April Fool
Hari ini aku sibuk menerima dan membalas pesan singkat. Breaking news CNN: Paus Paulus Yohanes II telah berpulang.... Tanpa dikomando aku langsung membuka situs CNN. Tidak seperti biasanya, butuh beberapa waktu untuk membuka situs CNN. Sambil menunggu aku mendekati televisi dan mencari saluran CNN. Belum sempat menemukan saluran televisi milik raja media asal Amerika Serikat, Ted Turner, aku sudah meneruskan pesan ini ke salah satu teman dengan nama depan A.
Saat situs CNN terbuka aku kaget. Ternyata Papa belum meninggal tapi sempat kritis Kamis malam silam. Juru Bicara Takhta Suci Vatikan Joaquin Navarro-Valls mengatakan, kondisi Bapa Suci memburuk akibat gagal jantung dan shock. Sebelumnya, pemuka agama yang selalu mencium tanah setiap wilayah yang dikunjungi ini sempat mengalami demam tinggi akibat infeksi saluran kemih, kemarin. Tapi, hari ini, Santo Bapa asal Polandia ini dikatakan sudah dalam kondisi stabil dan telah mengikuti misa pagi pukul 06.00 waktu Vatikan sana.
Sri Paus juga telah menerima sakramen pengurapan orang sakit yang diberikan pada saat menjelang ajal. Namun, kata Valls, bukan berarti tidak ada harapan hidup lagi bagi Bapa Suci. Iya, aku juga setuju. Ayahku sudah dua kali menerima sakramen ini, tapi masih tetap diberi napas kehidupan dari Allah yang Maha Baik sampai detik ini.
Sambil membaca sms yang bersambung itu, aku mencoba mencari di situs lain. Intinya sama, Pope dalam kondisi kritis. Sampai sms ke-empat, aku baru yakin sedang jadi bulan-bulanan April Mop. Kasihan banget temanku yang A itu. Untunglah dia balik menanyakan kebenaran berita itu. Aku langsung meluruskan berita itu sambil memberikan kabar terbaru. Tanpa malu-malu aku mengaku saja mem-forward sms ke dia sambil menangis. "Aku juga sedih Paus sekarat. Ini pasti ulah mafia pulsa, bayangkan dia dapat untung berapa dari sini," kata temanku.
Adikku sampai dua kali telepon dan memastikan lagi lewat sms. Kakak sepupuku malah mendapat kabar di gereja ketika misa Jumat pertama. Bayangkan saja, mereka sudah berdoa... Ah Tuhan kan tahu :) Gawatnya lagi, abangku--yang sering banget mengerjai orang saat April Mop--juga ikut-ikutan meneruskan kabar bohong ini.
Temanku berkali-kali menertawakanku. Kata dia, nggak apa-apa kan kalau Paus meninggal. Iya, benar. Memang nggak apa-apa kalau Paus meninggal. Seperti kata Rasul Paulus, "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." (Filipi 1:21) Persoalannya, Paus belum meninggal. Menyebarkan berita bohong kan dosa.
Dengan sedikit kesal aku membalas sms pertama itu. "May God bless you! Happy April Fool! Watch out with your tricks!" Seperti yang aku duga, si penyebar sms ini langsung meneleponku. Tapi, aku tidak menggubrisnya. Dia meneleponku dua kali.
Hari ini, perasaanku begitu naik turun. Jantungku sempat berdetak pelan dari biasanya hanya dalam hitungan menit. Aku tak tahan menyembunyikan air mata. Ketahuan lagi sama Dian dan Jamak yang duduk bersebelahan meja denganku :) Malu deh kepergok menangis di April Fool!
Mungkin aku norak. Biarkan saja. Ada banyak hal dalam hidupku yang norak. Nggak masalah :)
Aku memang mengikuti betul pemberitaan tentang Paus yang sering meneteskan air mata saat bersama anak-anak ini. Khususnya setelah kondisi kesehatan pemilik nama asli Karol Jozef Wojtyla itu memburuk. Aku juga tahu bahwa sebentar lagi Papa akan pergi. Aku bilang pada Dian, temanku, bahwa perasaanku mengatakan bahwa Bapa Suci akan meninggal pada Minggu.
