<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d6496619\x26blogName\x3d-::+L+O+V+E+will+S+E+T+you+F+R+E+E::\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://tinneke.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://tinneke.blogspot.com/\x26vt\x3d-6149671454343776068', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Thursday, August 26, 2004
Cerita Andy


ADA seorang bocah kelas empat sekolah dasar di suatu daerah di Milaor Camarine Sur, Filipina. Setiap hari dia mengambil rute melintasi daerah tanah berbatuan dan menyeberangi jalan raya yang berbahaya. Banyak kendaraan melaju kencang dan tidak beraturan. Setiap kali berhasil menyeberangi jalan raya, bocah ini mampir sebentar ke gereja setiap pagi untuk menyapa Tuhan.

Diam-diam seorang Pastor mengamati tindakan bocah ini. Dia sangat terharu melihat sikap bocah yang lugu dan beriman ini. Suatu saat si Pastor mendekati bocah dan bertanya, "Bagaimana kabarmu Andy? Apakah kamu akan ke sekolah?"

"Ya, Bapa!" Andy membalas dengan senyum yang menyentuh hati Pastor.

Dia begitu memperhatikan keselamatan Andy sehingga suatu hari dia berkata kepada bocah itu, "Jangan menyeberang jalan raya sendirian. Setiap kali pulang sekolah kamu boleh mampir ke gereja dan saya akan menemani kamu ke seberang jalan. Dengan begitu saya bisa memastikan kamu pulang ke rumah dengan selamat."

"Terima kasih, Pastor."

"Kenapa kamu tidak pulang sekarang? Kamu tinggal di gereja setelah pulang sekolah?"

"Aku hanya ingin menyapa Tuhan, sahabatku."

Dan Pastor itu segera meninggalkan Andy. Bocah ini melewatkan waktunya dengan berbicara sendiri di depan altar. Tapi, kemudian Pastor ini bersembunyi di balik altar untuk mendengarkan apa yang dibicarakan Andy kepada Bapa di surga.

"Engkau tahu Tuhan, ujian matematikaku hari ini sangat buruk, tetapi aku tidak mencontek walaupun temanku melakukannya. Aku makan satu kue dan minum airku. Ayahku mengalami musim paceklik dan yang bisa kumakan hanyalah kue ini. Terima kasih buat kue ini Tuhan!

Aku tadi melihat anak kucing malang yang kelaparan dan aku memberikan kueku yang terakhir buatnya. Lucunya, aku nggak begitu lapar.

Lihat, ini sandalku yang terakhir. Aku mungkin harus berjalan tanpa sepatu minggu depan. Engkau tahu sepatu ini akan rusak, tapi tidak apa-apa, paling tidak aku tetap dapat pergi ke sekolah.

Orang-orang berbicara bahwa kami akan mengalami musim panen yang susah bulan ini, bahkan beberapa temanku sudah berhenti sekolah. Tolong bantu mereka supaya bisa sekolah lagi. Tolong Tuhan...

Oh ya, Engkau tahu Ibu memukulku lagi. Ini memang menyakitkan, tapi aku tahu sakit ini akan hilang, paling tidak aku masih punya seorang Ibu. Tuhan, Engkau mau lihat lukaku? Aku tahu Engkau mampu menyembuhkannya, di sini..., di sini... (sambil menunjukkan lukanya). Aku rasa Engkau tahu yang ini kan? Tolong jangan marahi Ibuku ya? Dia hanya sedang lelah dan khawatir akan kebutuhan makanan dan biaya sekolahku. Itulah mengapa dia memukul kami.

Oh Tuhan, aku rasa aku sedang jatuh cinta saat ini. Ada seorang gadis yang cantik di kelasku, namanya Anita. Menurut Engkau apakah dia akan menyukaiku? Bagaimanapun juga paling tidak aku tahu Engkau tetap menyukaiku karena aku tidak usah menjadi siapapun hanya untuk menyenangkanMu. Engkau adalah sahabatku.

Hei, ulang tahun-Mu tinggal dua hari lagi, apakah Engkau gembira? Tunggu saja sampai Engkau lihat, aku punya hadiah untuk-Mu . Tapi ini kejutan. Aku berharap Engkau akan menyukainya.

Ooops... aku harus pergi sekarang."

Andy segera berdiri dan memanggil Pastor itu, "Pastor, Pastor. Aku sudah selesai bicara dengan sahabatku, Anda bisa menemaniku menyeberang jalan sekarang!"

Kegiatan ini berlangsung setiap hari. Andy tidak pernah absen sekalipun. Pastor Agaton berbagi cerita ini kepada jemaat di gerejanya setiap Minggu karena dia belum pernah melihat suatu iman dan kepercayaan yang murni kepada Allah. Suatu pandangan positif dalam situasi yang negatif.

Pada hari Natal, Pastor Agaton jatuh sakit sehingga dia tidak bisa memimpin misa dan dirawat di rumah sakit. Pengelolaan gereja diserahkan pada empat suster tua yang tidak pernah tersenyum dan selalu menyalahkan segala sesuatu yang orang lain perbuat. Mereka juga sering mengutuki orang yang menyinggung mereka.

Mereka sedang berlutut memegangi rosario ketika Andy tiba dari pesta Natal di sekolahnya dan menyapa, "Halo Tuhan, Aku..."

