Duh!
Seorang saudara jauh bertandang ke rumah Abangku. Dia datang dengan jaket jin lusuh. Mukanya pucat. Dia sakit.
Aku tahu Abangku dalam kondisi tanggal tua. Sementara aku sendiri rada gondok melihat saudaraku ini. Menurut aku, dia aneh. Hanya datang pada saat-saat kepepet. Mustinya dia tahu di rumah Abangku ada anak-anak yang rentan penyakit. Jengkel membuat aku juga tidak memberi apa-apa padanya. (Jahat, ya!)
Setelah dua hari menginap akhirnya dia pergi. Kata Abangku, dia datang dalam keadaan benar-benar tidak punya apa-apa. Abangku yang merawat dia dan mengongkosi dia ke rumah neneknya. Dia memang tidak berani ke rumah neneknya karena pernah diusir. Rumah neneknya berantakan diserang sekelompok pemuda gara-gara ulah dia.
Besoknya aku menceritakan kekesalanku pada seorang teman saat makan siang di kantin. Dia juga sepakat denganku. Menjengkelkan memang berhadapan dengan orang yang datang pada saat susah-susah saja. Giliran senang, da dah, good bye. Dengan cerita ini, kita berdua juga belajar agar berusaha ada di antara siapapun, terutama yang kita kenal, di saat dia sedih dan senang.
"Coba bayangkan deh, bagaimana perasaan Tuhan, kalau kita datang di saat-saat perlu saja," kata temanku tiba-tiba. Duh!
Seorang saudara jauh bertandang ke rumah Abangku. Dia datang dengan jaket jin lusuh. Mukanya pucat. Dia sakit.
Aku tahu Abangku dalam kondisi tanggal tua. Sementara aku sendiri rada gondok melihat saudaraku ini. Menurut aku, dia aneh. Hanya datang pada saat-saat kepepet. Mustinya dia tahu di rumah Abangku ada anak-anak yang rentan penyakit. Jengkel membuat aku juga tidak memberi apa-apa padanya. (Jahat, ya!)
Setelah dua hari menginap akhirnya dia pergi. Kata Abangku, dia datang dalam keadaan benar-benar tidak punya apa-apa. Abangku yang merawat dia dan mengongkosi dia ke rumah neneknya. Dia memang tidak berani ke rumah neneknya karena pernah diusir. Rumah neneknya berantakan diserang sekelompok pemuda gara-gara ulah dia.
Besoknya aku menceritakan kekesalanku pada seorang teman saat makan siang di kantin. Dia juga sepakat denganku. Menjengkelkan memang berhadapan dengan orang yang datang pada saat susah-susah saja. Giliran senang, da dah, good bye. Dengan cerita ini, kita berdua juga belajar agar berusaha ada di antara siapapun, terutama yang kita kenal, di saat dia sedih dan senang.
"Coba bayangkan deh, bagaimana perasaan Tuhan, kalau kita datang di saat-saat perlu saja," kata temanku tiba-tiba. Duh!