan dan meremehkan kehadiran blog, yang mengatakan bahwa nge-blog itu sama saja membuang waktu, energi, dan tidak punya masa depan. Terus terang, aku bangga sekali dengan kehadiran buku ini.
Menyelami percakapan dan peristiwa-peristiwa yang dialami seorang Tinneke, mengajarkan diriku untuk lebih bersahabat dengan anak-anak, karena dari merekalah kita bisa melihat hakiki, karakter, dan keberadaan Allah yang sesungguhnya senantiasa ada di antara kita. Kontak, konflik, dan korespondensi yang dituangkan dalam bahasa seorang jurnalis dengan keluarga, teman, dan rekan kerja sungguh memberikan pencerahan untuk selalu berdamai dengan sesama."
Hendri Bun, penulis buku Be Happy: Memulung Keceriaan dalam Sekolah Kehidupan
www.hendribun.blogspot.com
"Ini buku berasal dari blognya Tine, bagus buat bahan renungan sehari-hari karena banyak hal bagus dan berharga yang bisa aku dapet dari buku ini... secara gak langsung buku ini seperti berkata bahwa hidup ini indah bila kau tahu cara menghargai dan menikmati hidup yang cuman sebentar ini... dan buku ini bisa jadi encouragement kita untuk bisa selalu bersyukur dan untuk selalu rajin menulis siapa tahu bisa jadi buku juga :)
Shirley Lophita, mahasiswi
www.xanga/lekishi
"Tulisan Ne dah menggoda saya sejak awal mengenal blognya. 'Nih anak bakat banget nulisnya,' gitu saya ngebatin. Sederhana, tapi selalu dikemas manis olehnya. Tak hendak bergaya dengan ide2 besar, tapi selalu ada pembelajaran yang disampaikan dengan gaya curhat dan jujur. Selalu menggiring saya untuk tercenung. Hiks..."
Ang Tek Khun
www.wingsofheart.blogspot.com
Judul buku: Blog Tinneke Carmen
Penulis : Albertina S. Calemens
Penerbit : Gradien Books
Buku Blog Tinneke Carmen bisa didapatkan di seluruh toko buku Gramedia dan Gunung Agung serta toko buku lain. Atau bisa pesan langsung lewat e-mailku tinneke_carmen@yahoo.com atau ke e-mail penerbit kairos@ygy.centrin.net.id.
Harga buku: Rp. 30.000 dengan ongkos kirim antara Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu sesuai daerah tujuan. Pembayaran ditransfer via BCA dengan no. rek: 1281119929 a/n Albertina SC KCU: Pasarminggu. Konfirmasi pembayaran ke alamat dua e-mail yang tertulis di atas. Terima kasih banyak.
Endorsment:
"Ceritanya ekspresif, sensitif, sentimentil.... Topiknya ringan tapi tetep ada pesan buat kita untuk lebih MENGERTI, MENSYUKURI. Pas banget buat orang yang nyari bacaan tanpa banyak brainstorming-nya. Success trus buat Tinneke Carmen..."
Mike Indonesia Idol
"Ringan, lugas, dan membangkitkan inspirasi. Itulah hal pertama yang muncul saat saya membaca buku ini. Dominasi kisah yang menceritakan bagaimana sang penulis mensyukuri setiap peristiwa yang dialaminya, sangat menggugah kita untuk merefleksikannya dalam kehidupan kita. Buku ini sangat layak dibaca oleh berbagai usia..."
Ari Atoel
www.atoel.blogspot.com
"Ketika mulai membaca, aku sangat tertarik, selanjutnya aku gak bisa berhenti. Ada sesuatu yang membuat aku ingin tahu lebih banyak mengenai kehidupan Tine. Sampai akhirnya aku hanya bisa berdecak kagum. She's great. Must read, banyak hal yang aku dapat."
Dewi, penulis buku Blog Tristania-Angina.
"Membaca buku ini, saya menangis sendiri, ngakak sendiri, merenung sendiri.... Damai..., seperti bertemu pelukan ibu saat lelah..."
Sarah Marta, penulis skenario.
"Membaca www.tinnekecarmen.tk layaknya diajak berwisata. Tempat-tempat yang dikunjungi, tempat-tempat biasa sih. Tetapi karena si non blogger ini piawai jadi pemandunya, jadilah tempat-tempat itu bermakna dan istimewa. Tahu-tahu selesai."
Ayub Yahya
Penulis buku best seller Ngejomblo Itu Nikmat www.ayubyahya.blogspot.com
"Buku ini berhasil membuat saya tersenyum-senyum, sesekali tertawa terbahak-bahak, kadang juga geleng kepala, karena salut pada kecerdasan penulisnya. Sungguh, buku ringan ini sangat menghibur, menguatkan, dan mencerahkan."
