Menghitung Hari
"Kak, Papa meninggal." Suara Angela, sepupuku yang duduk di bangku kelas enam SD, membuat aku tersentak. Baru sekitar pukul 08.00 WIB. Aku masih di kantor ditemani suara lembut Mandy More menyanyikan Only Hope.
Aku sampai di rumah duka beberapa jam kemudian. Omku terbujur kaku dalam balutan jas hitam. Tante Juni terlihat kurus. Aku menatap sendu Lalong, Angela, Lino, dan Louis. Pelayat keluar masuk. Rumah penuh. Kepalaku juga ikut sesak. "Hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam..."
Aku pusing.
Bersambung...
"Kak, Papa meninggal." Suara Angela, sepupuku yang duduk di bangku kelas enam SD, membuat aku tersentak. Baru sekitar pukul 08.00 WIB. Aku masih di kantor ditemani suara lembut Mandy More menyanyikan Only Hope.
Aku sampai di rumah duka beberapa jam kemudian. Omku terbujur kaku dalam balutan jas hitam. Tante Juni terlihat kurus. Aku menatap sendu Lalong, Angela, Lino, dan Louis. Pelayat keluar masuk. Rumah penuh. Kepalaku juga ikut sesak. "Hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam..."
Aku pusing.
Bersambung...
2 Comments :
Ne, terimakasih untuk tulisannya ya :)
# by 8:45 AM
-------------------- , atNe, terimakasih untuk tulisannya ya :)
# by 8:46 AM
-------------------- , at