<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d6496619\x26blogName\x3d-::+L+O+V+E+will+S+E+T+you+F+R+E+E::\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://tinneke.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://tinneke.blogspot.com/\x26vt\x3d-6149671454343776068', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Thursday, February 02, 2006
Ngomong Dong

Seseorang teman meneleponku di kantor sekitar pukul 20.30 WIB. Dia sedang kesal pada seorang pria yang baru dia temui di sebuah pusat kebugaran. Pria Italia itu melontarkan kata-kata yang dianggap tidak pantas. Temanku ini sebal karena cengengesan saja waktu itu.

Temanku mulai menganalisis kondisi dia saat kejadian yang tidak menyenangkan itu. Tapi, rasanya semuanya normal. Dia memakai pakaian untuk olah raga yang standar. Perutnya memang kelihatan sedikit. "Mungkin dia begitu karena pakaian gue."

"Hello, itu tempat kebugaran, kenapa mesti menyalahkan diri sendiri," kataku ikut-ikut gemas.

"Sms dia sekarang, bilang lo ga suka sama sikapnya. Nggak sopan. Bilang sekarang jangan besok, sekarang," kataku.

"Ah, nanti dia malah menang, karena berhasil membuat gue merasa seperti begini," kata temanku.

"Kenapa mesti pikirin dia. Lo yang jadi korban, bukan dia. Gue tahu lo marah karena ga bikin apa-apa waktu dikatain tadi."

"Iya. Kenapa cengengesan aja tadi. Gue nyalahin diri gue, dia begitu karena gue." Huuuu.

Begini ini yang bikin aku gemas. Dia yang jadi korban, tapi malah menyalahkan diri sendiri. Masak dia sempat pikir pantas dikata-katain karena apa yang ada padanya, termasuk memakai baju olah raga di pusat kebugaran. Plis deh. Capek saya.

Menurut aku, kalau dia telanjang sekali pun, nggak ada masalah, jika si pria itu nggak ganjen. Ekstrem banget ya. Aku yakin laki-laki itu nggak mungkin berani berbuat begitu sama ibunya, saudara perempuannya, atau orang-orang dekatnya. (Jika berani, ampun deh) Terus, kenapa dia berani berbuat itu sama orang lain. Padahal, perasaan orang kalau dilecehkan itu sama. Terhina. Mungkin cara sesorang menunjukkan perasaan tidak dihargai itu yang beda.

"Bilangin dia, mungkin dia nggak tahu bahwa perbuatan dia itu bikin lo sakit. Ngomong dong."

Pembicaraan kami selesai setelah temanku meminta aku mengirimkan kata-kata yang pantas buat si pria gendut (beneran ini bukan menghina hehehehe). Karena sudah terlalu malam, aku malah lupa mencari kata-kata yang pas buat laki-laki itu dan pulang kantor seperti tanpa ada janji :)

Tengah malam temanku menelepon lagi. Sudah di atas jam 01.00. Aku belum tidur. Ternyata dia sudah mengirim sms ke pria yang kata temanku itu memakai kalung emas panjang dan gede (bisa buat leher Bonty kali he he). Intinya temanku bilang bahwa dia nggak sopan dan temanku benci padanya. "Kamu sudah dua bulan menghirup udara di sini tapi tega-teganya melecehkan orang sini. Nomormu sudah kuhapus," temanku bercerita. Horeeeee. Musti salto nih :)

"Lega banget setelah bilang ke dia," kata dia bersemangat. "Benar-benar lega," kata dia, tertawa. Hmmmm bagus.

Temanku tak mau berhenti bicara. Selama ini dia memang tidak pernah merepotkan masalah begituan. Orang yang melecehkan dia dianggap angin lalu. Dia memilih mengampuni dan melupakan seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Temanku ini juga berbicara dengan temannya yang lain. Dan temannnya ini menegurnya bahwa sikapnya memang kadang-kadang sering bisa disalahartikan. "Iya, mungkin benar juga, aku harus introspeksi," kata dia. Aku tidak merasa ada yang aneh dengan dirinya. Memang aku tahu dia centil. Tapi, centil kan bukan kriminal. Yang melecehkan orang itu yang masuk tindak pidana.

Aku menulis ini dengan meledak-ledak memang. Tapi, saat bicara dengan temanku itu aku tenang kok. Kalem malah he he. Sebenarnya aku menyesal juga. Temanku ini bicara padaku setelah menjadi korban. Padahal, aku punya banyak kesempatan untuk berbagi dengan dia tentang masalah ini. "Gue sering digituin, tapi baru kali ini gue merasa harus berbuat sesuatu," kata dia.

Aku senang banget mendengar setiap kata temanku ini. Dia benar-benar merasakan betapa bicara pada orang yang membuat dia sakit hati itu benar-benar obat. Tidak peduli reaksi orang yang bersangkutan. Sebab, yang penting adalah menyembuhkan perasaan dirinya. Begitu sembuh, dia akan tahu bagaimana menghadapi masalah yang sama dan bisa membantu teman-temannya yang lain.

Dengan ketawa temanku ini bilang bahwa dia sudah melupakan dan memafkan pria itu. Bahkan, dia juga mau tetap berteman dengan pria itu. Apalagi, kemungkinan besar mereka akan bertemu di pusat kebugaran itu. Sikapnya berubah karena pesan singkat balasan dari pria itu. "I'm sorry."

"Kira-kira gue harus bagaimana saat ketemu dia? kata temanku.

Duh... repot nih. "Ya, jadi diri lo sendiri aja," kataku.

Aku masih menunggu cerita baru saat dia bertemu lagi dengan si Italiano itu. Tapi, aku nyaris tahu isi kisahnya. Lebih tepatnya aku sudah melihat hal baru dalam diri temanku ini. Saat bertemu dengan temannya (ya, mungkin mereka akan berteman), aku yakin temanku ini akan bicara sebagai pemenang.

2 Comments :

Duhhh... cakepnya kupu2nya. Nyulik dari mana?

# by Blogger Ang Tek Khun, at 11:46 AM  

--------------------

aku suka gambar-gambar di www.gettyimages.com, coba deh Pak Khun :)

# by Anonymous Anonymous, at 11:02 AM  

--------------------

Post a Comment

home

my book
It's my first book!
messages
Name :
Web URL :
Message :


archives
February 2004
March 2004
April 2004
May 2004
June 2004
July 2004
August 2004
September 2004
October 2004
November 2004
December 2004
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
November 2006
December 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
December 2007
January 2008
February 2008
May 2008
July 2008
August 2008
November 2008
January 2009
February 2009
March 2009
August 2009
October 2009
April 2011
June 2011
July 2011
November 2011
December 2011
April 2012
June 2012
November 2013
December 2014

links
Detik
Desa-Pelangi
Tempo
Kompas
Liputan6
Journey
Christian Women

resources
Tagboard
Blogger
Google
SXC
HTML
Haloscan
Gettyimages

hit counter
Free Web Counter

BlogFam Community