Sebenarnya, aku sering menghindari pembicaraan yang terlalu dalam tentang Paus. Sebab, ada beberapa teman yang tampak antipati pada paus. Aku ingat ketika study Bible dengan beberapa teman dari sebuah gereja. Aku mundur perlahan saat memasuki pasal Gereja.
Mereka--aku sendirian dibimbing tiga teman--mempersoalkan posisi paus. Salah satu pembimbingku mengatakan kepala gereja adalah Kristus bukan Paus. Benar. Memang begitu selama ini. Aku tidak pernah berdoa dalam nama Paus :) Aku juga tidak memuji dan menyembah Paus seperti aku memuji dan menyembah Bapa, Putera, dan Roh Kudus.
Tapi, aku percaya sekali bahwa penunjukan Petrus sebagai gembala oleh Yesus juga bukan main-main. Bukan sembarangan. And I say also unto thee, That thou art Peter, and upon this rock I will build my church; and the gates of hell shall not prevail against it. (Sebab itu ketahuilah, engkau adalah Petrus, batu yang kuat. Dan di atas alas batu inilah Aku akan membangun gereja-Ku, yang tidak dapat dikalahkan; sekalipun oleh maut!) Matius 16:18.
Kenapa manusia tidak percaya pada manusia? Padahal, Yesus mempercayakan gereja pada Petrus yang menyangkal-Nya tiga kali. Yesus percaya pada Petrus yang memotong telinga salah satu pengawal yang menangkap-Nya di Taman Getsemani. Kenapa aku tidak bisa dan mau dipimpin oleh seorang manusia?
Benar bahwa dalam sejarah gereja pernah terjadi penyimpangan. Ada paus yang melupakan domba-dombanya dan bermain mata dengan penguasa. Tapi, apakah penyimpangan lantas menghapus pesan Yesus tentang Petrus sebagai gembala, sebagai kepala gereja? Kenapa Petrus yang keras kepala dan kurang iman itu--sempat berjalan di air namun jatuh karena kurang percaya--yang justru disebut batu karang?
Apakah gereja terus-terus terpuruk? Pemimpin-pemimpinnya terus bersahabat dengan penyimpangan dan kemaksiatan? Tidak. Sebagai umat yang sedang berziarah menuju rumah TUHAN, tentu saja perjalanan tak mulus terus. Kadang berhenti, menembus semak belukar, mendaki bukit, terjebak dalam hutan belantara, dan menemukan sumber air. Semuanya dalam perjalanan, proses.
Sampai sekarang aku belum melihat satu pun peraturan atau pernyataan Paus Yohanes Paulus II--terpilih sebagai Paus yang ke-264 pada 16 Oktober 1978--yang bertentangan dengan Injil. Sebagai penerus Tahta Petrus yang ke-263, dia melakukan begitu banyak hal kepada dunia--bukan pada umat Katolik dan Kristen saja.
Paus yang berasal dari keluarga sederhana ini tak berhenti mengajar setiap orang untuk berdamai dan berdoa. Dia juga Paus yang pertama kali meminta maaf atas kesalahan Gereja Katolik pada kaum Yahudi. Memasuki sinagoga di Kota Roma, Italia, dan sebuah masjid di Maroko.
"Apakah Paus itu suci sehingga dia dipanggil Bapa Suci? " Begitu antara lain pertanyaan yang sering datang padaku. "Dia manusia seperti Petrus, saya, dan kamu. Tugasnya menggembalakan umat dan menjadi pelayan itulah yang suci."
