Lagi Em
Pagi-pagi Jenny, adikku, sudah sms. Dia mengingatkan aku untuk membeli pesanan adikku Wisye biar bisa dititipkan ke saudaraku dari Kupang yang sedang tugas di sini. Aku menolak karena takut salah beli, lagian selama ini dia yang berurusan dengan itu. Eh, dia meneleponku dengan nada tinggi dan menutup telepon duluan. Kujar ajar banget nih anak.
Ya, memang dia harus menemani saudaraku belanja. Pasti makan waktu dan tenaga. Tapi, dia juga tahu bahwa aku nggak mungkin ikut mereka, juga dia yang tahu persis pesanan Wisye. Aku nggak mau ah kecapekan dan membatalkan lagi PAA. Aku sudah tiga kali nggak PAA. (Maaf ya, Tuhan, hiks) Mungkin dia lupa bahwa dia yang terakhir sms: "Hei anak-anakmu sudah datang nih, mau PAA. Mana tanggung jawabmu ibu guru?"
Beberapa detik setelah dia menelepon, Kak Ida sms. Dia memberikan pesan yang menguatkan. Lihat deh, hanya selang beberapa helaan napas aku menerima dua pesan dengan nada berbeda. Yang satu bikin bete, penuh roh kuda dan yang satu begitu lembut, penuh Roh Kudus.
Sama persis dengan keadaanku di kantor. Dari kaca aku melihat air jatuh perlahan menyirami bunga-bunga dan rumput di taman sebelah. Rintik-rintik. Sementara aku kedinginan dan batuk-batuk dalam ruangan berasap rokok. HP-ku--baru lo, dikasih Neni, thanks ya, adik :)--juga menjerit battery low.
Aku dan Neni memang dalam posisi yang nggak enak. Juga sama-sama sedang M. Perlu ketawa dan senyum, yang banyak, hari ini.
Horeeee, akhirnya PAA lagi :)
Pagi-pagi Jenny, adikku, sudah sms. Dia mengingatkan aku untuk membeli pesanan adikku Wisye biar bisa dititipkan ke saudaraku dari Kupang yang sedang tugas di sini. Aku menolak karena takut salah beli, lagian selama ini dia yang berurusan dengan itu. Eh, dia meneleponku dengan nada tinggi dan menutup telepon duluan. Kujar ajar banget nih anak.
Ya, memang dia harus menemani saudaraku belanja. Pasti makan waktu dan tenaga. Tapi, dia juga tahu bahwa aku nggak mungkin ikut mereka, juga dia yang tahu persis pesanan Wisye. Aku nggak mau ah kecapekan dan membatalkan lagi PAA. Aku sudah tiga kali nggak PAA. (Maaf ya, Tuhan, hiks) Mungkin dia lupa bahwa dia yang terakhir sms: "Hei anak-anakmu sudah datang nih, mau PAA. Mana tanggung jawabmu ibu guru?"
Beberapa detik setelah dia menelepon, Kak Ida sms. Dia memberikan pesan yang menguatkan. Lihat deh, hanya selang beberapa helaan napas aku menerima dua pesan dengan nada berbeda. Yang satu bikin bete, penuh roh kuda dan yang satu begitu lembut, penuh Roh Kudus.
Sama persis dengan keadaanku di kantor. Dari kaca aku melihat air jatuh perlahan menyirami bunga-bunga dan rumput di taman sebelah. Rintik-rintik. Sementara aku kedinginan dan batuk-batuk dalam ruangan berasap rokok. HP-ku--baru lo, dikasih Neni, thanks ya, adik :)--juga menjerit battery low.
Aku dan Neni memang dalam posisi yang nggak enak. Juga sama-sama sedang M. Perlu ketawa dan senyum, yang banyak, hari ini.
Horeeee, akhirnya PAA lagi :)