Pemicu
Aku membuntuti dua cowok yang entah dari mana berada sekitar 10 meter di depanku. Yang satu berjaket khaki dan yang lain berjaket hitam. Yang satu tinggi dan ehem ehem ganteng (sepintas mirip salah satu presenter berita di salah satu televisi swasta, tapi yang ini lebih tinggi dan lebih ramping). Yang satu, hmmmm, maaf aku benar-benar nggak ingat wajahnya. Dia pendek dan berambut plontos.
Keduanya berjalan buru-buru di antara orang-orang yang juga tergesa-gesa berjalan menghindari lampu merah di perempatan ke arah UKI. Aku mengekor mereka supaya bisa menyeberang dalam rombongan. Aku terus membatin semoga kita satu arah.
Benar. Ternyata keduanya searah denganku. Aku terus saja mengikuti si ganteng dan si plontos dengan senyum.
Tiba-tiba mereka berdua berlari kencang. Yaaaaaaah. Jangan-jangan.... Setelah beberapa saat menghilang, mataku kembali menangkap bayangan si ganteng. Dia sudah berada dalam bus jurusan Bogor. Dia duduk di bangku kedua dari belakang. Persis dekat jendela. Aku melihat dia tersenyum sambil mengutak-atik tombol pengatur AC di atap bus.
Hellooooo. Aku juga naik di bus yang sama. Aku kebagian tempat di bangku kedua dari depan. Aku pun menyanyi sudah selesai aleluya... Itu lo lagu berkat penutup saat misa :)
Aku menarik napas panjang. Memberi senyum pada mba yang di samping kiri dan mas yang di sebelah kanan. Keduanya tak merespons. Dan aku mulai berdoa.... Trims God buat si ganteng yang jadi pemicuku untuk bergelora mengejar bus pulang ke Bogor :)
Aku membuntuti dua cowok yang entah dari mana berada sekitar 10 meter di depanku. Yang satu berjaket khaki dan yang lain berjaket hitam. Yang satu tinggi dan ehem ehem ganteng (sepintas mirip salah satu presenter berita di salah satu televisi swasta, tapi yang ini lebih tinggi dan lebih ramping). Yang satu, hmmmm, maaf aku benar-benar nggak ingat wajahnya. Dia pendek dan berambut plontos.
Keduanya berjalan buru-buru di antara orang-orang yang juga tergesa-gesa berjalan menghindari lampu merah di perempatan ke arah UKI. Aku mengekor mereka supaya bisa menyeberang dalam rombongan. Aku terus membatin semoga kita satu arah.
Benar. Ternyata keduanya searah denganku. Aku terus saja mengikuti si ganteng dan si plontos dengan senyum.
Tiba-tiba mereka berdua berlari kencang. Yaaaaaaah. Jangan-jangan.... Setelah beberapa saat menghilang, mataku kembali menangkap bayangan si ganteng. Dia sudah berada dalam bus jurusan Bogor. Dia duduk di bangku kedua dari belakang. Persis dekat jendela. Aku melihat dia tersenyum sambil mengutak-atik tombol pengatur AC di atap bus.
Hellooooo. Aku juga naik di bus yang sama. Aku kebagian tempat di bangku kedua dari depan. Aku pun menyanyi sudah selesai aleluya... Itu lo lagu berkat penutup saat misa :)
Aku menarik napas panjang. Memberi senyum pada mba yang di samping kiri dan mas yang di sebelah kanan. Keduanya tak merespons. Dan aku mulai berdoa.... Trims God buat si ganteng yang jadi pemicuku untuk bergelora mengejar bus pulang ke Bogor :)
"To free us from the expectations of others, to give us back to
our-selves--there lies the great, the singular power of self-respect."
--Joan Didion
our-selves--there lies the great, the singular power of self-respect."
--Joan Didion
Go Blogging
"Ne kok nggak go blogging lagi," kata Moses. Dia bilang kangen baca tulisanku di blog.
"Moses nggak marah? Kan ceritanya kebanyakan tentang Moses, Wulan, dan Nera. Teman-teman Ne pada ingin kenalan dan ketemu Moses gara-gara sering baca Blog Tinneke Carmen," kataku.
"Nggak apa-apa. Cerita tentang kita kan banyak. Ne udah tulis waktu Moses masuk rumah sakit karena demam berdarah. Terus cerita tentang ketek lengket hahahaha. (Cerita yang aku bikin bersumber dari kisah Anak Hilang di Injil).
Iya, benar. Nggak terasa udah beratus-ratus hari aku absen nulis di blog. Alasannya segudang. Setelah aku pikir-pikir, virus malas nulis di blog muncul setelah Moses kecilku sakit demam berdarah. Apa hubungannya coba? Nggak ada memang :)
Aku kangen go blogging lagi :). Sekalian menjawab pertanyaan teman-teman tersayang; "Kok blog-nya nggak pernah di-update sih!"
"Okeeeeey Moses (dan semua saja) sayaaaaaang! Ne go blogging lagi deh!
"Ne kok nggak go blogging lagi," kata Moses. Dia bilang kangen baca tulisanku di blog.
"Moses nggak marah? Kan ceritanya kebanyakan tentang Moses, Wulan, dan Nera. Teman-teman Ne pada ingin kenalan dan ketemu Moses gara-gara sering baca Blog Tinneke Carmen," kataku.
"Nggak apa-apa. Cerita tentang kita kan banyak. Ne udah tulis waktu Moses masuk rumah sakit karena demam berdarah. Terus cerita tentang ketek lengket hahahaha. (Cerita yang aku bikin bersumber dari kisah Anak Hilang di Injil).
Iya, benar. Nggak terasa udah beratus-ratus hari aku absen nulis di blog. Alasannya segudang. Setelah aku pikir-pikir, virus malas nulis di blog muncul setelah Moses kecilku sakit demam berdarah. Apa hubungannya coba? Nggak ada memang :)
Aku kangen go blogging lagi :). Sekalian menjawab pertanyaan teman-teman tersayang; "Kok blog-nya nggak pernah di-update sih!"
"Okeeeeey Moses (dan semua saja) sayaaaaaang! Ne go blogging lagi deh!