Aku bahkan tak pernah bertemu langsung dengan Paus. Tapi, aku menghormati Papa dengan cara yang khusus dan spesial. Aku jadi ingat ketika gerejaku ulang tahun. Julius Kardinal Darmaatmadja datang dan memberi berkat pada setiap umat. Biasanya kardinal yang Uskup Agung Jakarta ini memberi tangannya agar kita mencium cincin uskupnya.
Saat itu, dalam hati aku bilang, ah dia manusia biasa kenapa aku harus mencium tangannya segala. Ketika kardinal yang dikawal beberapa pemuda itu mendekati kursiku aku tetap diam. Kemudian, rombongan ini berhenti dan tanpa sadar aku seperti tersihir untuk berdiri dan mencium tangannya dengan hormat. Saat itulah aku melihat sorot mata Bapa Uskup yang begitu teduh dan damai. Aku ingin berlama-lama dalam pelukannya.
Aku merasa jarum jam berputar lebih, lebih, dan lebih lambat dari biasanya. Ketika tersadar aku berdiri dan tetap berdiri memandang wajah Bapa Kardinal hingga dia benar-benar menghilang dari pandanganku. Aku seperti diingatkan bahwa menghormati manusia yang dipilih oleh Tuhan dan didoakan terus-menerus bukan hal yang salah. Seperti itulah hubunganku dengan Papa. Aku mencintainya dan menghormatinya karena perbuatan kasih dan sorot kerendahan hati di matanya.
Apakah Paus tidak berdosa? Ya, nggaklah, selagi ada darah dan daging. Tapi aku percaya dia dipilih Tuhan. Paus Yohanes Paulus II tak berarti apa-apa tanpa Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Hanya kuasa Allah yang memampukan Paus memimpin 1,1 miliar umat Katolik Roma sedunia. Aku merasakan arti kesatuan keluarga kerajaan Allah yang nyata. Bahwa saat ini aku bersama saudara-saudaraku yang lain sedang menyerahkan Bapa Suci pada tangan Tuhan. Seperti juga kalimat yang selalu Paus ucapkan, Totus Tuus ego sum (Seluruh diriku untuk-Mu).
a
Hari ini aku sibuk menerima dan membalas pesan singkat. Breaking news CNN: Paus Paulus Yohanes II telah berpulang.... Tanpa dikomando aku langsung membuka situs CNN. Tidak seperti biasanya, butuh beberapa waktu untuk membuka situs CNN. Sambil menunggu aku mendekati televisi dan mencari saluran CNN. Belum sempat menemukan saluran televisi milik raja media asal Amerika Serikat, Ted Turner, aku sudah meneruskan pesan ini ke salah satu teman dengan nama depan A.
Saat situs CNN terbuka aku kaget. Ternyata Papa belum meninggal tapi sempat kritis Kamis malam silam. Juru Bicara Takhta Suci Vatikan Joaquin Navarro-Valls mengatakan, kondisi Bapa Suci memburuk akibat gagal jantung dan shock. Sebelumnya, pemuka agama yang selalu mencium tanah setiap wilayah yang dikunjungi ini sempat mengalami demam tinggi akibat infeksi saluran kemih, kemarin. Tapi, hari ini, Santo Bapa asal Polandia ini dikatakan sudah dalam kondisi stabil dan telah mengikuti misa pagi pukul 06.00 waktu Vatikan sana.
Sri Paus juga telah menerima sakramen pengurapan orang sakit yang diberikan pada saat menjelang ajal. Namun, kata Valls, bukan berarti tidak ada harapan hidup lagi bagi Bapa Suci. Iya, aku juga setuju. Ayahku sudah dua kali menerima sakramen ini, tapi masih tetap diberi napas kehidupan dari Allah yang Maha Baik sampai detik ini.
Sambil membaca sms yang bersambung itu, aku mencoba mencari di situs lain. Intinya sama, Pope dalam kondisi kritis. Sampai sms ke-empat, aku baru yakin sedang jadi bulan-bulanan April Mop. Kasihan banget temanku yang A itu. Untunglah dia balik menanyakan kebenaran berita itu. Aku langsung meluruskan berita itu sambil memberikan kabar terbaru. Tanpa malu-malu aku mengaku saja mem-forward sms ke dia sambil menangis. "Aku juga sedih Paus sekarat. Ini pasti ulah mafia pulsa, bayangkan dia dapat untung berapa dari sini," kata temanku.