Edy Zaqeus, penulis Buku-buku Best Seller.
"Wow... dari hobi blogging bisa menelurkan buku? Luar biasa!!! Karya yang ada di tangan Anda ini sekaligus mematahkan rumor sebagian orang yang meragukan dan meremehkan kehadiran blog, yang mengatakan bahwa nge-blog itu sama saja membuang waktu, energi, dan tidak punya masa depan. Terus terang, aku bangga sekali dengan kehadiran buku ini.
Menyelami percakapan dan peristiwa-peristiwa yang dialami seorang Tinneke, mengajarkan diriku untuk lebih bersahabat dengan anak-anak, karena dari merekalah kita bisa melihat hakiki, karakter, dan keberadaan Allah yang sesungguhnya senantiasa ada di antara kita. Kontak, konflik, dan korespondensi yang dituangkan dalam bahasa seorang jurnalis dengan keluarga, teman, dan rekan kerja sungguh memberikan pencerahan untuk selalu berdamai dengan sesama."
Hendri Bun, penulis buku Be Happy: Memulung Keceriaan dalam Sekolah Kehidupan
www.hendribun.blogspot.com
"Ini buku berasal dari blognya Tine, bagus buat bahan renungan sehari-hari karena banyak hal bagus dan berharga yang bisa aku dapet dari buku ini... secara gak langsung buku ini seperti berkata bahwa hidup ini indah bila kau tahu cara menghargai dan menikmati hidup yang cuman sebentar ini... dan buku ini bisa jadi encouragement kita untuk bisa selalu bersyukur dan untuk selalu rajin menulis siapa tahu bisa jadi buku juga :)
Shirley Lophita, mahasiswi
www.xanga/lekishi
"Tulisan Ne dah menggoda saya sejak awal mengenal blognya. 'Nih anak bakat banget nulisnya,' gitu saya ngebatin. Sederhana, tapi selalu dikemas manis olehnya. Tak hendak bergaya dengan ide2 besar, tapi selalu ada pembelajaran yang disampaikan dengan gaya curhat dan jujur. Selalu menggiring saya untuk tercenung. Hiks..."
Ang Tek Khun
www.wingsofheart.blogspot.com
"God knows that a mother needs fortitude and courage and tolerance and flexibility and patience and firmness and nearly every other brave
aspect of the human soul."
Phyllis McGinley
aspect of the human soul."
Phyllis McGinley
Kembali
Liburan empat hari benar-benar nggak cukup. Aku bahkan nggak sempat menyapu rumah. Cuci piring apalagi. Iya, benar. Ampun deh.
Kupang terlalu panas. Nggak bagus buat jerawatku, he he he. Aku hampir pingsan saat mengikuti Jalan Salib karena matahari terlalu menyengat. Padahal, aku berteduh di bawah pohon dan masih di bawah jam 11.00 WIT. Yeee, baru begitu saja, ini Jumat Agung wooi!
Mama yang mengantarku pulang. Aku sebenarnya nggak mau. Tapi, gimana ya, aku senang juga sih diantar dan ternyata masih butuh didadahin :)
Waktu jalan kaki menuju pesawat di Bandara El Tari aku melihat bulan. Masih pagi, jam tujuh lewat. Aku sengaja membiarkan kulit tanganku bermandi matahari. Menyenangkan. Sangat menyenangkan.
Roda pesawat membentur landasan. Hmmmm, akhirnya kembali ke Jakarta. Hari baru. Senin. Masuk malam. Huuuu YM dan Friendster masih belum dibuka, hiks.
Koneng baik-baik saja. Iya dong, banyak yang jagain, he he he. Trims ya, Pak Khun dan Ley, juga Me dan Jenot.
Ampun deh, aku masih ingin lebih lama di rumah. Begadang dengan Mama sampai kaget sendiri sudah hampir jam 12 siang. Tidur dengan Bapaku di bantal beraroma matahari. Memegang jari tangan Is sebelum tidur, nyam nyam. Jalan-jalan dengan Ita. Becanda dengan Jo. Disambut Bossi dan Lerong... Ayo ayo! Semangat! Semangat!
Liburan empat hari benar-benar nggak cukup. Aku bahkan nggak sempat menyapu rumah. Cuci piring apalagi. Iya, benar. Ampun deh.
Kupang terlalu panas. Nggak bagus buat jerawatku, he he he. Aku hampir pingsan saat mengikuti Jalan Salib karena matahari terlalu menyengat. Padahal, aku berteduh di bawah pohon dan masih di bawah jam 11.00 WIT. Yeee, baru begitu saja, ini Jumat Agung wooi!