"Kurang ajar kamu bocah! Tidakkah kamu lihat kami sedang berdoa! Keluar!"

Andy begitu terkejut, "Di mana Bapa Pastor Agaton? Dia seharusnya membantuku menyeberangi jalan raya. Dia selalu menyuruhku mampir lewat pintu belakang gereja. Aku juga harus menyapa Tuhan Yesus, ini hari ulang tahun-Nya, aku punya hadiah untuk-Nya..."

Ketika Andy mau mengambil hadiah dari dalam bajunya, seorang dari keempat suster itu menarik kerahnya dan mendorongnya keluar gereja. Sambil membuat tanda salib ia berkata "Keluarlah bocah, kamu akan mendapatkannya!"

Andy tidak punya pilihan lain. Hari itu dia harus sendirian menyeberangi jalan raya yang berbahaya di depan gereja. Dia berlari kecil ketika tiba-tiba sebuah bus melaju dengan kencang. Di situ ada tikungan yang tidak terlihat pandangan. Andy melindungi hadiah itu di dalam saku bajunya, sehingga dia tidak melihat datangnya bus. Kejadiannya begitu cepat. Andy tidak bisa menghindar. Bruk! Andy tewas seketika.

Orang-orang berlarian dan mengelilingi tubuh bocah malang yang sudah tak bernyawa. Tiba-tiba, entah muncul dari mana, seorang pria berjubah putih dengan wajah yang halus dan lembut datang memeluk Andy. Dia menangis. Orang-orang penasaran dan bertanya, "Maaf Tuan, apakah Anda keluarga bocah malang ini? Apakah anda mengenalnya?"

Dengan duka yang mendalam pria ini segera berdiri dan berucap pendek, "Dia adalah sahabatku." Pria misterius ini mengambil bungkusan hadiah dari dalam baju bocah malang itu dan menaruhnya di dadanya. Lalu dia berdiri dan membawa pergi tubuh Andy. Keduanya menghilang begitu saja di tengah kerumunan. Orang-orang pun bertanya-tanya. Penasaran.

Di malam Natal, Pastor Agaton menerima berita yang sungguh mengejutkan. Dia berkunjung ke rumah Andy beberapa hari kemudian untuk memastikan siapa pria misterius berjubah putih. Pastor bertemu dan bercakap-cakap dengan kedua orang tua Andy.

"Bagaimana Anda mengetahui putera Anda meninggal?"

"Seorang pria berjubah putih yang membawanya kemari," Ibu Andy terisak.

"Apa kata pria itu?"

Ayah Andy menjawab, "Dia tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia sangat berduka. Kami tidak mengenalnya, tapi dia terlihat sangat menderita atas kematian Andy. Sepertinya dia begitu mengenal Andy dengan baik. Tapi ada suatu kedamaian yang sulit saya jelaskan mengenai dirinya. Dia menyerahkan anak kami dan tersenyum lembut. Dia menyibakkan rambut Andy dari wajahnya dan memberikan kecupan di keningnya. Kemudian dia membisikkan sesuatu...

"Apa yang dia katakan?" Pastor Agaton berkata cepat.

"Dia berkata kepada puteraku..." ujar sang Ayah, "Terima kasih buat kadonya. Aku akan segera berjumpa denganmu. Engkau akan bersamaku."

Dan sang Ayah melanjutkan, "Anda tahu kemudian semuanya itu terasa begitu indah. Saya menangis tetapi tidak tahu mengapa bisa demikian. Yang saya tahu saya menangis karena bahagia. Saya tidak dapat menjelaskannya Bapa Pastor, tetapi ketika dia meninggalkan kami, ada suatu kedamaian yang memenuhi hati kami. Saya merasakan kasihnya yang begitu dalam di hatiku. Saya tidak dapat melukiskan sukacita di dalam hatiku. Saya tahu puteraku sudah berada di surga sekarang. Tapi tolong katakan padaku, Pastor, siapakah pria yang selalu bicara dengan puteraku setiap hari di gerejamu? Anda seharusnya mengetahui karena Anda selalu berada di sana setiap hari, kecuali pada waktu puteraku meninggal."

Air mata Pastor Agaton mengucur deras. Dengan lutut gemetar dia berbisik, "Dia tidak berbicara dengan siapa-siapa, kecuali dengan Yesus."

0 Comments :

Post a Comment

home

my book
It's my first book!
messages
Name :
Web URL :
Message :


archives
February 2004
March 2004
April 2004
May 2004
June 2004
July 2004
August 2004
September 2004
October 2004
November 2004
December 2004
January 2005
February 2005
March 2005
April 2005
May 2005
June 2005
July 2005
August 2005
September 2005
October 2005
November 2005
December 2005
January 2006
February 2006
March 2006
April 2006
May 2006
June 2006
July 2006
August 2006
September 2006
October 2006
November 2006
December 2006
January 2007
February 2007
March 2007
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
December 2007
January 2008
February 2008
May 2008
July 2008
August 2008
November 2008
January 2009
February 2009
March 2009
August 2009
October 2009
April 2011
June 2011
July 2011
November 2011
December 2011
April 2012
June 2012
November 2013
December 2014

links
Detik
Desa-Pelangi
Tempo
Kompas
Liputan6
Journey
Christian Women

resources
Tagboard
Blogger
Google
SXC
HTML
Haloscan
Gettyimages

hit counter
Free Web Counter

BlogFam Community