Adikku sampai dua kali telepon dan memastikan lagi lewat sms. Kakak sepupuku malah mendapat kabar di gereja ketika misa Jumat pertama. Bayangkan saja, mereka sudah berdoa... Ah Tuhan kan tahu :) Gawatnya lagi, abangku--yang sering banget mengerjai orang saat April Mop--juga ikut-ikutan meneruskan kabar bohong ini.
Temanku berkali-kali menertawakanku. Kata dia, nggak apa-apa kan kalau Paus meninggal. Iya, benar. Memang nggak apa-apa kalau Paus meninggal. Seperti kata Rasul Paulus, "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." (Filipi 1:21) Persoalannya, Paus belum meninggal. Menyebarkan berita bohong kan dosa.
Dengan sedikit kesal aku membalas sms pertama itu. "May God bless you! Happy April Fool! Watch out with your tricks!" Seperti yang aku duga, si penyebar sms ini langsung meneleponku. Tapi, aku tidak menggubrisnya. Dia meneleponku dua kali.
Hari ini, perasaanku begitu naik turun. Jantungku sempat berdetak pelan dari biasanya hanya dalam hitungan menit. Aku tak tahan menyembunyikan air mata. Ketahuan lagi sama Dian dan Jamak yang duduk bersebelahan meja denganku :) Malu deh kepergok menangis di April Fool!
Mungkin aku norak. Biarkan saja. Ada banyak hal dalam hidupku yang norak. Nggak masalah :)
Aku memang mengikuti betul pemberitaan tentang Paus yang sering meneteskan air mata saat bersama anak-anak ini. Khususnya setelah kondisi kesehatan pemilik nama asli Karol Jozef Wojtyla itu memburuk. Aku juga tahu bahwa sebentar lagi Papa akan pergi. Aku bilang pada Dian, temanku, bahwa perasaanku mengatakan bahwa Bapa Suci akan meninggal pada Minggu.
Sebenarnya, aku sering menghindari pembicaraan yang terlalu dalam tentang Paus. Sebab, ada beberapa teman yang tampak antipati pada paus. Aku ingat ketika study Bible dengan beberapa teman dari sebuah gereja. Aku mundur perlahan saat memasuki pasal Gereja.
Mereka--aku sendirian dibimbing tiga teman--mempersoalkan posisi paus. Salah satu pembimbingku mengatakan kepala gereja adalah Kristus bukan Paus. Benar. Memang begitu selama ini. Aku tidak pernah berdoa dalam nama Paus :) Aku juga tidak memuji dan menyembah Paus seperti aku memuji dan menyembah Bapa, Putera, dan Roh Kudus.
Tapi, aku percaya sekali bahwa penunjukan Petrus sebagai gembala oleh Yesus juga bukan main-main. Bukan sembarangan. And I say also unto thee, That thou art Peter, and upon this rock I will build my church; and the gates of hell shall not prevail against it. (Sebab itu ketahuilah, engkau adalah Petrus, batu yang kuat. Dan di atas alas batu inilah Aku akan membangun gereja-Ku, yang tidak dapat dikalahkan; sekalipun oleh maut!) Matius 16:18.
Kenapa manusia tidak percaya pada manusia? Padahal, Yesus mempercayakan gereja pada Petrus yang menyangkal-Nya tiga kali. Yesus percaya pada Petrus yang memotong telinga salah satu pengawal yang menangkap-Nya di Taman Getsemani. Kenapa aku tidak bisa dan mau dipimpin oleh seorang manusia?