Mama yang mengantarku pulang. Aku sebenarnya nggak mau. Tapi, gimana ya, aku senang juga sih diantar dan ternyata masih butuh didadahin :)
Waktu jalan kaki menuju pesawat di Bandara El Tari aku melihat bulan. Masih pagi, jam tujuh lewat. Aku sengaja membiarkan kulit tanganku bermandi matahari. Menyenangkan. Sangat menyenangkan.
Roda pesawat membentur landasan. Hmmmm, akhirnya kembali ke Jakarta. Hari baru. Senin. Masuk malam. Huuuu YM dan Friendster masih belum dibuka, hiks.
Koneng baik-baik saja. Iya dong, banyak yang jagain, he he he. Trims ya, Pak Khun dan Ley, juga Me dan Jenot.
Ampun deh, aku masih ingin lebih lama di rumah. Begadang dengan Mama sampai kaget sendiri sudah hampir jam 12 siang. Tidur dengan Bapaku di bantal beraroma matahari. Memegang jari tangan Is sebelum tidur, nyam nyam. Jalan-jalan dengan Ita. Becanda dengan Jo. Disambut Bossi dan Lerong... Ayo ayo! Semangat! Semangat!
Hmmmmm
Sejak tiketku untuk pulang kampung oke, pikiranku sudah lari ke Kupang. Tidak ada lagi yang aku pusingkan. Beneran. Semua urusan rutin sudah aku bereskan jauh-jauh hari sebelumnya.
Jadi, waktu membalas sms, aku minta Pak Khun santai saja soal buku Blog Tinneke Carmen. Bukannya nggak bersemangat apalagi kemalingan minat. Tapi, rumah, Bapa, Mama, dan lainnya kayaknya lebih menarik :). Bukan cuma itu, penyakit lupaku mulai kambuh. Mulai dari lupa bawa HP sampai lupa bawa dompet. Sekarang mau isi pulsa aja nggak bisa.
Mungkin ini lebih baik. Sebab, kalau dalam kondisi kusut begini aku sering salah kirim pesan. Kalau kata-kata yang terbang untuk lucu-lucuan sih nggak apa-apa nyasar. Jika pesannya pribadi dan agak sensitif kan bisa bahaya.
Aku juga malas menulis untuk blog, he he. Aku sudah bikin judul Buku Pertamaku dan langsung save as draft untuk arsip 5 April. Yang ada di kepalaku sih banyak. Aku masih malu kali cerita tentang si Koneng itu. Atau seperti yang aku bilang tadi, badanku di sini tapi, pikiranku sudah ada di rumah sana :).
Kondisi begini, lezat juga. Hari tetap bergerak cepat, tapi aku nggak dikejar-kejar janji dan aktivitas. Selesai kerja, nggak chatting, malah main game sampai pegal-pegal. Aku nggak merasa kekurangan waktu...
Sejak tiketku untuk pulang kampung oke, pikiranku sudah lari ke Kupang. Tidak ada lagi yang aku pusingkan. Beneran. Semua urusan rutin sudah aku bereskan jauh-jauh hari sebelumnya.
Jadi, waktu membalas sms, aku minta Pak Khun santai saja soal buku Blog Tinneke Carmen. Bukannya nggak bersemangat apalagi kemalingan minat. Tapi, rumah, Bapa, Mama, dan lainnya kayaknya lebih menarik :). Bukan cuma itu, penyakit lupaku mulai kambuh. Mulai dari lupa bawa HP sampai lupa bawa dompet. Sekarang mau isi pulsa aja nggak bisa.
Mungkin ini lebih baik. Sebab, kalau dalam kondisi kusut begini aku sering salah kirim pesan. Kalau kata-kata yang terbang untuk lucu-lucuan sih nggak apa-apa nyasar. Jika pesannya pribadi dan agak sensitif kan bisa bahaya.
Aku juga malas menulis untuk blog, he he. Aku sudah bikin judul Buku Pertamaku dan langsung save as draft untuk arsip 5 April. Yang ada di kepalaku sih banyak. Aku masih malu kali cerita tentang si Koneng itu. Atau seperti yang aku bilang tadi, badanku di sini tapi, pikiranku sudah ada di rumah sana :).
Kondisi begini, lezat juga. Hari tetap bergerak cepat, tapi aku nggak dikejar-kejar janji dan aktivitas. Selesai kerja, nggak chatting, malah main game sampai pegal-pegal. Aku nggak merasa kekurangan waktu...