V Day
Hari Kasih Sayangku seru dengan cerita Wulan. Ponakanku yang sebentar lagi merayakan ulang tahun yang kesembilan berkisah tentang teman-teman sekolahnya. Kata dia, teman-teman kelasnya ada yang sudah pacaran.
"Pacaran itu apa?"
"Tulis surat, isinya bilang aku suka sama kamu. Kamu mau nggak jadi pacarku," kata Wulan.
Sepulang sekolah, Wulan menunjukkanku surat yang dia bikin di kelas. Ada tanda tangan guru di bawah kertas folio putih polos itu. Di situ ada gambar seorang cewek, namanya Tuti sedang bergandengan dengan cowok. Hmmm aku nggak ingat namanya, soalnya namanya ditulis dengan pensil. Tuti memegang bunga dan tersenyum.
Menurut Wulan, temannya yang pacaran-dua pasangan-itu mau ketemuan di Pizza Hut, hari Minggu. Tapi, dia yakin, mereka nggak bakalan ke sana.
"Pacar Wulan siapa?"
"Nggak ada. Itu masalah sepele," kata Wulan.
Kemarin seharian aku mematikan hp. Aku baru menyadari V Day saat membaca beberapa sms. Aku juga nggak bersemangat untuk membalas. Bukan nggak bersemangat pada pesan dan mereka yang mengirim. Bukan begitu. Kemarin aku lebih bersemangat mendoakan mereka yang mengirimiku ucapan happy valentine.
Soalnya, kemarin aku belajar satu hal. Saat mendoakan seseorang, kita bukan cuma terhubung dengan kegembiraan dan keberhasilannya tapi juga kelemahan dan pergumulannya. Doa menjangkau bagian-bagian terdalam dari diri seseorang. Dan, aku berdoa agar mereka penuh dengan buah-buah Roh. "Buah-buah Roh ialah Kasih, Sukacita, Damai Sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemahlembutan, Penguasaan Diri." (Galatia 5:22-23)
Happy Valentine's Day!
Jesus always be my Valentine, how about you?
Hari Kasih Sayangku seru dengan cerita Wulan. Ponakanku yang sebentar lagi merayakan ulang tahun yang kesembilan berkisah tentang teman-teman sekolahnya. Kata dia, teman-teman kelasnya ada yang sudah pacaran.
"Pacaran itu apa?"
"Tulis surat, isinya bilang aku suka sama kamu. Kamu mau nggak jadi pacarku," kata Wulan.
Sepulang sekolah, Wulan menunjukkanku surat yang dia bikin di kelas. Ada tanda tangan guru di bawah kertas folio putih polos itu. Di situ ada gambar seorang cewek, namanya Tuti sedang bergandengan dengan cowok. Hmmm aku nggak ingat namanya, soalnya namanya ditulis dengan pensil. Tuti memegang bunga dan tersenyum.
Menurut Wulan, temannya yang pacaran-dua pasangan-itu mau ketemuan di Pizza Hut, hari Minggu. Tapi, dia yakin, mereka nggak bakalan ke sana.
"Pacar Wulan siapa?"
"Nggak ada. Itu masalah sepele," kata Wulan.
Kemarin seharian aku mematikan hp. Aku baru menyadari V Day saat membaca beberapa sms. Aku juga nggak bersemangat untuk membalas. Bukan nggak bersemangat pada pesan dan mereka yang mengirim. Bukan begitu. Kemarin aku lebih bersemangat mendoakan mereka yang mengirimiku ucapan happy valentine.
Soalnya, kemarin aku belajar satu hal. Saat mendoakan seseorang, kita bukan cuma terhubung dengan kegembiraan dan keberhasilannya tapi juga kelemahan dan pergumulannya. Doa menjangkau bagian-bagian terdalam dari diri seseorang. Dan, aku berdoa agar mereka penuh dengan buah-buah Roh. "Buah-buah Roh ialah Kasih, Sukacita, Damai Sejahtera, Kesabaran, Kemurahan, Kebaikan, Kesetiaan, Kelemahlembutan, Penguasaan Diri." (Galatia 5:22-23)
Happy Valentine's Day!
Jesus always be my Valentine, how about you?
Akhirnya...
Akhirnya aku ketemu lagi dengan teman-teman lama. Ini semua karena niat dan usaha keras Mommy Dinar :) Ibu ini memang pemersatu. Aku baru bisa bertemu--dalam arti yang sebenarnya--sobat-sobat di masa "berdarah-darah dan ancur-ancur" setelah dia empat hari di Indonesia. Thanks ya Din din hehehe.
Di antara, kawanan kami ini, ada teman yang baru ketemu lagi setelah 10 tahun pisah. Wow. Pernah juga sih, Pak Ustad--begitu kita memanggilnya--menelepon supaya aku menyumbang tulisan buat halaman fashion dan gaya hidupnya. Tapi, duhhhhh, fesyen, wahhhhh, berat Pak Ustad.
Dahulu, mendengar suara Pak Ustad ditelepon saja sudah senang. Ditambah lagi, dua kantong keripik maneh padeh, yang pernah dia titipkan pada teman yang sedang ke Padang, Sumbar. Secara kita kompak banget dulu. Makanya, begitu ketemu, ya, gitu deh. Cerita-cerita lucu meluncur. Kayaknya nggak akan selesai kalau nggak ingat bulan sudah lama nongol di luar.
Aneh, saja, mau ketemu teman-teman lama itu susah banget. Kalau ketemu satu dua orang sih bisa. Tapi, kan lebih enak kalo segerombolan tumplek, plek, begitu biar puas menggali-gali.
Senang banget melihat teman-teman sehat-sehat. Thanks buat Rin, Tole, dan Ica yang telah membuka rumah dan hati untuk jadi tempat kumpul-kumpul.
Akhirnya aku ketemu lagi dengan teman-teman lama. Ini semua karena niat dan usaha keras Mommy Dinar :) Ibu ini memang pemersatu. Aku baru bisa bertemu--dalam arti yang sebenarnya--sobat-sobat di masa "berdarah-darah dan ancur-ancur" setelah dia empat hari di Indonesia. Thanks ya Din din hehehe.
Di antara, kawanan kami ini, ada teman yang baru ketemu lagi setelah 10 tahun pisah. Wow. Pernah juga sih, Pak Ustad--begitu kita memanggilnya--menelepon supaya aku menyumbang tulisan buat halaman fashion dan gaya hidupnya. Tapi, duhhhhh, fesyen, wahhhhh, berat Pak Ustad.
Dahulu, mendengar suara Pak Ustad ditelepon saja sudah senang. Ditambah lagi, dua kantong keripik maneh padeh, yang pernah dia titipkan pada teman yang sedang ke Padang, Sumbar. Secara kita kompak banget dulu. Makanya, begitu ketemu, ya, gitu deh. Cerita-cerita lucu meluncur. Kayaknya nggak akan selesai kalau nggak ingat bulan sudah lama nongol di luar.
Aneh, saja, mau ketemu teman-teman lama itu susah banget. Kalau ketemu satu dua orang sih bisa. Tapi, kan lebih enak kalo segerombolan tumplek, plek, begitu biar puas menggali-gali.
Senang banget melihat teman-teman sehat-sehat. Thanks buat Rin, Tole, dan Ica yang telah membuka rumah dan hati untuk jadi tempat kumpul-kumpul.