Benar bahwa dalam sejarah gereja pernah terjadi penyimpangan. Ada paus yang melupakan domba-dombanya dan bermain mata dengan penguasa. Tapi, apakah penyimpangan lantas menghapus pesan Yesus tentang Petrus sebagai gembala, sebagai kepala gereja? Kenapa Petrus yang keras kepala dan kurang iman itu--sempat berjalan di air namun jatuh karena kurang percaya--yang justru disebut batu karang?
Apakah gereja terus-terus terpuruk? Pemimpin-pemimpinnya terus bersahabat dengan penyimpangan dan kemaksiatan? Tidak. Sebagai umat yang sedang berziarah menuju rumah TUHAN, tentu saja perjalanan tak mulus terus. Kadang berhenti, menembus semak belukar, mendaki bukit, terjebak dalam hutan belantara, dan menemukan sumber air. Semuanya dalam perjalanan, proses.
Sampai sekarang aku belum melihat satu pun peraturan atau pernyataan Paus Yohanes Paulus II--terpilih sebagai Paus yang ke-264 pada 16 Oktober 1978--yang bertentangan dengan Injil. Sebagai penerus Tahta Petrus yang ke-263, dia melakukan begitu banyak hal kepada dunia--bukan pada umat Katolik dan Kristen saja.
Paus yang berasal dari keluarga sederhana ini tak berhenti mengajar setiap orang untuk berdamai dan berdoa. Dia juga Paus yang pertama kali meminta maaf atas kesalahan Gereja Katolik pada kaum Yahudi. Memasuki sinagoga di Kota Roma, Italia, dan sebuah masjid di Maroko.
"Apakah Paus itu suci sehingga dia dipanggil Bapa Suci? " Begitu antara lain pertanyaan yang sering datang padaku. "Dia manusia seperti Petrus, saya, dan kamu. Tugasnya menggembalakan umat dan menjadi pelayan itulah yang suci."
Aku bahkan tak pernah bertemu langsung dengan Paus. Tapi, aku menghormati Papa dengan cara yang khusus dan spesial. Aku jadi ingat ketika gerejaku ulang tahun. Julius Kardinal Darmaatmadja datang dan memberi berkat pada setiap umat. Biasanya kardinal yang Uskup Agung Jakarta ini memberi tangannya agar kita mencium cincin uskupnya.
Saat itu, dalam hati aku bilang, ah dia manusia biasa kenapa aku harus mencium tangannya segala. Ketika kardinal yang dikawal beberapa pemuda itu mendekati kursiku aku tetap diam. Kemudian, rombongan ini berhenti dan tanpa sadar aku seperti tersihir untuk berdiri dan mencium tangannya dengan hormat. Saat itulah aku melihat sorot mata Bapa Uskup yang begitu teduh dan damai. Aku ingin berlama-lama dalam pelukannya.
Aku merasa jarum jam berputar lebih, lebih, dan lebih lambat dari biasanya. Ketika tersadar aku berdiri dan tetap berdiri memandang wajah Bapa Kardinal hingga dia benar-benar menghilang dari pandanganku. Aku seperti diingatkan bahwa menghormati manusia yang dipilih oleh Tuhan dan didoakan terus-menerus bukan hal yang salah. Seperti itulah hubunganku dengan Papa. Aku mencintainya dan menghormatinya karena perbuatan kasih dan sorot kerendahan hati di matanya.
Apakah Paus tidak berdosa? Ya, nggaklah, selagi ada darah dan daging. Tapi aku percaya dia dipilih Tuhan. Paus Yohanes Paulus II tak berarti apa-apa tanpa Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Hanya kuasa Allah yang memampukan Paus memimpin 1,1 miliar umat Katolik Roma sedunia. Aku merasakan arti kesatuan keluarga kerajaan Allah yang nyata. Bahwa saat ini aku bersama saudara-saudaraku yang lain sedang menyerahkan Bapa Suci pada tangan Tuhan. Seperti juga kalimat yang selalu Paus ucapkan, Totus Tuus ego sum (Seluruh diriku untuk-Mu).
a