Sing Pusing Sing
Kenapa ya kepalaku pusing seharian. Hmmmm, kayaknya ini karena peralihan dari masuk malam ke pagi. Huuuuu, nggak enak banget.
Padahal, sejak bangun tidur pukul 05.15 WIB tadi aku merasa sehat-sehat saja. Aku malah bersemangat misa pagi menembus hujan yang gede itu. Hmm, iya, mungkin karena kakiku kedinginan kena hujan kali.
Aku mulai merasa nggak enak body saat dalam perjalanan ke Pasar Jatinegara. Aku mau beli obat Cina buat mama sekalian kirim ke kantor pos dekat situ. Sepanjang jalan aku sudah merasa ada yang salah. Mungkin terlalu semangat kali ya.
Pusingnya makin payah setelah mendekati sore. Tapi, ketawa ketiwi jalan terus dong. Aku juga sempat makan bakwan di depan kantor. Kali ini, aku, Rio dan Kang Ian makan di tengah taman. Bakwan campur polusi memang enak he he he.
Akhirnya benar. Aku muntah-muntah di kamar mandi. Kayaknya aku harus cek kesehatan nih. Biar tahu persis apa yang salah di tubuhku. Soalnya, belakangan aku cepat drop. Flu nggak sembuh-sembuh. Masih serak juga, bahaya, kelamaan nih. Aku ingin cepat-cepat pulang dan merebahkan diri di atas seprai pinky dinky.
Semakin malam mulai reda pusingnya. Meski kepalaku masih sedikit nyut-nyut, tapi nggak terlalu mengganggu. Johny Bryan baik banget lagi. Mau puterin delapan lagu Samsons, nonstop. Mulai dari Kehadiranmu, Yang Tlah Lalu, Naluri Lelaki, Cinta, Dengan Nafasmu, Bukan diriku, Akhir Rasa, sampai Kenangan Terindah. Meski suara Bams yang aduhai itu rada ketutup dengan berbagai musik dari dua komputer lain yang disetel kencang dengan musik yang beda.
Aku jadi ingat, adikku Jenny. Dia masih punya utang. Dia berapa kali berjanji mau memijat aku, tapi belum ditepati. Neni selalu janji surga akan memijatku agar aku mau pergi dengannya. Dia sudah tahu aku nggak kuat jalan-jalan jauh, tapi masih memaksa. Kemarin, ketika mencari pesanan adikku--yang mestinya tugas dia--kakiku sampai kram di mal. Dan, dia belum juga memijatku.
Kesempatan emas nih untuk menagih janjinya. Aku segera sms mengingatkan dia. Mau tahu jawabannya. Dia menjawab begini: "Hmmm lo kalau sakit begini baru ingat gue. Pulang cepat, gue tunggu di rumah. Naik taksi aja." Hmmm adikku memang malaikat, thanks ya, Neni sayang :)
Tapi, masih sekitar dua jam lagi baru bisa pulangaaanggggg.
Kenapa ya kepalaku pusing seharian. Hmmmm, kayaknya ini karena peralihan dari masuk malam ke pagi. Huuuuu, nggak enak banget.
Padahal, sejak bangun tidur pukul 05.15 WIB tadi aku merasa sehat-sehat saja. Aku malah bersemangat misa pagi menembus hujan yang gede itu. Hmm, iya, mungkin karena kakiku kedinginan kena hujan kali.
Aku mulai merasa nggak enak body saat dalam perjalanan ke Pasar Jatinegara. Aku mau beli obat Cina buat mama sekalian kirim ke kantor pos dekat situ. Sepanjang jalan aku sudah merasa ada yang salah. Mungkin terlalu semangat kali ya.
Pusingnya makin payah setelah mendekati sore. Tapi, ketawa ketiwi jalan terus dong. Aku juga sempat makan bakwan di depan kantor. Kali ini, aku, Rio dan Kang Ian makan di tengah taman. Bakwan campur polusi memang enak he he he.
Akhirnya benar. Aku muntah-muntah di kamar mandi. Kayaknya aku harus cek kesehatan nih. Biar tahu persis apa yang salah di tubuhku. Soalnya, belakangan aku cepat drop. Flu nggak sembuh-sembuh. Masih serak juga, bahaya, kelamaan nih. Aku ingin cepat-cepat pulang dan merebahkan diri di atas seprai pinky dinky.
Semakin malam mulai reda pusingnya. Meski kepalaku masih sedikit nyut-nyut, tapi nggak terlalu mengganggu. Johny Bryan baik banget lagi. Mau puterin delapan lagu Samsons, nonstop. Mulai dari Kehadiranmu, Yang Tlah Lalu, Naluri Lelaki, Cinta, Dengan Nafasmu, Bukan diriku, Akhir Rasa, sampai Kenangan Terindah. Meski suara Bams yang aduhai itu rada ketutup dengan berbagai musik dari dua komputer lain yang disetel kencang dengan musik yang beda.
Aku jadi ingat, adikku Jenny. Dia masih punya utang. Dia berapa kali berjanji mau memijat aku, tapi belum ditepati. Neni selalu janji surga akan memijatku agar aku mau pergi dengannya. Dia sudah tahu aku nggak kuat jalan-jalan jauh, tapi masih memaksa. Kemarin, ketika mencari pesanan adikku--yang mestinya tugas dia--kakiku sampai kram di mal. Dan, dia belum juga memijatku.
Kesempatan emas nih untuk menagih janjinya. Aku segera sms mengingatkan dia. Mau tahu jawabannya. Dia menjawab begini: "Hmmm lo kalau sakit begini baru ingat gue. Pulang cepat, gue tunggu di rumah. Naik taksi aja." Hmmm adikku memang malaikat, thanks ya, Neni sayang :)
Tapi, masih sekitar dua jam lagi baru bisa pulangaaanggggg.
3 Comments :
Ne, elo kok maksain diri keik gitu sih? Izin pulang dong, apalagi cuman tersisa 2 jam. Klo ga dikasih, kontak aja preman2 tanah abang, banyak kan? :)
# by Ang Tek Khun, at 9:28 AM
--------------------gitu ya Pak, bagi-bagi nomor preman Tanahabang dong :)
# by 10:56 AM
-------------------- , at081.xxx.xxx.xxx
# by Ang Tek Khun, at 9:40 AM
--------------------